webnovel

Pernikahan

"Saya terima nikahnya Alina Saputri binti almarhum Hendra dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai" ucap Reno lantang

"Bagaimana para saksi SAH?" ucap penghulu

"SAH" ucap para saksi dan hadirin yang hadir

"Alhamdulillah" ucap lagi penghulu dan dia memimpin doa.

Setelah berdoa Alina turun dari tangga didampingi oleh nenek Mirna. Alina sangat cantik dengan pakaian panjang bewarna putih dengan jilbab yang dikenakan. Reno tidak mengkedipkan matanya saat Alina datang dan duduk disamping Reno.

"Biasa aja liatinnya Ren" ucap nenek

Reno hanya tersenyum tidak enak.

Setelah itu Reno memasangkan cincin ke jari manis Alina dan mencium tangannya begitu pula dengan Alina mencium tangan Reno yang sudah menjadi suaminya.

"Terima kasih istriku" ucap Reno tersenyum ke Alina, tetapi Alina tidak membalas senyuman itu. Alina masih tidak menyangka dia akhirnya menikah walaupun tidak mencintainya.

Seseorang datang ke rumah itu melihat keadaan disekitarnya. Lalu pria itu mengambil ponselnya menelpon seseorang.

"Farah, sepertinya Alina hari ini menikah" ucap pria

"....."

"Oke, jadi gue gak perlu bertindak?"

"...."

"Baik lah. Gue pergi sekarang" Pria itu pergi meninggalkan rumah itu.

****************

Tante Rina, Lala, dan Digo berada di ruang tamu lalu Rina memberikan uang kepada Digo dengan wajah masam.

"Digo, ini uang sepuluh juta, awas aja kalau bisnis kamu gak lancar dan tidak kembalikan uangnya dalam waktu cepat, saya pastikan kamu tidak akan pernah bisa lari dari saya" ucapnya kepada Digo memberikan uangnya

Dengan tampang jahatnya Digo tersenyum. "Tenang aja Tan, aku pasti akan kembalikan uang ini dua kali lipat"

"Tuh bu, Digo akan kembalikan uangnya dua kali lipat. Senang kan bu?"

"Hmmm" gumam Rina

Kring kring kring...

Dering ponsel Tante Rina berbunyi, dia segera mengambil ponselnya.

"Tante kalau gitu saya permisi dulu" ucap Digo berpamitan dengan Rina

"Ha iya. Ingat ya pesan saya"

"Siap tante" Digo pergi dari rumah itu

"Bu, aku keluar bentar dulu ya, mau ada yang dibicarakan dengan Digo" ucapnya lalu menyusul Digo

"La... la jangan pulang malam - malam" Teriak Rina saat Lala pergi begitu saja.

Lalu Rina mengangkat ponselnya yang sedari tadi berbunyi.

"Hallo. Kenapa kamu telpon saya Farah" ucapnya geram

"Jangan marah - marah tante"

"Dari pada kamu telpon saya lebih baik kamu telpon orang tua kamu" teriaknya

"Tante, ada yang aku sampaikan ke tante"

"Apa itu?"

"Hari ini Alina menikah, padahal aku sudah memberitahunya untuk tidak menikah dengannya, tetapi dia keras kepala"

"Saya sudah tau! sebelum kamu memberitahu saya dulu!"

"Kenapa tante gak menghalanginya?

"Hei saya tidak peduli sama perempuan itu. Mau dia menikah ataupun mati sekalian saya tidak peduli. Paham kamu!!"

"Tante tap.."

Tut tut tut Sambungan terputus begitu saja

"Aarrgghhh kenapa sih susah banget mau membuat sengsara Alina. Kalau saja orang tua itu tau kalau Alina menikah dengan siapa pasti ludah dia akan dia ambil kembali...aaa menyebalkan" ucap Farah sambil memukul mukul tembok didepannya. Setelah itu dia masuk kedalam ruangan itu lagi.

****************

"Alina sekarang kamu tidur disini" ucap bibi Sumi mengantarkan Alina ke kamar Reno.

"Iyah bi terima kasih"

"Sama - sama" ucap bibi Sumi pergi dari kamar Reno.

"Hmm sejak kapan bik Sumi membereskan pakaiannya tiba - tiba saja sudah rapi saja dikoper" gumam Alina

Alina melihat - lihat kamar Reno sangat lelaki sekali dengan banyak piala dan foto - foto disini. Tapi ada satu foto yang menarik perhatiannya. Dia mendekati meja rias dan mengambil foto itu.

"Siapa perempuan ini? cantik sekali" gumamnya

Alina berpikir sejenak lalu dia tidak sengaja membalikkan foto tersebut terdapat tulisan nama.

"Maya?" bingung Alina

Klek

Reno masuk kekamarnya melihat Alina yang sudah ada di meja riasnya.

Alina kaget saat Reno masuk dan segera mempertanyakan foto tersebut. "Siapa Maya?" tanya Alina tetapi Reno hanya terdiam tidak berbicara apa - apa. Lalu Reno segera keluar dari kamarnya itu.

****************

Alina menuju ke dapur untuk mengambil minuman dia masih penasaran siapa itu Maya.

"Kenapa gak ada yang kasih tau aku ya tentang Maya? Oke kalau tidak ada yang mau memberitahu aku. Aku akan tanya bi Sumi, pasti dia tau" ucapnya sendiri.

Lalu ia mencari keberadaan bi Sumi yang lagi di taman belakang. Segera Alina menghampirinya.

"Bi" panggil Alina

"Eh, Alina ada apa?"

"Bi aku mau tanya boleh?" tanyanya

"Tanya apa?"

"Gini bi, tadi aku liat foto perempuan di kamar Reno terus aku liat tuh namanya Maya. Nah Maya siapa sih bi?" tanya Alina penuh harap

Wajah bibi langsung berubah jadi sedih. Dia tidak tau akan mulai bercerita dari mana. Bi Sumi tidak bisa memberitahukan Maya kepada Alina karena dia takut akan di marahi oleh majikannya.

"Maaf Alina, bibi gak bisa kasih tau kamu. Lebih baik kamu tanyakan saja pada nenek" ucapnya

"Kenapa memangnya bi?"

"Maaf Alina. Bibi kedalam dulu ya" ucap bibi Sumi langsung pergi meninggalkan Alina dengan rasa penasarannya.

****************

Reno tampak sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang sedang dipirkannya dia hanya mondar - mandir di ruang tamu. Tak lama nenek Mirna datang melihat cucunya sedang gelisah.

"Reno, kamu kenapa sih dari tadi mondar - mandir. Gak baik pengantin baru banyak pikiran" ucap nenek duduk dikursi

Reno lalu menghampiri neneknya yang duduk. "Nggak nek, Reno lagi pusing sama pertandingan bulan depan"

"Oh gitu. Oh iya ada yang ingin tanyakan ke kamu, apa Alina ada tanya tentang Maya?" tanyanya

"Nggak ada nek. Kenapa?" bohong Reno

"Tadi bi Sumi ada bilang ke nenek katanya Alina tanya tentang Maya. Apa kamu gak beritahu dia?"

"Jangan dulu lah nek, nanti ada masanya Reno akan cerita ke dia" ucapnya

Nenek hanya mengangguk.

"Kalau gitu Reno ke kamar ya" ucap Reno

Reno ingin bersiap - siap untuk tidur tapi sebelum itu Reno melakukan rutinitasnya dulu menggosok giginya. Reno yang akan mulai menggosok gigi mendengar suara air dari toilet, dia menaiki satu alisnya. Tiba - tiba saja Alina keluar dari toilet

"Ha!" kaget Alina saat melihat Reno dan mengelus dadanya.

"Kenapa lo disini?" tanya Reno

"Kamu kalau mau masuk ketuk dulu jangan langsung masuk aja" protesnya

"Ini kamar gue. Jadi gak perlu ketuk - ketuk pintu segala. Lo disini ngapain?"

"Mulai sekarang aku tidur dikamar kamu. Maksud aku nenek yang menyuruhku untuk tidur disini" ucapnya

"Tanpa nenek suruh juga, lo bakal tidur disini karena lo istri gue"

Reno mendekati Alina semakin dekat, Alina pun semakin terpojok akhirnya Alina mentok di dinding.

"Mau apa kamu?" tanyanya bergidik ngeri

"Aku mau kamu Alina. apa boleh?" goda Reno

Alina lalu menutup dadanya dia belum siap untuk melakukannya.

"Nggak boleh" ucapnya pelan

"Why? your my wife" ucapnya

"Nggak mau. Minggir aku mau lewat" ucap Sania

Reno semakin menggodanya dengan senyuman devilnya dan tatapan tajam.

"Minggir Reno!" teriaknya mendorong badan Reno lalu dengan cepat Alina keluar dari kamar mandi. Reno hanya tersenyum melihat wajah Alina yang ketakutan dan melanjutkan rutinitasnya.

Bab berikutnya