Di markas yang lain. Letaknya sama juga di hutan. Namun, hutannya tidak sama dengan hutan yang ditempati oleh Raj, hutannya lebih tertutup, tepatnya sangat seram dan belantara. Yang meninggali hutan itu adalah Santa, sahabat Raj yang sudah menjadi musuh Raj dalam satu tahun ini. Ia sekarang duduk di atas batang kayu yang panjang dan lebar, batang kayu itu digoyangkannya, tangannya mengepal karena merasa gagal untuk membunuh anak buah Raj. Dia menggeram teringat senyuman manis kekasihnya yang sudah ia bunuh. Lalu berteriak keras sembari mengumpat.
"Siaaaaal gara-gara Raj, aku terpaksa membunuh wanita yang aku cintai, kenapa, kenapaaaa! Kenapa kamu malah rela mati gara-gara dia, kenapaaaaa!" Teriakan itu membuat teman yang dekat dengannya mendekat dan menepuk bahunya pelan. Berusaha menenangkannya.
"Sudahlah, jangan dipikirkan lagi, cewek kan masih banyak di dunia ini, misalnya itu ada Rosi, Sandra yang ada di geng mafia kelas kakap, mereka semua sangat menggoda dan menggiurkan, pastinya akan suka kepadamu," balas teman Santa yang bernama Silver. Silver itu adalah orang yang tangguh dan tak gampang menyerah untuk mewujudkan keinginannya, dari dulu dia sangat iri kepada Raj karena terus disegani oleh semua orang termasuk Santa, bahkan dulu Silver hanya dipandang sebelah mata oleh Santa, tapi sekarang karena insiden ini membuat dia beruntung dan memanfaatkan keadaan dengan memberikan bumbu sedikit supaya kedua persahabatan itu semakin saling membenci, dan terpecah belah. Akhirnya kini benar-benar putuslah hubungan kedua sahabat itu.
Santa tak membalas ucapan Silver. Namun, ia tersenyum. Makna senyuman itu mengandung arti yang tak biasa. Dia pun bangkit dari duduknya, berdiri dan berjalan mondar-mandir, memukuli tangannya sendiri seolah-olah tangan itu adalah Raj, musuhnya.
Silver yang penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Santa, dia pun bertanya. "Kamu mau ke mana, Santa? Apa mau mencoba menghajar, Raj lagi? Bukankah kamu waktu itu kalah dengannya? Bahkan bela diri, Raj tak sebanding dengan bela dirimu, lalu apa kamu mau mengantarkan nyawa ke sana hah! Haha," tawa Silver itu membuat Santa mengamuk. Karena menurut Santa, tawa Silver bersifat menghinanya. Bahkan dia sudah berkacak pinggang dan matanya melotot.
"Apa kamu bilang? Kamu menghinaku hah! Seenak jidatmu kamu membelanya, pergi sana! Temani, Raj, jangan menemaniku lagi kalau kamu berniat membelanya, memang kamu teman tak setia, siapa yang cemen hah! Aku tidak takut sama sekali dengan, Raj sialan itu!"
Silver selalu bisa membuat Santa terbakar habis hatinya, itu berarti rencananya semakin merasuk ke dalam jiwa Santa, bahkan tiada kesempatan lagi untuk Raj misalnya kalau nanti berniat baikan kepada Santa.
"Hehe bukannya aku menghinamu, Santa, tapi kita harus memikirkan strategi matang-matang dulu, aku juga tidak mau kamu mati konyol di tangannya, pokoknya kita harus selalu latihan bela diri terlebih dahulu, agar tak kalah dengan, Raj," balas Silver yang kali ini sudah diangguki oleh Santa karena dia sudah mengerti, pikirannya sudah tercerna dengan baik.
Namun, Santa sebenarnya ingin tau apakah Raj sudah sembuh dari kecelakaan itu? Jadinya kini dia bergegas untuk pergi bersama Silver. Mengendap-endap ke arah Raj agar tau perkembangan dia, awalnya Silver menolak ajakan Santa, tapi keyakinan Santa membuat Silver akhirnya menyetujuinya, dari pada terus membanta Santa dan dia semakin sebal kepadanya, lebih baik dia menuruti saja dan mengalah kepadanya.
'Kali ini aku mengalah dan mengikuti aturanmu, Santa, tapi jangan harap lain kali kamu menjadi bos buatku.' Batin Silver yang berjalan di belakang Santa bersama anak buah satunya lagi. Menatapi Santa dengan wajah yang datar seperti es.
Lama mereka berjalan dengan mengendarai motornya ke arah hutan tempat Raj berada. Mereka memang saling tau markasnya masing-masing di mana, jadinya sangat mudah untuk berantem, meskipun sudah berpindah-pindah tempat, tapi pastinya akan terus tau, berkat saling memata-matai, dan akhirnya diputuskan untuk menetap saja, lagian sudah kebal dan tidak ada rasa takut lagi, jadi dibiarkan saja, kalau pun perang ya tinggal perang saja, tidak usah banyak mulut dan langsung saja tancap. Begitu pikir mereka masing-masing, bahkan kadang saling mengintai tiada habisnya, entah sampai kapan semua ini akan berakhir.
Padahal berulangkali Raj mengajak damai Santa, tapi tetap saja tak diresponnya, bukan karena Raj takut kepadanya, melainkan Raj tidak ingin lagi ada yang terluka karena kesalahpahaman yang terus berkelanjutan ini, dia ingin damai seperti dulu lagi. Indah apabila dipandang oleh mata dan bisa membasmi kejahatan bersama, tapi sayangnya Santa sudah sangat kalap jadi sudah sangat tidak mungkin diajak untuk berdamai, jadinya Raj memutuskan untuk sangat waspada kepadanya, kalaupun Santa sangat keterlaluan, barulah Raj juga akan bertindak dengan sekuat tenaga.
Kini akhirnya Santa berada di hutan, tepat di mana Raj berada. Dia yang sudah turun dari motornya, berjalan mengendap-endap ke arah Raj berada, bersama Silver teman yang selalu di sampingnya. Setelah itu keduanya mengintip Raj dan anak buahnya, mengintip di balik semak-semak. Menurut keduanya itu, mau mendengar apa yang akan Raj rencanakan selanjutnya.
Ternyata Raj tidak melakukan apa-apa, dia hanya duduk di atas pelepah pisang dan melamunkan dengan memegangi dadanya yang masih terasa nyeri akibat bekas operasi itu. Dia terjingkat ketika mendengar suara panggilannya, lalu meraih ponsel itu dan mengangkatnya, tanpa melihat siapa yang memanggilnya.
"Halo, ya ada apa?" tanya Raj, yang ia kira seseorang yang meneleponnya itu adalah anak buahnya, tapi dia tersentak ketika yang meneleponnya adalah Yelin. Si cewek psikopat gila yang terus mengganggunya itu dengan risihnya.
"Yelin? Kamu lagi, kamu lagi, ada apa? Apa ada yang ketinggalan? Apa jejak kakimu ketinggalan didekatku? Kenapa kamu ini selalu menggangguku, sudah pergi sana, aku akan mematikannya." Raj terus mengoceh dan dibalas tawa oleh Yelin. Yelin baru saja mau membalas ucapan Raj, tapi Raj sudah mematikan ponselnya karena menurutnya sungguh tidak penting. Ponsel pun dimasukkan kembali ke dalam sakunya dengan wajah yang ditekuk.
Terry yang melihat Raj seperti itu, dia pun bertanya. "Ada apa, Bos? Siapa yang menelepon? Apa ada bantuan penting atau lainnya?"
"Enggak ada yang penting, ini tadi cewek gila, dia yang membuatku seperti ini dan menolongku juga, pokoknya benar-benar gila cewek ini, gak tau aku maunya apa, yang lebih parah namanya itu lucu, Y siapa tadi." Raj yang melupakan nama Yelin, dia pun mengeluarkan ponselnya kembali dan akhirnya tau setelah membaca nama yang ada di ponselnya itu.
"Iya dia namanya Yelin, aneh kan namanya hmmmm," lanjut Raj lagi dengan menggema seperti protes kepada Terry.
"Apa, Bos mencintainya?" Mendengar ucapan Terry, Raj langsung menimpuk Terry dengan pelepah pisang yang lainnya, membuat Terry tertawa dan membentuk jari V tanda permintaan maaf.
Santa yang mendengar itu langsung berceloteh lirih. "Yelin?"