webnovel

Tindakan melecehkan

Pemandangan hancurnya seluruh kota terlihat di tempat yang sama dengan tempat berdirinya Paviliun Azure Wind.

"Apa yang dilakukan seorang pecundang disini? Membawa dunia dalam acara besar, tapi kau tidak berani menatapku saat ini. Sungguh, mongrel!"

Seorang pria berkulit gelap, dengan retakan rune ungu di sekujur tubuhnya, rambutnya memutih dan memanjang. Wajahnya berubah menjadi lebih ganas, sklera matanya menghitam, pupilnya berkilau keunguan, dan kedua telinganya meruncing. Terdapat armor tengu di bahunya, serta pakaiannya yang kebanyakan telanjang.

Dihadapannya adalah seekor naga timur berukuran raksasa. Panjang tubuhnya saja mampu membentang puluhan ribu mil jauhnya. Aura emasnya sangat megah dan mulia, mampu menyinari seluruh dunia dengan cahaya bawaannya.

Tapi keadaan naga itu sangat menyedihkan, hanya bisa meletakkan tubuhnya di tanah, tidak berani mengangkat kepalanya seinchi pun.

"Apa yang kau lakukan, dasar sialan! Bangun dan lawan dia! Kau adalah Naga Sejati, tidak mungkin kau diam saja seperti cacing ketakutan!"

Berdiri di atas kepala naga itu adalah seorang pemuda berdarah panas. Kakinya menginjak kepala naga itu dengan keras berulang kali, berniat memprovokasinya agar naga itu bisa melawan pria yang membuatnya takut. Tapi berbagai usahanya tidak bisa menggerakkan naga itu sedikitpun.

"Ahh~, bukankah ini sangat nostalgia? Aku penasaran bagaimana rasanya daging naga setelah tidak memakannya begitu lama~" Asheel berkata dengan main-main saat kehadirannya semakin mendekati naga itu.

Naga itu menggeliat ketakutan, merasakan teror terpendam dalam dirinya.

"Penguasa Kekacauan, penghinaan saat itu sudah cukup untuk kami. Kamu tidak bisa menjadi terlalu tidak masuk akal!" Naga itu meraung marah di sela-sela ketakutannya.

"Aku adalah pemburu dan kau mangsanya. Sekarang, si mangsa sudah ketakutan di hadapan pemburu. Jadi, bisakah kau bertingkah selayaknya dan berbaring dengan patuh?"

Mata ungu itu melotot, membuat suara mendesis yang mendorong seluruh dunia ke bawah. Tekanan tak terlihat turun ke seluruh kota, menyeret seluruh tubuh naga itu terpaku ke tanah.

"Penguasa Kekacauan...!"

"Bagus, bertarunglah untukku dan bunuh dia!" Chen Yang berteriak dengan semangat saat dirinya masih berdiri di atas kepala naga itu. Ekspresinya penuh kegilaan, sepertinya dia tidak peduli lagi bahkan jika harus mengorbankan seluruh isi kota asalkan bisa membunuh Asheel.

ROAAARRRRRRR!!!

Naga di bawah meraung, mengguncang seluruh langit hingga mengancam akan runtuh. Sepertinya naga itu terstimulasi oleh sesuatu, dan kekuatannya benar-benar meningkat.

"Haha, sungguh lucu melihat Dao Surgawi melakukan lelucon di depanku." Asheel tertawa terbahak-bahak.

Selanjutnya, dia hanya meremas tangannya ke depan, tapi dampaknya sungguh di luar nalar.

Gemuruh!

"Kau bahkan tidak sekuat leluhur naga yang kulawan di masa lalu, beraninya kau mengibaskan ekormu didepanku." Asheel mengeluarkan senyum mengancam saat dia menggerakkan tangannya lagi.

"«Doomsday of Calamity: Breakdown»

Whoosh!

Bayangan makhluk iblis kolosal humanoid terlihat mengambang di langit, menginjak kehampaan di atas seluruh kota. Tubuhnya sangat besar, dengan sepasang tanduk besar di kepalanya, serta otot tubuhnya yang keterlaluan.

Makhluk itu sangat mengerikan, membawa getaran teror yang mampu menekan jiwa semua makhluk. Akhirnya, tangannya bergerak, menyapu seluruh langit dalam satu gerakan, mendarat pada naga besar si tanah.

Crack!

Suara retakan kaca terdengar, meremas ruang dengan telapak tangan, seperti mencekik ular sampai mati. Kali ini, suara tulang ular yang hancur terdengar, menghancurkan seekor Naga Sejati seutuhnya.

Gedebuk!

Tubuh naga raksasa tergeletak di tanah tak bertenaga, seluruh bagiannya terpelintir di mana-mana, matanya sangat lemah, darah naga membasuh seluruh tubuhnya.

"Mati, seketika...?" Chen Yang bergumam tak percaya.

Bersamaan dengan hancurnya naga besar itu sampai mati, bayangan iblis yang menggantung di langit juga ikut menghilang.

Pertama-tama, alasan kenapa dia bisa memanggil naga juga tidak dia ketahui. Ledakan kekuatan di dalam dirinya yang tiba-tiba hampir membuatnya takut, tapi dia hanya menganggapnya sebagai hasil pencerahan setelah dipukuli oleh Yin Mei.

Bagaimanapun, dia sering mendapatkan kekuatan yang tiba-tiba dalam pertarungan. Jadi dia hanya menganggap kejadian ini normal.

Dan tentang naga yang tiba-tiba muncul dari alam bawah sadarnya, dia sebenarnya tahu siapa naga itu.

Salah satu leluhur naga dari ras Naga Sejati, yang mana leluhur naga itu adalah naga yang sama yang memberinya warisan fisik Nine Dragon Heavenly Swallowing.

Alasan dia bisa membangkitkan fisik itu karena dia menyerap sisa jiwa leluhur naga dan memperbaiki fisiknya. Jadi, dia hanya menganggapnya sebagai fitur tersembunyi saat leluhur naga yang seharusnya dia serap keluar dari jiwanya dan menjadi tunggangannya.

Tapi...

Sangat tidak disangka jika leluhur naga yang sangat kuat mati oleh remasan telapak tangan makhluk iblis kolosal yang sangat mengerikan. Dia hampir tidak mempercayai apa yang terjadi.

"Kau...! Kenapa kau selalu menghancurkan rencanaku!?" Chen Yang sudah kehilangan akal karena kemarahan dan keputusasaan, dengan demikian dia melengking marah ke Asheel.

Bahkan dia tidak tahu jika yang harus dikorbankan dalam membangunkan jiwa leluhur naga adalah sisa jiwa Fang Jian sendiri dan kekuatan tubuh fisiknya yang akan melemah secara permanen.

Saat ini, dunianya hanya berpusat diantara marah dan marah.

Pernahkah kalian merasakan kemarahan naga? Mungkin seperti ini...

Orang-orang akan meringkuk ketakutan dihadapan kemuliaannya. Tapi yang dihadapi adalah Penguasa Kekacauan, orang yang pernah bersenang-senang membantai para naga untuk mandi darahnya.

Penguasa Kekacauan adalah alasan mengapa klan Naga Sejati mengalami kemunduran hingga memengaruhi beberapa zaman. Teror dan kekuatannya tidak bisa dibendung, bahkan para naga takut padanya dan menjadi satu-satunya hal paling tabu dalam sejarah para naga untuk memusuhi Penguasa Kekacauan.

Jadi, saat kartu trufnya yang berupa dukungan dari leluhur naga telah hancur berserakan di tanah, Chen Yang mengalami kegilaan hingga mengganggu saraf otaknya. Dia memang pernah mengalami kesulitan sebelum kebangkitannya, tapi setelah bangkit seluruh jalannya seolah-olah telah dirancang agar berhasil untuknya.

Saat menghadapi jalan buntu dimana dia bahkan tidak bisa melakukan apa-apa, tentu saja membuatnya kehilangan akal sehat. Bahkan master tua yang selalu menavigasinya telah lenyap, dia telah mengorbankan seluruh cahaya protagonisnya untuk balas dendam semata.

Seperti kata pepatah; balas dendam perlahan-lahan akan menghancurkan dirimu.

Kali ini terjadi pada Chen Yang, orang yang dibutakan oleh balas dendam tanpa dasar. Alasan dia membenci Asheel bahkan sangat tidak masuk akal.

Hanya karena mengganggunya dalam menggapai kecantikan.

Ternyata banyak juga orang yang hidupnya hancur karena wanita, ya?

Wanita benar-benar racun dunia.

Bahkan para Tuan Muda itu tidak mau ceroboh dalam menghadapi keberadaan tak dikenal, tapi Chen Yang bermodalkan kepercayaan diri buta malah menghancurkan kehidupannya sendiri.

Kisah hidupnya praktis berakhir.

Tidak ada lagi penyelamat dunia bernama Chen Yang dalam sejarah.

Saat keadaan tubuhnya semakin melemah, akhirnya dia menyadari konsekuensi dari melakukan hal-hal tersebut.

"Chen Yang!"

Saat ini, suara peri terdengar dan sebuah lintasan cahaya mendarat di tempat ini. Kelembutan dan keindahan itu memanggil Chen Yang dalam kekhawatiran dan kecemasan.

Ekspresi putus asa itu mendongak, melihat kenalan yang pernah dijumpainya. "Liu'er...?"

"Ya, ini aku, Saudara Chen!"

Wanita bernama Liu'er itu membantunya berdiri, berniat menolongnya.

"Lari...!" Untaian kesadaran Chen Yang membuka mulutnya, mengatakan sesuatu dengan terburu-buru.

"Apa yang kau katakan, Saudara Chen? Aku tidak akan pergi sebelum menolongmu!" Liu'er segera menenangkannya agar tidak terlalu banyak bergerak.

Dk! Dk! Dk!

Terdengar suara langkah kaki dari belakang, tapi mungkin karena betapa cemasnya Liu'er pada Chen Yang, dia tidak mendengarnya.

"Jadi kau kah sang heroine?"

Asheel tiba-tiba muncul di sebelahnya dan dengan tidak sopan memeluk lehernya dengan satu tangan, kemudian meliriknya dengan mata main-main. Tindakan itu menyebabkan Chen Yang yang disangga oleh tangan mungil Liu'er terjatuh.

"Siapa kamu!? Kamulah yang telah membuat Saudara Chen hingga seperti ini?!" Liu'er meronta, ingin lepas dari genggaman Asheel, tapi lengan itu sangat kuat saat dia hanya bisa diam di tempat.

Keringat membasahi seluruh wajahnya, mengetahui jika hidup dan matinya ditentukan oleh pria yang terlalu dekat dengannya saat ini.

"Hoo, mungkinkah kau mengira jika semua ini salahku?"

"Tentu saja! Kamulah penyebab penderitaan Saudara Chen disini!" Meski posisinya ditekan sedemikian rupa tapi dia masih menjawab dengan berani.

"Pertama, dialah yang terpesona oleh kecantikan Istriku, lalu dia lah yang terus mengganggu seluruh kesenangan kami. Akibatnya, dialah yang membangunkan seekor naga yang menyebabkan runtuhnya seluruh kota ini. Bagaimana ini bisa menjadi salahku?"

Wajah Liu'er menunjukkan penyangkalan tanpa ragu-ragu, "Tidak mungkin! Saudara Chen tidak akan melakukan hal serendah itu!"

"Liu'er...!"

Wajah Chen Yang sangat malu, tapi di situasi saat ini, bagaimana dia bisa mengakuinya? Maka teruslah menjadi kesalahpahaman.

"Jangan khawatir, Saudara Chen. Aku pasti akan menolongmu!"

Asheel tidak terkejut saat dia pernah menghadapi kejadian serupa di masa lalu. Sang heroine terlalu percaya pada si protagonis, yang membuat siapapun tak berdaya.

Saat ini, dia masih memeluk lehernya dari samping, sama sekali tidak melepaskannya. Omong-omong, seperti biasa wajah heroine kali ini sangat cantik, semacam keindahan peri.

Tanpa sadar, dia sudah membelai wajahnya.

"Apa yang kau lakukan!?" Liu'er semakin meronta, tapi tetap tidak bisa melepaskan diri.

"Apakah kau sangat menyukai pria ini?" Asheel mengabaikan ketidaknyamanan Liu'er saat dia terus bertanya.

"I-Itu..." Seketika, wajahnya menjadi merah karena malu. "...Aku tidak bisa memutuskannya begitu saja...!"

Plak!

Asheel menginjak Chen Yang tepat di wajahnya, bahkan menekannya hingga tanah retak dan kepalanya tertanam ke dalam.

"Saudara Chen!" Liu'er berteriak dengan khawatir. Lalu dia menoleh ke Asheel sambil menggertakkan giginya, "Lepaskan Saudara Chen!"

Asheel mengabaikannya, dan memilih untuk memandang rendah Chen Yang. "Bukankah kau sangat menginginkan istriku?"

Mendengar hal itu, wajah Chen Yang langsung berubah, seolah mengetahui apa yang dimaksud oleh Asheel.

"Jangan berani! Aku bersumpah jika kau menyentuh Liu'er sedikitpun, aku akan memburumu hingga ke ujung neraka!" Ekspresi Chen Yang hanya mengandung kegilaan dan kemarahan.

"Bagaimana kau akan memburuku jika setelah ini kau akan mati?"

Saat Liu'er ingin mengucapkan kata-kata, pipinya tiba-tiba ditekan oleh telapak tangan yang besar itu.

"Hmmmhhh...!"

Srut~!

Lidah panjang Asheel terjulur seperti ular, mengenai pipi Liu'er, menggosoknya hingga penuh dengan air liur.

"Asin~"

"L-Lepaskan...!"

Wajah Liu'er ketakutan, tidak mengetahui apa yang akan dilakukan Asheel padanya.

"He~, kau benar-benar sangat cantik."

Pada saat itulah Liu'er tahu apa yang akan dilakukan Asheel. Wajahnya menjadi lebih ketakutan dan pucat, seolah telah melihat hantu.

"Kau tidak bisa melakukannya padaku ... aku adalah putri Master Sekte Jade Pure. Jika kau melakukan apapun denganku, Ayah tidak akan membiarkanmu...."

"Master Sekte? Makhluk apa itu? Semacam serangga?" Pada saat ini, tangannya sudah menjelajahi seluk-beluk tubuh Liu'er.

Tubuh gadis muda yang diketahui berusia tujuh belas tahun atau delapan belas itu berkembang dengan sangat baik. Seperti yang diharapkan dari sang heroine.

"Lepaskan aku ... aku mohon..!" Liu'er sangat ketakutan hingga dia memohon. Tubuhnya sudah ternodai oleh pria itu, bahkan kulitnya saling bersentuhan, menjelajahi bagian dalam pakaiannya.

Gaunnya tergerai, memperlihatkan bahunya yang mengkilap. Payudaranya mengancam akan terekspos, seluruh pakaiannya berantakan. Rambutnya juga sudah tidak karuan, mulut kecilnya perlahan akan mengeluarkan suara kecil seiring dengan tangan pria itu bergerak.

Apalagi wajahnya ... sudah semerah tomat.

Chen Yang menyaksikan hal serendah ini tepat di depan wajahnya, dan hanya bisa menelan kebencian ini sampai mati. Niat membunuh sudah meledak darinya, tapi seolah-olah dunia telah mengabaikannya, tidak ada yang peduli.

Matanya penuh dengan kebencian mendalam, mengatakan seolah-olah seluruh dunia harus jatuh bersamanya. Seolah-olah semua makhluk harus merasakan penderitaan yang sama.

Saat Asheel menjilati leher Liu'er hingga ke tengkuknya...

BAM!

Tubuhnya tiba-tiba jatuh ke tanah tak bertenaga. Kehadiran orang lain telah datang ke tempat ini

Tiga orang wanita, dua dewasa dan satu masih gadis kecil.

"Sudah cukup, Asheel!"

Bab berikutnya