webnovel

Mencari Keberadaan Nada

Alex berusaha untuk membungkam mulutnya setelah ia menyadari apa yang ia perbuat, ia lupa karena mencuci tangan di saat yang tidak tepat. Ia pikir, Bela sudah keluar dari kamar Nada, namun ternyata belum.

Sebisa mungkin ia berusaha untuk mencari tempat sembunyi, karena luas kamar mandi milik nada tidak terlalu besar, dan juga tidak memiliki banyak tempat sembunyi yang berukuran cukup untuk menyembunyikan dirinya.

Terdengar juga suara Bela yang bertanya kepada Nada mengenai apakah ada sesuatu di kamar mandi, dan jelas itu membuatnya otomatis terdiam.

Sekitar beberapa menit kemudian, sampai sekiranya Alex merasa kondisi sudah aman, ia mulai melangkahkan kakinya menuju pintu kamar mandi. Namun anehnya, ia tidak kunjung mendapati Nada yang menghampirinya.

Alex mulai membuka pintu kamar mandi, dan mulai menyembulkan kepalanya keluar untuk melihat apakah situasi sudah aman atau masih mengharuskan untuk dirinya bersembunyi.

Satu yang langsung menyambut Alex, itu adalah ruang kamar Nada yang hampa, sunyi, dan damai seperti tidak memiliki kehidupan.

"Kemana perginya Nada? Bukankah seharusnya dia di kurung di kamar? Tapi, aku sama sekali tidak melihatnya di sini. Tidak mungkin juga dia nekat keluar yang sudah jelas kondisi di luar sana sedang hujan dengan cukup lebat."

Tubuh Alex sudah sepenuhnya keluar dari ruang kamar mandi. Sampai pada akhirnya ia kebingungan, tidak ada sosok yang ia cari.

Tiba tiba saja, Firasatnya berubah menjadi buruk. Secara tidak langsung, pikirannya langsung tertuju pada cermin yang sempat berniat untuk iya pindahkan. Dan pada akhirnya, Alex menolehkan kepala ke arah cermin yang ia maksud.

Orang awam sepertinya yang bukan target para 'makhluk' yang konon katanya menjadi penunggu di dalam cermin, tentu saja tidak akan bisa melihat apa yang terjadi. Bahkan, baginya untuk masuk ke dalam cermin pun seperti sebuah kemustahilan.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak memiliki rencana yang bagus."

Alex mengajak mengajak rambutnya seperti frustrasi. Namun, ia sama sekali tidak ingin membuang buang waktu hanya dengan berfikir hal yang sudah jelas tidak akan ia mengerti. Dan pada akhirnya, ia memilih untuk berlari ke arah sudut ruangan tempat nada dan dirinya duduk tadi. Ia langsung mengambil buku milik ibunya.

"Apa yang harus aku lakukan?" Keringat dingin sedikit demi sedikit mulai terlihat di pelipis Alex, terlihat kalau dirinya memang benar benar ketakutan karena ia tidak ingin terjadi sesuatu kepada Nada.

Setelah membolak-balikkan halaman buku yang penuh dengan tulisan, bahkan ada tulisan kuno yang tidak ia mengerti, sampai pada akhirnya ia melihat sebuah gambar cermin yang sama persis dengan yang berada di kamar Nada. Ia membaca dalam penjelasan tersebut, bahwa manusia biasa bisa saja masuk ke dalam cermin. Tapi dengan satu syarat, ia harus memiliki salah satu benda milik 'makhluk' tersebut yang tidak sengaja masuk ke dunia manusia.

"Apa apaan ini? Syarat seperti ini, dari mana aku bisa mendapatkan benda tersebut?"

"Apa tidak ada jalan lain selain ini?"

"Hari sudah mulai gelap, dan kemungkinan besar peluang makhluk jahat yang sama sekali belum pernah kulihat, memiliki hasrat yang lebih besar daripada waktu di pagi atau siang hari."

"Ah tampaknya aku sudah sok tahu mengenai hal ini."

Alex berfikir keras sambil kembali membolak-balikkan buku halaman yang berada di genggaman tangannya. Ia berusaha mencerna apa yang berada di penjelasan tersebut sampai pada akhirnya ia mendapatkan kesimpulan, bahwa... Ternyata portal cermin tersebut bisa terbuka secara bebas dan menentukan target mereka yang termasuk orang spesial dikarenakan benarnya ada kutukan yang berada di rumah ini.

Ciri-ciri target spesial pun dijelaskan di buku yang selama ini disimpan oleh ibunya. Nada memiliki sesuatu yang memang diincar oleh makhluk tersebut, tapi entah mengapa Alex tidak menemukan jawaban apa yang dimaksud 'sesuatu' tersebut.

"Makhluk ini sangat jelek, tidak pantas untuk merenggut banyak nyawa di setiap tahunnya."

Alex bukanlah laki-laki yang takut dengan hal hal yang berbau horor. Bahkan, ia tidak takut dengan rupa makhluk halus, itu adalah salah satu kelebihan yang ia miliki. Namun sayangnya, ia tidak bisa lihat 'mereka'.

"Nada, tolong cek kembali apakah Ayahmu sudah pulang atau belum?"

Mendengar suara dari luar kamar yang merupakan suara bila, tentu saja kali ini Alex bertambah menjadi dua kali empat merasa takut. Tidak, ia bukannya takut akan dimarahi oleh Bela jika ketahuan berada di kamar nada secara diam diam. Namun, ia takutnya nanti Nada kembali berada di dalam masalah.

Namun, Alex tidak mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat. Pertanda, Bela hanya menyuruh Nada dari luar kamar tanpa berniat untuk masuk.

Satu hembusan nafas lega pun keluar dari mulut Alex. Namun, sisah nafas lainnya mulai membiay tercekik di tenggorokan karena ia masih merasa khawatir dengan keberadaan Nada.

Di dalam cermin, nada menatap mata jadi yang sejujurnya sangat menakutkan di matanya. Tapi tenang saja, itu bukanlah hal penting yang harus kita takuti saat ini.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan?"

Jade tertawa dengan sangat menyeramkan khas seorang iblis yang tertawa puas, entah untuk mengekspresikan apapun itu.

"Hentikan tawamu, nanti mereka akan tahu kalo aku ada di sini. Begitupun dengan mu, mereka masih mengincar mu, iya kan?"

"Ya, mereka tidak akan puas sebelum tubuh ku telah tidak tersisa dan hanya menyisakan arwah ku yang tak tenang."

Mendengar itu membuat nada seperti matirasa, tubuhnya pucat dan terasa dingin. Memangnya, siapa yang tidak takut membayangkan apa yang akan terjadi di masa selanjutnya? Apalagi, ia akan menjadi target makhluk yang menyeramkan.

"Aku lebih baik keluar dari tempat yang tidak masuk akal dan seperti neraka ini, bawa aku keluar kembali ke dunia ku."

"Huh, tidak ingin melanjutkan jalan-jalan?"

Nada mengernyitkan alisnya. "Kau tampak menyeramkan, aku tidak menyangka akan berteman dengan mu, Jade."

"Sebelumnya aku juga manusia seperti mu, bodoh. Aku tidak ingin kamu memiliki nasib seperti ku," balas Jade sambil menghembuskan napasnya. "Jadi, paham dengan apa yang ku katakan pada mu?"

"Mungkin? Aku sendiri seakan tersesat di dalam pikiran ku."

Jade menganggukkan kepala, mengerti. Kepalanta bahkan hampir putus. Manusia disiksa, namun rasa sakitnya sudah menghilang 50% dari 100% perasaan manusia.

"Baiklah kalau kamu ingin kembali, pikirkan kemana kamu akan pulang dan aku akan mewujudkannya."

"Bisa begitu?"

"Tentu, kenapa tidak? Lakukanlah."

Nada mulai memejamkan kedua bola matanya, ia memikirkan jika saat ini sudah kembali berada di kamarnya yang tenang.

"Buka mata mu, Nada."

Mendengar suara Jade yang sudah menyerupai seperti bisikan, menjadikan Nada membuka matanya kembali dengan tubuh yang seperti di guncang oleh seseorang.

"Bangun, bodoh, bangun. Kamu mati suri?"

Itu adalah suara Alex, dan kini Nada sudah sepenuhnya membuka kedua bola mata. Di tatap laki-laki tepat di hadapannya, ia kerasakan kepalanya yang pening. "Akhirnya aku kembali."

"Ya, kamu habis dari mana saja? Ku khawatir dengan keberadaan mu."

"Aku… sedikit berjalan-jalan di dunia cermin yang menyeramkan."

Next chapter

Bab berikutnya