webnovel

LIU | 12

Saat ini Gavin dan Yervant adiknya sedang berada dalam situasi dimana tidak ada percakapan diantara mereka. Sementara mereka sendiri tenggelam dalam pemikiran mereka masih-masing.

Kalau kata mereka yang menyukai sesuatu yang berbau imajinasi atau sesuatu yang berbau drama, film, cerita yang beragam genre, dan sejenisnya itu namanya halu, halusinasi. Mereka sedang berada dalam fase halusinasi.

Padahal tidak, mereka sedang tenggelam dalam pemikiran mereka yang ribet dalam menghadapi hari ke depannya. Padahal pemikiran mereka itu seharusnya tidak perlu untuk dipikirkan mengingat tidak ada yang bisa menebak bagaimana hari untuk ke depannya. Bisa saja kalian mengalami sesuatu yang tidak terduga besok harinya ataupun besok harinya, begitu seterusnya.

Bercanda.

Mereka saat ini sedang terhanyut dalam permasalahan yang sedang mereka hadapi dalam dunia bisnis. Ya, mereka sudah bekerja di perusahaan keluarga mereka yang turun temurun dengan hak penuh atas nama Gavin. Yervant sendiri hanya mendapatkan villa dan ia bekerja di tempat kakaknya, Gavin. Lebih tepatnya ia bekerja sebagai COO (Chief Operating Officer) dimana profesi tersebut berperan sebagai jembatan penghubung antara CEO dan karyawan, begitu pula sebaliknya.

Itu permintaan Yervant, ia memberikan kakaknya memegang penuh perusahaan inti beserta cabangnya keada sang kakak. Ia hanya meminta villa sebagai hak miliknya dan kedua orang tua mereka menghargai keputusan sang anak walaupun sebenarnya kedua orang tua mereka juga ingin Yervant sebagai pemimpin dalam perusahaan mereka. Walaupun kita semua tahu itu hal yang mustahil karena dalam dunia bisnis ini hanya memerlukan satu pemimpin saja. Ya, itu tidak sepenuhnya benar karena pada dasarnya seorang pemimpin membutuhkan orang lain dalam memimpinnya atau bisa dikatakan membimbingnya. Bisa dikatakan sebagai orang yang berada di belakang layar. Kalau dalam dunia game itu semi core atau pemimpin.

Seperti yang orang-orang ketahui bahwa siapa saja yang berhubungan bahkan sampai menjalin ikatan bersama keluarga Fritz akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa, seperti pemberian saham. Keluarga Fritz itu kekayaannya di luar akal sehat manusia, kalau kata mereka yang melihat dari sudut pandang yang berbeda.

Maka dari itu, tidak mungkin keluarga Fritz yang menjalin ikatan hubungan keluarga dengan keluarga Lais tidak mendapatkan apapun. Keluarga Lais sendiri juga tidak kalah kaya dengan keluarga Fritz. Jadi, orang tua Gavin dan Yervant memberikan villa pada Yervant dimana mereka tidak hanya memberi satu villa saja. Mereka memberikan seluruh villa kepada Yervant walaupun pada awalnya Yervant tidak menyetujuinya.

Katanya, ia hanya perlu satu villa saja sebagai tempat persinggahan untuk keluarga kecilnya nanti.

Melihat orang tuanya yang memaksanya untuk menerima tawaran tersebut, Yervant hanya pasrah dan menyetujui permintaan dari orang tuanya itu.

Orang tuanya itu tidak ingin anaknya hanya mendapatkan sedikit harta kekayaan dari keluarga mereka. Orang tuanya tidak mau orang lain memandang anaknya sebelah mata mengingat dunia ini semakin kejam dari waktu ke waktu. Terutama dalam dunia bisnis dimana orang-orang mengenal keluarga mereka.

Terlalu hanyut dalam pemikiran mereka sampai mereka tidak menyadari kehadiran bibi Lee yang baru saja datang dengan membawa beberapa cemilan serta minuman.

Bibi Lee meletakkan makanan tersebut dengan hati-hati tanpa harus mengganggu orang yang ada di depannya itu. Sampai ia dapat mendengar teriakan seseorang yang begitu ia kenal.

Gray

Orang yang tadinya takut akan kehadiran sang sepupu. Tidak tahu apa yang terjadi, kini Gray seakan sudah kenal sangat lama dengan sepupunya itu. Mungkin efek dari perkataan Gavin saat mereka berada di rumah sakit atau mungkin ada hal lain yang dapat membuatnya berubah begitu drastis.

"Vinvin!" Panggilnya menggelegar membuat orang yang berada di ruangan itu tersentak kaget tanpa terkecuali.

Gavin yang tersentak kaget itu langsung menoleh ke arah Gray yang memanggil namanya.

Sungguh luar biasa teriakan anak satu itu sampai mampu membuyarkan pikirannya tentang bagaimana permasalahan yang sedang perusahaannya alami, walaupun permasalahannya tidak begitu besar.

"Ada apa?" Tanya Gavin yang saat ini melihat ke arahnya menuntut jawaban karena sudah berani membuyarkan seluruh pikirannya tentang rencana apa saja yang akan ia ambil untuk ke depannya dalam menghadapi permasalahan yang ada pada cabang perusahaan.

"Hehehe~. Tidak ada. Aku hanya--" Jawabnya tergantung saat melihat ada sosok lain yang sedang duduk di sebelah Gavin.

Gavin yang melihat itu langsung mengarahkan pandangannya ke arah dimana mata Gray tertuju.

Ah, dia paham sekarang. Gavin sangat tahu apa yang ada di dalam benak Gray, pria tampan yang jatuhnya cantik itu yang baru saja ia temukan hari ini. Orang yang selama ini ia cari tahu dan sekarang sudah mulai menerima, lebih tepatnya mulai terbiasa akan keberadaannya dimana dapat dilihat dari bagaimana cara ia berkomunikasi dengannya.

"Dia Yervant, adikku." Katanya singkat menjelaskan siapa yang ada di sampingnya berpikir bahwa itu dapat membuat rasa penasaran yang ada pada Gray menghilang.

Gray? Tentu saja ia tahu itu Yervant Lais adik dari Gavin, anggota keluarga Lais. Ia hanya sedikit tidak percaya kalau ia akan bertemu dengan adik Gavin secepatnya. Padahal ia tahu betul dimana ada Gavin, di situ ada Yervant. Ah, sepertinya ia melupakan fakta seperti itu.

Yervant sendiri sama hal nya dengan Gray yang terkejut dengan keberadaan orang asing yang berada di kediaman keluarga Fritz itu dimana pada sesungguhnya hanya Yervant lah yang mengganggap Gray itu orang asing, berbeda dengan Gray yang sudah mengenal Yervant walau tidak pernah berkomunikasi.

"Hm... Dia Gray Chilla Fritz." Jelas Gavin membuat Yervant kembali terkejut.

Fritz? Itu tidak mungkin, pikirnya.

Kepintarannya juga tidak kalah jauh sama Gavin. Ia tidak bodoh untuk mengetahui bahwa orang yang membawa nama keluarga Fritz itu tidaklah banyak. Bahkan dapat terhitung dan semua orang juga mengenal setiap keluarga Fritz mengingat orang yang menyandang nama keluarga Fritz adalah orang-orang yang terpandang.

"Jangan bilang--"

"Nanti aku jelaskan semuanya." Kata Gavin yang paham betul apa yang ada dalam pemikiran adiknya itu walaupun ia tidak tahu betul fakta yang ada.

Walau demikian, ia paham dan tidak bodoh bahwa Gray memang anak dari pamannya. Anggota keluarga Fritz. Hal tersebut diperkuat dengan apa yang ia lihat serta dengar semua hal yang telah terjadi pada hari ini.

"Tidak, tidak, kau harus menjelaskannya sekarang padaku. Aku tahu betul bahwa paman tidak suka bahkan tidak mengizinkan orang asing masuk ke wilayahnya. Aku juga tahu betul bahwa paman hanya memiliki satu anak." Kata Yervant menuntut penjelasan pada sang kakak mengingat ini pertama kalinya ia melihat ada orang asing masuk ke wilayah pamannya itu serta orang asing itu juga memiliki nama keluarga yang sama dengan pamannya itu.

Sementara Gray hanya memasang wajah bingungnya, sungguh ia tidak paham apa yang dikatakan oleh sepupunya itu mengingat sepupunya itu bicara terlalu cepat membuatnya tidak dapat mencerna apa yang dikatakan oleh sepupunya itu. Gray memang pintar, namun tidak sepintar keluarganya. Ia lebih pintar dan mungkin berpengalaman dalam bidang seni terutama seni lukis.

Bab berikutnya