"Bagaimana, Escanor?"
Mendengar pertanyaan Meliodas, Escanor tidak langsung menjawab melainkan memindai tubuhnya sendiri terlebih dahulu.
Tubuhnya berotot seperti di siang hari meskipun ini malam. Dia mengecek setiap gerik tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Ini luar biasa, benar-benar cocok untuk makhluk terpilih sepertiku!"
Escanor menggerakkan lehernya setelah dia selesai pemanasan. Tapi satu-satunya pertanyaan yang otomatis muncul sejak dia bangun adalah:
"Apakah aku masih manusia?"
Mendengar pertanyaan yang serius itu bagi Escanor, teman-temannya diam. Mereka tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.
Seonggok daging yang digiling ke tanah, dan terciptalah dirimu?
"Secara biologis, kamu masih manusia. Tidak, kau adalah manusia terunggul yang hidup di masa ini. Yah, kamu adalah keberadaan yang paling dekat dengan manusia pertama. Tubuhmu secara langsung diciptakan dari tangan Tuhan, kualitasnya sudah pasti terjamin. "
Pada akhir kalimat, Merlin mengomentarinya seperti sedang mengidentifikasi sebuah produk.
"Kurasa kau harus menghabiskan sisa malammu berbaring di kasur labku." Merlin mengeluarkan senyum gembira saat menatap tubuh Escanor dengan mata panas.
Bukan panas karena ototnya, oke?
Tapi tiba-tiba, tubuh Escanor menyusut.
Poof!
Escanor kembali ke mode malam.
"....." Semua orang tidak bisa tidak merasa kecewa.
"Kurasa kau harus membangun tubuhmu sendiri secara manual." Merlin merasa kecewa sambil diam-diam melirik ke tanah, tepatnya pada apa yang tersembunyi di kedalaman tanah. Dia merasa ada sesuatu yang besar berada di sana, tapi dia tidak tahu apa itu.
...
Kuil Kekacauan.
Asheel mendarat di teras kuil, menginjak lantai kayu, kemudian dia memasuki salah satu ruangan.
"Bagaimana perasaanmu setelah berinterksi dengan para makhluk fana itu?"
Suara Sera terdengar tepat setelah Asheel menginjakkan kaki di lantai ruangan.
"Buruk sekali, tapi aku tidak bisa marah dan kesal karena menahan betapa buruknya itu. Berbicara dengan manusia seperti sedang berkomunikasi dengan binatang ternak. Tapi setidaknya aku masih bisa bertahan."
Jawaban yang dia berikan memang terdengar sangat merendahkan, tapi memang itulah yang Asheel Doom rasakan. Tidak, malahan itu seperti dia yang merendahkan diri sampai-sampai mau berbicara dengan makhluk fana itu.
Beruntung Asheel kehilangan semua emosinya dan hanya bisa mengekspresikan tindakannya, jadi dia tidak terlalu marah, dan mungkin kemarahan yang samar-samar dia rasakan akan menjadi pemicu tumbuhnya emosi dalam dirinya.
"Bagaimana dengan Merlin?" tanya Sera sekali lagi saat dia masih membaca majalah di sofa.
"Kelinci dewasa."
Sera tertegun sejenak mendengar jawabannya, "Kelinci?"
Kebingungannya tidak terjawab karena Asheel sudah memasuki kamar di sampingnya. Dan meski Asheel mendengar gumamannya, dia masih tidak menjawab dan hanya berbaring di kasur dengan murung.
"Hm~ kira-kira seperti itulah kutukan para dewa." Sera bersenandung ringan pada apa yang terjadi pada Asheel. "Para dewa tidak bisa lagi memandang manusia seperti manusia lain, karena manusia adalah hewan ternak bagi makhluk yang lebih tinggi."
Tidak seperti Asheel yang sering memupuk kemanusiaannya, yang dilakukan Sera untuk bisa bersolialisasi dengan makhluk rendahan seperti manusia adalah dengan beradaptasi.
Bagi seseorang yang terlahir langsung sebagai seorang Dewa seperti Sera, dia memiliki harga diri dan martabat khusus yang sudah tertanam sejak awal keberadaannya tercipta. Itu adalah kenyataan jika dirinya adalah makhluk tertinggi.
Apalagi, Sera adalah anak dari Supreme One. Fakta itu sudah membuat dirinya naik ke strata atas dalam jajaran para Dewa yang mengatur Abyss.
Semua anak-anak generasi selanjutnya setelah Supreme One, atau bisa disebut anak langsungnya, mereka semua memiliki harga diri dan martabat yang menembus langit.
Tidak ada yang seperti Sera yang mampu mentolerir berbicara dengan manusia.
Pada saat ini, Asheel setidaknya merasakan hal yang mirip, yaitu kenyataan jika dirinya adalah Pencipta sedangkan mereka adalah makhluk fana.
Oleh karena itulah Asheel merasa marah saat Arthur menggunakan kekuatan pemberiannya saat dia sendiri masih ada tepat didepan matanya.
Sangat beruntung bahwa Asheel kehilangan emosinya, jika tidak perasaan marah yang baru saja tumbuh itu sudah pasti akan mengakibatkan kehancuran dunia. Untungnya Merlin mengenakan pakaian Bunny Girl, jadi Britannia masih aman.
...
Di suatu tempat tertentu.
Hamparan bintang-bintang yang luas, bidang kosmik yang saling berjejeran, dan kumpulan galaksi yang megah, dan disana beberapa orang terlihat melayang di antara semua benda menakjubkan itu.
"Venerable Immortal!"
"Venerable Immortal!"
Semua orang membungkuk ke arah wanita berkulit biru itu. Wanita itu sangat cantik, pesonanya sudah melampaui kosmik, bahkan hamparan bintang yang melatari tempat ini tidak bisa dibandingkan dengannya.
Dia memakai gaun kultivator biru es, dengan tubuhnya yang montok, dan kulit putih lembutnya yang seperti giok. Hidungnya mancung, bibirnya merah kecil seperti ceri, dan bulu matanya panjang.
Dia adalah Venerable Immortal Goddess, Shen Ying. Nama Taoist-nya adalah Ice Tyrant Empress. Dia adalah salah satu konstelasi terkuat di High Abyss, dan menduduki peringkat 7 dari 10 makhluk terkuat di Abyss.
Jajaran makhluk terkuat itu bukan termasuk para Dewa yang mengatur Abyss, tapi masih dalam ranah Abyss itu sendiri.
Shen Ying mengangguk, kemudian tahta yang terbuat dari es muncul. Tahta itu seperti berlian yang dipoles, tapi kenyataannya itu hanyalah es yang diciptakan olehnya dari ketiadaan.
"Aku sudah datang jauh-jauh ke sini, seharusnya ada sesuatu yang menarik jika Tuan peringkat satu mengumpulkan kita makhluk terkuat disini."
Wanita itu membuka mulutnya pada para kultivator yang membungkuk di depannya.
"Venerable Immorrtal, Tuan Muda Yogghgod mengumpulkan para Yang Mulia karena beliau telah menemukan harta berharga di ujung alam ini."
Salah satu dari mereka menjawab. Mereka jelas bawahan dari Tuan Muda Yogghgod ini.
"Harta berharga? Jika memang begitu, kenapa repot-repot mengumpulkan kita dan tidak mengklaimnya untuk dirinya sendiri? Ini sudah terlalu aneh." Shen Ying mengerutkan kening.
Jelas, yang mengundangnya adalah makhluk terkuat di High Abyss, yang sering disebut sebagai Tuan Muda Yogghgod. Namun, Tuan Muda itu malah mengumpulkan beberapa mahkluk kuat seperti dirinya hanya untuk mempermasalahkan tentang harta yang muncul.
Tapi sebenarnya ini tidak terlalu mengejutkan. Tuan Muda Yogghgod sering mengadakan perjamuan untuk orang-orang kuat, dan karena itu mengumpulkan para powerhouse sekali lagi bukan hal yang cukup aneh.
Hanya saja, Shen Ying merasakan keanehan karena bukan hanya makhluk-makhluk kuat yang datang, tapi banyak juga dari seratus terkuat dari Omniverse yang hadir. Karena itulah dia yang selalu tidak hadir dalam undangan perjamuan Tuan Muda Yogghod, sekarang hadir di ujung Omniverse.
"Harta berharga dijaga oleh Chaos Beast. Tuan Muda tidak mampu menanganinya sendirian, oleh karena itu beliau mengumpulkan para Yang Mulia."
Orang-orang yang membungkuk itu memberitahu.
"Chaos Beast?" Shen Ying lebih mengerutkan kening di wajahnya yang cantik.
Bahkan bagi para powerhouse dari High Abyss, Chaos Beast diklasifikasikan sebagai binatang buas legendaris yang mampu mengacaukan Alam Semesta hanya dengan keberadaannya.
Untuk seorang Chaos Beast muncul, ini pasti masalah serius. Tapi pada saat yang sama, keberadaannya juga bisa membuat ketertarikan terhadap orang-orang kuat seperti dirinya.
Lagipula, harta berhaga macam apa yang dijaga Chaos Beast secara pribadi?
Pada awalnya, Shen Ying hadir karena banyak kekuatan besar seperti dirinya yang hadir, dan sebagai salah satu makhluk terkuat, dia tidak bisa melewatkan kesempatan ini. Tapi alasan sebenarnya adalah karena dia penasaran.
Shen Ying memiliki tujuan yang harus dicapai didepannya. Itu adalah naik ke tahta para dewa!
Para Dewa yang mengatur Alam Semesta yang sangat luas ini!
Ada desas-desus jika Tuan Muda Yogghgod memiliki koneksi dengan para dewa di atas, karena itulah orang-orang secara alami berkerumun disekitarnya.
Tuan Muda itu pasti mandi dengan pujian setiap harinya.
Tapi Shen Ying selalu menghindari Tuan Muda itu. Alasannya sederhana, Tuan Muda Yogghgod terlalu terpengaruh oleh hal-hal yang duniawi seperti wanita, harta, serta tahta, dan selain itu orang itu sering bertindak seperti Tuan Muda generasi kedua.
Dia memperlakukan Alam Semesta ini sebagai taman bermainnya, dan selain itu dia memiliki harem besar sebagai kesenangannya.
Namun kekuatannya tidak diragukan lagi, karena dia adalah makhluk terkuat!
Meski mengetahui itu, Shen Ying masih merasa jijik padanya. Jika saja keduanya bertatap muka, dia hampir yakin jika Tuan Muda itu akan tergila-gila padanya.
Sebagai makhluk terkuat, Shen Ying memiliki kebanggannya sendiri. Dia membenci pria, dan karena itu dia mengayun menjadi bermain dengan sesama wanita.
Yah, itu semua ada kaitannya dengan peristiwa masa lalu.