"Karena ke sana, jalan ke arah markasnya Santi cs"
Arinka melirik Sandy yang tengah menggaruk kepalanya.
"Gue sama Sandy ada urusan di sebelah sana. Tapi bukan berarti gue mau nyamperin Santi. Minggir lo!"
Temon melangkah ke samping dan memberi jalan pada Arinka. Ia tersenyum kecil. Arinka memang berbeda dengan gadis lain.
"Rin, gue jadi tambah yakin kalau si Temon suka sama lo"
"Lo nggak usah mikir yang aneh-aneh, San. Nggak mungkin. Lagian kalau pun iya dia suka sama gue, gue nggak akan terima."
"Kenapa?" tanya Sandy sembari menahan tawa.
Arinka memutar bola matanya malas. "Lo masih berani tanya?"
"Oke, oke. Yang jelas, apapun alasan lo pasti sama dengan apa yang gue pikirin."
"Lo tahu itu. Gue bukannya mau mandang fisik, tapi kelakuan dia bikin gue jengah. Dia sok jagoan, dan gue nggak suka."
"Eh, lo dicariin sama Temon. Katanya pulang sekolah mau nyerang anak Pelita."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com