"Aku tidak membutuhkan penjelasan apapun dari kalian."
Asheel menyilangkan lengannya, berbicara di kasur saat duduk dihadapannya adalah Sera dan D yang saling berjejeran. Sementara Sera mengambil sikap santai karena kondisinya yang sedang hamil, kepala D menunduk ke lantai namun tidak sampai menyentuhnya.
Asheel yakin tindakan di balik Sera dan D memiliki niat tersendiri, tidak mungkin keduanya akan berada di perahu yang sama jika kondisinya tidak saling menguntungkan.
Untunglah D orang yang masuk akal dengan tidak menghadapi Sera menggunakan keunggulannya saat ini.
"Dimulai darimu, Sera. Jelaskan dirimu sendiri." Asheel menatap Sera dengan mata menyipit.
"Aku hanya ingin membuatmu marah." Sera berkata dengan suara rendah sambil menundukkan kepalanya, merasa bersalah.
"Dan kau sudah berhasil membuatku marah."
"Lalu kau melampiaskan amarahmu dengan mencelakai pantatku hingga semerah ini." Sera merasakan perih dan kesemutan di pantatnya sambil menatap tajam pada Asheel dan berkata dengan tidak senang.
"Itu hukumanmu, oke?" Ekspresi Asheel tetap tidak berubah, seolah yang baru saja dia lakukan adalah tindakan yang benar.
"Kalau begitu, jangan mempermalukanku di depan jalang ini!" Sera dengan kesal menunjuk ke arah D yang masih menundukkan kepalanya.
Tatapan Asheel melebar sejenak, sebelum dia menjadi canggung. "Ehem, aku anggap itu masuk ke dalam hukumanmu, oke?"
"Apa kau mengembangkan hobi mempermalukan Istrimu di depan orang lain?!" Sera berkata dengan sindiran dalam nadanya.
"Tidak mungkin, aku tanpa sadar melakukannya karena D termasuk seseorang yang spesial bagiku." Asheel menyangkalnya.
"Itu tidak akan terjadi!" Sera memprotes dengan keras.
"Diam, kaulah yang bersalah disini. Bersikaplah dengan patuh, ya?" Asheel langsung menekan Sera dengan tatapannya.
Sera merasa sangat enggan, tapi masih menundukkan kepalanya dan tidak berani melihatnya.
Tatapan Asheel berangsung-angsung jatuh ke D, yang selama ini terus diam.
"Pertemuan kembali dengan suasana canggung yang kupikirkan tidak pernah terjadi. Oleh karena itu, bisakah kau juga menjelaskan dirimu sendiri?" Asheel berbicara, menatap langsung ke bawah arah D, dengan menunjukkan sikap kecewa.
Saat itu, D mendongak menatap langsung ke matanya, yang juga membuat Asheel merasakan aneh saat dilihatnya.
"Aku menginginkan seorang anak darimu."
Administrator D hanya berkata begitu.
Perkataannya sangat langsung dan berani, tidak membuang banyak kata, yang agak sesuai dengan sikapnya.
Meski Asheel tampak tenang di wajahnya, hatinya bergejolak oleh kata-katanya. Sebelum datang ke sini, dia akhirnya memahami niat asli D, karena saat Iblis tua itu mengharapkan keturunannya dengan D, dia langsung paham.
Asheel seperti orang yang akan melanggar kata-katanya sendiri, tapi bagi D itu sudah cukup untuk memeras Asheel sampai intinya.
Kemudian, Asheel tanpa daya melirik Sera yang langsung memalingkan mukanya, sebelum menghela napas. "Aku akan bohong jika tidak mengakui bahwa aku juga menginginkanmu, tapi maaf. Permintaanmu, aku harus menolaknya!"
"Asheel!" Sera segera berteriak dengan tidak percaya.
Reaksi itu tentu saja bukan karena Asheel menolak keinginan D untuk membuat anak dengannya, tapi karena pernyataan Asheel jika dia juga menginginkan D.
Saat ini saja, dia bisa merasakan tatapan D yang membuat perasaan jika dia telah menang darinya. Itu membuatnya sangat kesal.
"Ini perasaan sebenarnya yang selalu kupendam."
Meski saat ini pinggangnya terpelintir karena cubitan Sera, dia masih berniat mengatakannya.
Walaupun Sera sebenarnya sudah tahu tentang ini, dia masih marah saat ini. Keengganannya untuk berbagi pria dengan D benar-benar membuatnya kesal.
"Aku akan bertoleransi jika itu dengan wanita lain, kenapa harus dengannya?!" Sera bertanya saat tangannya semakin memutar dengan keras.
Ekspresi Asheel tidak menunjukkan kesakitan sedikit pun, dia masih berbicara dengan wibawanya yang tidak ada:
"Aku tidak pernah bilang jika aku berniat menjalin hubungan dengannya."
"Tapi....!" Sera masih merasa sangat tidak mau.
Saat itu, Asheel tiba-tiba menunjukkan senyum kecil, sebelum tertawa ringan.
"Ada apa denganmu?" Sera bertanya dengan setetes air mata di sudut matanya.
Menutup matanya, Asheel berkata dengan suara penuh kerinduan: "Sikapmu sekarang mengingatkanku pada masa lalu. Kau masih muda dan nakal saat itu."
"Asheel, kau berniat mempermalukanku lagi?!" Sera menurunkan alisnya dengan tidak senang.
"Jadi, kau hanya anak nakal. Dasar bocah!"
Perkataan yang keluar dari mulut D tersebut hanya membuat Sera semakin menyalahkan Asheel.
"Bagaimana jika kau menjadi anakku? Aku berjanji akan mendidikmu dengan baik sampai kau menjadi anak yang patuh."
Sera menggertakkan giginya dengan marah, "Sialan, kau hanya mengandung terlalu banyak tipu daya!"
Asheel menikmati suasana saat ini, melihat Sera yang begitu kekanak-kanakan membuatnya terlihat sangat imut.
"Kau barusan berpikir jika aku kekanak-kanakan, kan?"
Tatapan tajam Sera membuat pikiran menyenangkan Asheel buyar, membuat yang terakhir langsung menyadarkan dirinya.
"Lagipula, aku sudah lama tidak melihatmu yang seperti ini. Bagiku, pesonamu bertambah."
Perkataan Asheel sama sekali tidak membuat Sera senang. Malahan, itu membangun sarana bagi D untuk mengejeknya.
"Sadarlah, kau disukai Asheel karena dirimu yang seorang bocah."
Benar saja, wanita jahat ini langsung memanfaatkan momen itu. Saat Sera akan membalas dengan marah, perkataan Asheel sudah memotongnya:
"Kau salah, aku mencintai Sera apa adanya. Aku hanya senang dengan perubahan sikapnya saat ini, meskipun ini tidak akan bertahan lama."
Perkataannya membuat Sera senang, dan segera suasana hatinya membaik secara perlahan. Asheel tahu jika Sera bersikap seperti ini karena kebencian rumit yang berkembang karena keberadaan D.
"Asheel, kau menyukaiku juga, kan? Bagaimana jika mencoba berkencan denganku?" D dengan senyum liciknya yang anggun bertanya dengan suara manis.
Asheel tetap tidak tergerak, "Aku sudah berjanji pada Sera jika semua permasalahan tentang wanita, itu semua harus melalui persetujuannya."
Sera segera memasang ekspresi penuh kemenangan karena dengan kondisi mereka saat ini, jelas Sera tidak akan membiarkannya dengan mudah dan akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mempermalukannya.
"Persetan dengan permainan kesepakatan dengan bocah, aku hanya harus memaksamu untuk melakukannya bersamaku."
Perkataannya sangat halus, hingga nampak yang dia bicarakan seperti perkataan biasa. Tapi itu sebenarnya mengandung pilihan yang menentukan masa depan.
"Mari lakukan begini, jika kau entah bagaimana bisa membujuk Sera, maka ini kemenanganmu." Asheel langsung memutuskan masalah ini.
"Haha, kau tidak akan pernah bisa merayuku!" Sera mengejeknya sambil memasang senyum menantang.
D diam-diam menggelengkan kepalanya, sebelum menatap lurus ke Asheel dengan pandangan serius. "Kalau begitu, ayo mulai dengan membuat anak denganmu. Bagaimanapun, janjimu harus segera dipenuhi, kan?"
Asheel tersenyum penuh arti, "Sayang sekali, aku adalah seorang pria yang bisa dengan santainya melanggar janji."
"Aku tidak peduli, kau harus melakukannya bersamaku."
Saat ini, D bahkan sudah memegang tangan Asheel dan menaruhnya di dadanya yang terberkati.
Asheel terdiam sejenak, tidak langsung menolaknya, tapi terlihat ragu-ragu untuk sesaat.
"Masih sama seperti sebelumnnya, ini semua terserah Sera." Pada akhirnya, dia masih memberikan jawaban yang sama.
Saat ini di mata Sera, Asheel seperti bisa menjalin hubungan yang lebih dalam bersama D, dan dia hanya menjadi penghalang Asheel untuk tidak melakukannya. Fakta ini membuatnya sangat kesal.
"Asheel, kau jangan sampai terjatuh pada tipuannya! Aku sarankan kau untuk segera menjauh darinya!" Sera berbicara, bersikap secara tidak masuk akal saat ini.
Asheel mengerutkan kening, sebelum menyilangkan lengannya dan menatap langsung ke mata Sera dengan tatapan yang sangat serius. "Apa kau yakin akan memutuskannya seperti itu?"
"....." Sera tertegun, sebelum mundur sejenak. Tatapan Asheel membuatnya takut.
Jika saja dia memberi jawaban positif pada saat ini juga, dia sangat yakin jika Asheel akan langsung menjauh dari D sejauh mungkin. Asheel sangat serius saat ini, dan semua itu demi dirinya!
Kemudian, dia menatap bolak-balik ke arah D yang masih memasang ekspresi acuh tak acuh dan Asheel yang terlihat sangat serius.
Pada akhirnya, dia tidak berani memutuskannya secara sepihak dan hanya menggelengkan kepalanya. "Lupakan saja, aku akan mengalahkannya dengan adil."
Asheel tidak mengatakan apa-apa dan hanya memberi anggukan pengertian. Sementara itu, D menatap Sera dengan intens, membuat yang terakhir agak takut.
"Kau sangat imut, bocah."
Sera masih merasa kesal dengan setiap perkataan D, seperti kali ini.
"Tawaranku sebelumnya masih berlaku. Apakah kau tertarik untuk menjadi anakku? Kau ternyata sangat imut, aku semakin menyukaimu."
"Dalam mimpimu!" Sera mendengus.
Berdasarkan ilustrasi Adimistrator D dari ln 'Kumodesu', aku pikir penampilannya mirip seperti Oryou dari Fate Series. Perasaanku aja sih...