webnovel

Skip aj

Sudah sepuluh tahun sejak kelompok Tujuh Dosa Mematikan dicap sebagai pengkhianat negeri oleh Kerajaan Liones.

Poster One-shoot mereka dipasang dimana-mana, hanya saja tidak ada satupun yang cocok dengan penampilan anggota mereka yang sebenarnya.

Seperti ... Meliodas yang terlihat dewasa di poster buronan, tapi sebenarnya dia masih mempertahankan penampilan bocahnya.

Sesuai niat awalnya, Merlin pergi ke Camelot untuk melihat raja masa depan yang saat pertama kali dia melihatnya hanyalah seorang bocah dengan keadilan tinggi.

Menurut apa yang seharusnya dilakukan, akhirnya Merlin menjadi mentor Arthur Pendragon.

Merlin harus mengakuinya sendiri jika Arthur adalah kandidat manusia yang sempurna untuk wadah kekuatan Chaos.

Selama sepuluh tahun, Arthur akan dibimbing oleh Merlin mengenai kebijaksanaan seorang raja dan semacamnya. Jujur, Merlin tidak tahu mengapa dia harus melakukan ini tapi apa yang dia lakukan kali ini juga permintaan Lady of the Lake.

Setelah membimbingnya selama bertahun-tahun, ada suatu kejadian aneh di Camelot. Sebuah pedang tiba-tiba jatuh dari langit dan mengenai dinding Camelot, yang ternyata pedang itu merupakan Pedang Suci Excalibur, senjata harapan umat manusia.

Yang mampu menarik pedang itu tentu saja adalah Arthur.

Suatu hari, dia menerima kabar jika anggota Tujuh Dosa Mematikan telah berkumpul lagi di Liones.

Arthur bersama Merlin sebagai pendampingnya serta para Ksatria Suci Camelot pergi ke Liones. Tapi saat mereka sampai di sana, seorang utusan dari Liones yang bernama Hendrickson menyerang mereka.

Arthur kewalahan melawannya, yang membuat Merlin harus menyembuhkannya.

Setelah itu, Merlin membantu perjuangan Meliodas dalam menyelamatkan Elizabeth dan Raja Bartra. Meski semua masalah itu pada akhirnya diselesaikan oleh Meliodas yang menang melawan Hendrickson setelah lawannya kali ini meminum darah Iblis.

Saat itulah Merlin sungguh terkejut melihat Oshiro-sama berada dipihak Meliodas, dan juga ada makhluk aneh berwujud babi dengan warna kulit pink bersamanya.

...

Tepat setelah pesta kemenangan, Ban pamit kepada Meliodas karena ingin memulai perjalanannya ke Hutan Raja Peri, bersama dengan Ksatria Suci bernama Jericho membuntutinya.

Saat ini, Merlin sedang bersama Meliodas di suatu ruangan setelah berhasil menyelamatkan Elizabeth dan kerajaan.

Sepertinya Meliodas curiga terhadap Merlin sebagai pelaku yang mencuri kekuatannya 10 tahun yang lalu. Tentu saja Meliodas tahu setelah Gowther menulusuri ingatannya dan memberitahu padanya.

Tapi Merlin hanya menjawabnya jika kekuatan Meliodas sangatlah tidak stabil saat kehilangan emosinya, dan karena itu dia menyegelnya dan menaruh kekuatan itu ke Altar Druid.

Tentu saja Merlin tidak akan memberitahu motif aslinya untuk bereksperimen dalam kekuatannya. Merlin juga memberitahu jika kekuatan Meliodas menjadi sangat menakutkan karena diperoleh setelah melawan Penguasa Kekacauan.

Meliodas juga khawatir dengan ramalan Raja Baltra yang pernah didiskusikan di masa lalu, tapi Merlin hanya menenangkannya dan menyuruhnya untuk tidak terlalu memikirkannya.

Mereka berdua juga diberitahu jika Peti Mati Kegelapan Abadi telah hilang dari Kerajaan Liones, mengungkapkan jika suatu burung aneh telah terbang ke suatu arah, dengan Meliodas mengkhawatirkan terlepasnya orang-orang didalamnya.

Jika itu sepuluh tahun yang lalu, Meliodas percaya diri untuk menghadapinya, tapi setelah kekuatannya di segel, dia sangat tidak berdaya bahkan saat menghadapi Sepuluh Perintah Tuhan.

Oleh karena itu, Meliodas menuntut Merlin untuk mengembalikannya, dengan Merlin menyetujuinya hanya setelah Tujuh Dosa Mematikan berkunjung ke Camelot untuk mengobati Raja Bartra, yang disetujui juga oleh Meliodas.

Hanya setelah sampai di Camelot, mereka mendapat informasi mengenai kemunculan Klan Iblis di tanah Britannia, dan beberapa saat kemudian, Albion muncul menyerang Camelot. Untungnya, Camelot mempunyai penghalang yang dipasang oleh Merlin, tapi penghalang itu hanya bisa bertahan selama beberapa saat.

Melihat Meliodas dan lainnya cukup kerepotan melawan Albion, Merlin mengembalikan Sacred Treasure milik Meliodas, Demon Sword Lostvayne, yang Merlin sendiri beli di pasaran.

Berkat Sacred Treasure, Albion berhasil dikalahkan. Namun hanya setelah beberapa saat kemudian, seorang anggota Sepuluh Perintah Tuhan muncul dan menantang mereka semua.

Itu adalah Galand, dan dengan kebanggaannya sebagai anggota Sepuluh Perintah Tuhan, dia membuat Tujuh Dosa Mematikan tak berdaya saat melawannya.

Merlin bahkan dengan sengaja menguji kekuatan Perintah, dan karena kecerobohannya itu membuat tubuhnya berubah menjadi batu. Untunglah dia memindahkan jiwanya ke Aldan dan dia juga tidak harus membuat tubuh baru seperti Asheel.

Hidup dengan tubuh yang kau rancang sendiri memang menarik, tapi Merlin tidak akan melakukan itu karena dia akan menaklukan Asheel dengan tubuh yang sudah akrab dengannya.

Dengan rasa frustasi atas kekalahan mereka, beberapa anggota Tujuh Dosa Mematikan mengikuti Meliodas dan Merlin bersama dengan Elizabeth dan Ksatria Suci ke Altar Druid untuk berlatih, sekaligus mengembalikan kekuatan asli Meliodas yang berada di sana.

Beberapa tidak ikut, seperti Ban yang mencoba membangkitkan kekasihnya Elaine, dan Diane yang kabur ke Megadozer, pemukiman para raksasa setelah Gowther menghapus ingatannya dengan Lost World, mengungkapkan keingintahuannya mengenai cinta Diane ke King apakah hanya sebatas ingatan.

Jadi anggota Tujuh Dosa Mematikan yang mengikuti Meliodas hanya King, Merlin, dan Gowther.

Arthur, Hawk, dan Slader juga ikut ke Istar untuk berlatih.

Dalam perjalanan ke Istar, mereka diserang oleh Monspeet menggunakan sihir Hellfire Brid, tapi betapa terkejutnya mereka karena serangan itu ditelan oleh Oshiro-sama, atau yang lebih dikenal sebagai Hawk Mama karena yang mengetahui nama itu hanya Merlin.

Setelah sampai di Altar Druid, mereka disambut oleh tiga Druid sekaligus mantan anggota Klan Dewi, atau tidak pernah menjadi mantan sekalipun.

Tanah Suci Druid adalah hamparan rumput dengan batu-batu berserakan di segala tempat. Tapi itu hanya bagian luar, tempat aslinya sendiri juga merupakan ruang terpisah, jika ingin memasukinya harus memiliki ijin pemilik mantra.

Setelah melihat Druid, Merlin sebenarnya sedikit terkejut setelah melihat ada dua orang yang dia kenal berada di sana.

"Merlin!" Seorang wanita cantik dengan rambut putih salju dan mata merah langsung memeluk Merlin, tapi sayangnya hanya melewati tubuhnya karena Merlin menggunakan sihir cahaya untuk menampilkan sosoknya.

"Hah?! Zora, mengapa kamu disini?" Merlin terkejut saat melihatnya, dan saat menggeser sedikit pandangannya, dia bisa melihat orang lain di sana. "Flora juga?"

Sementara semua orang sedang mengapresiasi kecantikan kedua saudari itu, Meliodas sangat terkejut setelah melihat mereka berdua. "Seraria Yrillgod?!"

Perkataan terkejut Meliodas didengar oleh dua saudari itu, membuat yang terakhir menoleh ke arahnya.

"Kenapa kau bisa tahu nama itu?" Zora bertanya dengan waspada.

"Tenanglah, Zora. Aku sudah memberitahu tentangnya." Merlin menenangkannya.

Setelah kedua saudari menghela napas, mereka buru-buru khawatir pada keadaan Merlin saat ini. "Apa yang terjadi padamu? Kenapa tubuhmu tembus?"

"Yah, intinya tubuh fisikku hancur oleh kutukan Kebenaran." Merlin hanya mengangkat bahu, merasa seperti bukan masalah bahkan saat kondisinya saat ini sangat mengkhawatirkan bagi semua orang di sana.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Tidak perlu khawatir, aku datang ke sini juga untuk memulihkan tubuh fisikku."

Meliodas dan yang lainnya sebenarnya terkejut setelah melihat Merlin begitu akrab dengan Zora dan Flora. Mereka terkejut bukan karena mereka saling kenal, tapi dengan bagaimana Merlin tampak lebih manusiawi saat mengobrol dengan dua saudari itu.

Merlin selalu menampilkan kesan dirinya yang misterius di hadapan kelompoknya, bahkan tidak ada perbedaan apakah itu 10 tahun yang lalu ataupun sekarang. Tapi apa yang dilihatnya saat ini sungguh memukau mata karena mereka bertiga bertingkah seperti saudari yang saling mengasihi.

Saat itulah Meliodas mengerti apa yang dimaksud bukti yang disebutkan Melin belasan tahun yang lalu mengenai adanya keberadaan pencipta dunia. Adanya sosok yang mirip dengan Seraria tapi bukan orang yang sebenarnya. Lagipula, imitasi didepannya mempunyai nama Zora.

Zora dan Flora puas menatap Merlin karena mereka berdualah yang menyaksikan Merlin tumbuh dari seorang gadis menjadi wanita dewasa dengan tubuh seksi itu, kemudian pandangan mereka berdua secara tidak sengaja menangkap babi raksasa berlumut hijau dibelakang kelompok Meliodas yang sebelumnya tidak mereka berdua perhatikan.

Zora dan Flora segera berlutut dihadapan Hawk Mama, mengejutkan mereka semua.

"Apa yang mereka lakukan?" Gowther bertanya.

"Aku tidak tahu," Slader menjawab sambil mengangkat bahu.

"Ohhhhh! Mama mempunyai dua bawahan cantik tanpa kuketahui!" Hawk berseru kegirangan, tidak tahu mengapa babi pink itu begitu bersemangat.

"Oshiro-sama!"

"Oshiro-sama!"

Zora dan Flora menyambutnya, yang hanya dijawab berupa dengusan yang bertiup melalui lubang hidungnya.

"Mereka berdua adalah Celestial, dan Hawk Mama pernah menjadi pengabdian para Celestial." Merlin menjelaskan.

"Oh, suku yang pernah kau sebutkan sebelumnya, Merlin." Meliodas tertawa sambil menunjukkan giginya pada Merlin.

Merlin meliriknya, "Kau pasti sudah lupa, Danchou."

"Shi shi shi shi....!" Meliodas hanya bisa tertawa.

Setelah Zora dan Flora selesai memberi penghormatan pada Hawk Mama, mereka berdua berjalan kembali menuju kelompok Meliodas, sebelum memperhatikan sosok babi yang mirip dengan Hawk Mama.

Flora segera mengangkatnya dan memeluknya, "Apakah ini keturunan Oshiro-sama?"

Zora juga penasaran dan menatap Merlin, saat yang terakhir menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.

Kedua saudari itu mengerti apa yang diisyaratkan Merlin, "Begitu."

Zora dan Flora tahu Merlin bermaksud untuk tidak membahas hal ini lebih jauh, jadi mereka berdua hanya bisa berkata seperti itu.

"Apa yang kalian lakukan disini?" Merlin bertanya untuk mengubah topik. Sejak awal, dia berniat akan menemui keduanya jika saja para Druid tidak mampu memulihkan tubuhnya. Penguasaan Zora dan Flora dalam kekuatan cahaya bahkan melampaui apa yang kebanyakan Klan Dewi bisa lakukan, karena itu dapat dipastikan jika keduanya lebih mahir dari pada Druid ini.

"Kita berdua harus melatih gadis itu atas permintaan sang Putri untuk rencana masa depan Lord, aku tidak boleh mengacaukannya." Flora menjawab sambil menunjuk Elizabeth.

Merlin yang mendengarnya tersenyum, "Sepertinya para Dewa sudah mulai bergerak. Aku yakin jika Raja Iblis juga mulai merasakan ancaman, karena itu kita masih harus waspada."

"Apa yang kau maksud dengan 'rencana', Merlin?" Meliodas bertanya.

"Ramalan mengenai hancurnya Britannia yang pernah kita bicarakan saat itu, dan sekarang para Dewa diatas sudah mulai bertindak."

Tepat setelah kalimat itu jatuh, mereka semua terkejut karena Tujuh Dosa Mematikan belum diberitahu mengenai masalah itu sama sekali.

Bab berikutnya