webnovel

Serangan

Britannia saat ini mengalami invasi dari para Iblis pemangsa manusia. Bahkan saat Sepuluh Perintah Tuhan sudah diusir dari Liones, kroco-kroco Iblis masih mengganggu banyak pemukiman manusia di sana-sini. Beberapa kerajaan kecil yang menerima berkat dari tanah suci memang aman, tapi desa-desa kecil lah yang mengalami penderitaan dan keputusasaan sebagai gantinya.

Saat para Ksatria Suci tidak berdaya menghadapi gerombolan Iblis, dua orang tiba-tiba muncul dan mengalahkan Iblis-Iblis itu.

Kedua orang itu bertingkah seperti penyelamat. Dengan cahaya suci yang menenangkan, mereka berhasil merebut hati dan pikiran Ksatria Suci untuk menyembahnya.

Pada saat inilah Empat Malaikat Agung kembali menampakkan dirinya setelah terakhir kali Klan Dewi mengorbankan tubuh fisik mereka untuk menyegel seluruh Klan Iblis di masa lalu.

Penyelamat itu adalah Tarmiel dan Sariel.

Karena kehilangan tubuh fisik, mereka harus menggunakan wadah manusia yang bersedia menjadi tumbal untuk mereka. Sementara Tarmiel menggunakan tubuh pria jangkung, Sariel masih berada dalam wujud anak kecil.

Mereka berdua ikut kembali ke Liones bersama para Ksatria Suci yang bertugas.

Bukan hanya Sarmiel dan Tarmiel, Ludociel juga kembali dengan wujud wanita. Wadah yang digunakan oleh Ludociel adalah Margaret, salah satu putri Raja Bartra sekaligus kekasih Gilthunder.

Ketiganya muncul sebagai harapan untuk umat Britannia menghadapi invasi Klan Iblis. Hanya saja, Ludociel tidak ikut ke Liones dan malah pergi ke suatu tempat.

...

Saat ini adalah tengah hari.

Sudah sehari berlalu sejak Elizabeth membangkitkan ingatannya. Sambil menuju tujuan mereka ke Camelot, Tujuh Dosa Mematikan telah selesai menyelesaikan tugas mereka sebagai ksatria untuk melindungi dan membantu para penduduk dari serangan Klan Iblis. Kehidupan sehari-hari mereka memang seperti itu.

Hanya berdiam di Boar Hat sambil sesekali membuka pub, dan setelah sampai di pemukiman manusia, mereka menginvestigasi apakah ada jejak Iblis di pemukiman itu. Setelah memastikan semuanya aman, mereka akan kembali ke Boar Hat dan melanjutkan perjalanan.

Menurut peta, ini adalah pemukiman terakhir yang masih berada dalam wilayah Liones. Setelah ini mereka akan masuk ke wilayah Camelot.

Tapi ada saja masalah yang menghampiri mereka. Kasus ini bahkan lebih mengancam karena ... Boar Hat telah dimasuki oleh penyusup.

Saat Tujuh Dosa Mematikan yang tersisa sedang bersantai. King, Gowther, dan Diane mengawasi dari teras pub.

Tapi tiba-tiba terjadi getaran dari tanah di kejauhan.

"Apa-apaan getaran ini?!"

Baru setelah King membuka mulutnya, Diane tiba-tiba menunjuk ke atas sambil berseru:

"Kalian berdua, lihatlah ke langit. Malam telah tiba!"

Langit tiba-tiba menjadi gelap dalam kecepatan yang terlihat jelas oleh mata telanjang. Awan juga ikut menghitam dibarengi dengan petir yang terus menyambar.

Kegelapan malam akhirnya sampai ke tempat mereka berada dan lanjut hingga seluruh wilayah menjadi gelap.

"Teknik ini....." Merlin yang berdiri di depan jendela menjadi waspada, sebelum mengingat teknik apa ini. "Kekuatan sihir yang menyebar ke segala arah ... tidak salah lagi!"

Merlin buru-buru menoleh ke Elizabeth yang berada di belakangnya, dan langsung merapal mantra padanya:

"«Perfect Cube»!"

Elizabeth kemudian dikelilingi oleh kubus transparan yang mengurung dirinya. Dia tampak bingung, "Merlin?"

"Shh, sepertinya musuh telah menyerang!" Merlin memperingatkan.

"Hoo, jadi kamulah yang menerobos ke markas kami sebelumnya. Ini kedua kalinya kita bertemu. Sungguh mengejutkan melihat seorang manusia sepertimu memiliki kekuatan Dewa."

Sebuah suara tua tiba-tiba terdengar dalam ruangan, yang segera memperingatkan Merlin untuk mengangkat Aldan.

"B-Bagaimana kakek itu tiba-tiba bisa berada disini?!" Hawk langsung panik.

"Iblis tingkat tinggi, Chandler. Kau tidak akan bisa merebut Nee-nee!" Merlin berdiri didepan Elizabeth dan segera merapalkan mantra.

"«Exterminate Ray»!"

Sebuah laser besar menembak ke arah Chandler, saat yang terakhir hanya mengayunkan tongkatnya.

Dengung!

BAM!

Ayunan tongkat Chandler tidak terpengaruh pada serangan Merlin, dan serangan itu malah mengenai tubuhnya.

"Tidak mungkin! «Full Counter» tidak bekerja?!" Chandler terkejut saat tubuhnya ditembus oleh laser ungu, membuat kulitnya hangus dan janggutnya terbakar.

"Sebagai seseorang yang pernah melawan Dewa dua kali, seharusnya kau tahu jika teknik seperti itu tidak akan bekerja pada peminjam kekuatan Dewa." Merlin mencemooh.

"Aku tidak menyangka akan terluka oleh teknik yang kuciptakan sendiri. Kalau sihir tidak bisa, maka harus dengan kekerasan!"

Chandler melesat dengan kecepatan suara.

Merlin yang terus mengaktifkan «Clairvoyance» tahu kemana Chandler akan menyerang, jadi dia berteleportasi tidak jauh dan masih didalam ruangan.

Tapi karena itulah dia salah, «Clairvoyance» miliknya hanya bisa memprediksi serangan, dia belum bisa melihat masa depan secara singkat.

"Celaka!"

Chandler menggunakan kesempatan itu untuk mendekati Elizabeh, cakarnya menggaruk dinding «Perfect Cube» hingga berderit. Matanya melototi Elizabeth dengan kebencian.

"Dewi berdosa, Elizabeth. Kau adalah rubah betina yang mencuri Meliodas-sama-ku yang manis. Aku takkan... Aku takkan... Aku takkan... Aku takkan memaafkanmu!"

BAM!

Chandler memukulkan tongkat sihirnya ke dinding transparan itu, dan «Perfect Cube» yang melindungi Elizabeth langsung musnah.

"Dia bisa menggunakan «Absolute Cancel»?!" Merlin sedikit terkejut melihat Chandler menggunakan mantra itu untuk meniadakan langsung «Perfect Cube» miliknya.

"«Ark»!" Elizabeth juga menggunakan kesempatan itu untuk melancarkan serangan. Sebuah laser yang berbahaya untuk pemilik kekuatan kegelapan ditembakkan.

BAM!

Chandler harus terluka sekali lagi karena terkena serangan Elizabeth. Dia terpental hingga menembus dinding dan keluar dari Boar Hat.

Hanya karena tekanan hempasan itu membuat keseimbangan Hawk Mama menjadi miring, tapi babi besar itu tetap berlari tak kenal lelah.

"Jangan khawatirkan aku, Merlin. Apakah kamu juga lupa siapa aku?" Elizabeth tersenyum ke arahnya.

Merlin hanya mendesah lega dan juga menunjukkan senyumnya. "Jika bukan Bloody Eli, bukan begitu?"

"Hentikan panggilan itu, sangat memalukan, kau tahu?!" Elizabeth tersipu ketika mendengarnya.

"Haha, Nee-nee. Sangat jarang kau bertindak tanpa ragu-ragu kali ini." Merlin baru menyadarinya jika Elizabeth tidak memiliki belas kasihan pada Chandler. Padahal Elizabeth bahkan akan mengampuni Iblis pendosa sekalipun, tentu saja jika Elizabeth setidaknya merasa orang itu layak untuk diampuni.

"Seperti Meliodas, aku memberikan segalanya untuk menyelamatkannya."

Merlin kemudian melihat ke arah langit, dimana sinar bulan purnama menyinari apa yang seharusnya menjadi matahari di waktu siang seperti saat ini. Chandler pulih seperti bukan apa-apa dan melayang di langit membuatnya menutupi cahaya bulan.

"Kemungkinan Chandler menyerang kali ini adalah untuk merebut mantra «Perintah» dari tanganku, sekaligus untuk menculikmu. Kemungkinan terburuk tapi masih kemungkinan tinggi untuk terjadi, dia akan membunuhmu jika ada kesempatan." Merlin mengatakan spekulasinya.

"Aku mengerti." Elizabeth tersenyum ke arahnya. "Terima kasih untuk semuanya, Merlin."

"Hm?" Merlin bingung dengan apa yang diucapkannya.

"Kau selalu menjadi solusi untukku, sama seperti saat itu." Elizabeth sekali lagi menunjukkan senyum termanisnya.

Merlin tahu apa yang dimaksud olehnya. Dimasa lalu, untuk menyeimbangkan kekuatan Aura Kekacauan di tubuh Meliodas, dia turun tangan untuk mengambil sampel--, ahem, menyembuhkannya.

"Saat itu, kalau tidak salah Ibumu juga berada di sana. Meski dia pernah menunjukkan sisi keibuannya, berhati-hatilah dengannya. Lagipula, dia lah orang yang mengutukmu." Merlin memperingatkan.

"Ketika aku dan Meliodas melawan langsung kedua Dewa, aku tahu jika ada yang salah pada kejadian itu. Rasanya sangat aneh, tapi aku tidak tahu apa itu. Dewa Tertinggi, yang menjadi ibuku, aku merasa dia terpengaruh oleh sesuatu..."

Merlin hanya diam saja mendengar ucapan rendah yang keluar dari mulut Elizabeth. Dia sedikitnya tahu akan hal itu. Jika bukan karena keberadaan yang disebut Aturan Dunia, Meliodas tidak akan dikutuk oleh Raja Iblis, melainkan langsung diambil alih tubuhnya untuk digunakan Raja Iblis sendiri.

Kemudian pemilik cahaya terkuat, Dewa Tertinggi. Bahkan jika wanita itu tidak terpengaruh oleh Aturan Dunia, Merlin yakin jika dia akan melakukan hal yang sama.

Itu karena Dewa Tertinggi seorang penakut. Dia takut akan Penguasa Kekacauan, dia takut datangnya Era Kekacauan, dan dia takut terlibat dalam kekacauan yang sang Pencipta berikan.

Sama seperti di masa lalu, Dewa Tertinggi hanya digiring untuk menaiki panggung besar yang telah disiapkan oleh Penguasa Kekacauan.

Dewa Tertinggi tahu jika keberadaannya telah terikat oleh dunia itu sendiri, dan dia memiliki tugas untuk mempertahankan Perang Suci. Merlin tahu jika yang ada dipikiran Dewa Tertinggi adalah melanjutkan kekacauan yang terjadi akibat Perang Suci dengan dalih untuk menjaga keseimbangan dunia ini.

Dewa Tertinggi dan Raja Iblis memiliki atribut yang berlawanan, apalagi keduanya menganggap pihaknya masing-masing sebagai musuh bebuyutan. Itu sudah cukup untuk melanjutkan perselisihan kedua pihak untuk menciptakan apa yang dia anggap sebagai 'Keseimbangan'.

Seharusnya ada kejadian dimana Merlin dan Zeldris bernegoisasi di Panggung Dewi, tapi saya akan abaikan saja.

Nobbucreators' thoughts
Bab berikutnya