"Apakah ini benar-benar berhasil?" Ophis bertanya dengan cemas, khawatir, ragu, dan sebagainya. Walaupun begitu, semua emosi itu tidak ditampilkan dalam ekspresinya.
"Mungkin," Asheel hanya mengangkat bahu.
Dia lalu berjalan diatas air menuju Great Red yang juga memperhatikannya dan itu membuatnya mundur selangkah.
Great Red hanya diam dan menggeram saat Asheel mendekatinya, tapi sebenarnya dia sangat gugup.
Asheel segera menyentuh sisik-sisik Great Red dan mengelusnya. Kelihatannya halus, tapi dia sedang menyerap Kekuatan Mimpi-nya.
"Grrr...." Great Red menggeram karena dia tahu jika kekuatannya sedang disedot, tapi tetap membiarkannya karena dia tidak merasakan ancaman dari tindakan itu.
"Baka-red..." Ophis juga mendekati mereka berdua lalu memiringkan kepalanya ke Asheel dengan bingung, dengan ekspresi yang seolah-olah mengatakan: 'Apa yang kamu lakukan?'
"Sejak tubuh fana-ku hancur olehmu, tentu saja aku harus membuatnya lagi, kan?" Jawab Asheel sambil menghela nafas saat dia juga mencongkel daging Great Red. Dia lalu menoleh ke Ophis, "Bisakah kamu juga memberiku ularmu?"
"Um," Ophis mengangguk dan melambaikan tangannya sebelum ular kecil muncul, lalu dia memberikannya kepadanya.
Saat mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, cahaya menyilaukan bisa terlihat dari dekat mereka.
"Apakah Diablo dan Kehendak Dimensi sudah terhubung?" kata Asheel setelah dia selesai dengan mengumpulkan bahannya.
Diablo dan Kehendak Dimensi diselimuti oleh cahaya putih-hijau saat mereka berusaha untuk mempengaruhi waktu didunia ini.
"Tunggu sebentar!"
Asheel memanggil mereka saat keduanya sedang menutup mata dan mencoba berkonsentrasi, tetapi membuka matanya saat mendengar suaranya.
"Lebih mudah jika kalian melakukannya bersama Mare," kata Asheel.
"Lalu panggillah dia!" desak Kehendak Dimensi.
Asheel menyipitkan matanya sejenak dan bertanya-tanya apakah dia harus menendang pantatnya setelah ini. Dia lalu menggelengkan kepalanya dan memanggil Mare kemari.
Dalam sekejap, anak Dark Elf pirang dengan pakaian crossdresser muncul dihadapannya.
"A-apakah Anda membutuhkan sesuatu dari saya, Asheel-sama?"
"Hmm," Asheel mengangguk saat melihat Mare. "Bisakah kamu terhubung dengan bumi lalu bergabung dengan mereka berdua?" Dia berkata sambil menunjuk Diablo dan Kehendak Dimensi.
"Jika itu perintah Anda, saya akan mengarahkan semua kekuatan saya untuk melakukannya."
Mare kemudian bergabung dengan Diablo dan Kehendak Dimensi lalu mencoba menghubungkan dirinya dengan bumi.
Mare adalah seorang Dark Elf, yang pada dasarnya mempunyai kerekatan hidup dengan alam, dan juga dia adalah seorang High Druid. Setelah bertahun-tahun dia tinggal bersama Asheel, kekuatannya juga sangat meningkat sampai titik dimana dia bisa mengendalikan bumi itu sendiri.
Asheel lalu menatap ke arah Great Red, "Bisakah kamu berubah wujud menjadi manusia?"
Great Red menggeram sebagai jawabannya yang tidak bisa dimengerti oleh siapapun, tapi Asheel dan Ophis tentu saja bisa mengerti.
"Serius, kamu tidak bisa melakukannya?" Asheel menatapnya dengan aneh.
"Grr..." Great Red menggeram sekali lagi.
"Perhatikan baik-baik."
Asheel lalu mengalirkan energinya ke seluruh tubuhnya, dan seketika, penampilannya bergerak saat energi ungu menyelimutinya.
"Wujud ini adalah yang paling nyaman," kata Asheel saat suaranya telah kembali menjadi normal lagi.
Penampilan Asheel telah kembali menjadi seperti sebelumnya, dengan rambut hitam panjang dan mata hijau giok. Pakaiannya juga muncul dengan kimono hitamnya yang khas.
Hanya saja, tidak ada tato ditubuhnya.
"Bagaimana?" Asheel lalu menoleh ke Great Red.
"Grr..."
Great Red lalu melolong ke atas sebelum cahaya merah menyelimuti tubuh besarnya hingga membuatnya tidak terlihat, dan itu menyusut drastis sampai ukurannya sama dengan tubuh manusia biasa.
Hanya saja penampilannya saat ini...
"Kenapa loli lagi?" Asheel menatap Great Red humanoid dengan tatapan tanpa ekspresi. "Orang tua itu memiliki jimat yang aneh..."
Dia lalu memikirkan Supreme One yang merupakan sosok sebenarnya dari orang yang memberikan wujud kepada Ophis dan Great Red.
Dimensi ini diciptakan langsung olehnya, dan dalam prosesnya dia juga memberikan wujud pada dua Dewa Naga itu.
Great Red saat ini memiliki penampilan seperti seorang gadis berusia 12-14 tahun, dengan rambut merah panjang sampai ke pinggang, tentu saja perawakan kecil seperti Ophis, dan dengan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang.
Dan terakhir, dia saat ini dalam keadaan telanjang.
Melihat Asheel yang terus menatap dirinya dari atas ke bawah seperti sedang menilainya, Great Red menatapnya dengan waspada sambil menggeram dan memamerkan gigi taringnya.
Dia lalu ingat jika dirinya masih telanjang dan segera menggunakan kekuatannya untuk membuat pakaian yang langsung dikenakannya, kemudian menggeram sekali lagi ke arah Asheel.
"Grrr... Apa yang kamu lihat?!"
Asheel sementara itu memiliki ekspresi pura-pura terkejut, "Ternyata kamu bisa berbicara."
"Apa yang membuatmu terkejut?! Apakah kamu berpikir aku hidup selama ini tanpa mengucapkan satu kata pun?" Great Red berkata sambil menatapnya dengan mata kucing.
Tapi Asheel malah mengabaikannya dan menatap Great Red dengan ekspresi aneh sekaligus serius, "Sebenarnya aku merasa aneh jika harus memanggimu Great Red dalam wujudmu saat ini..."
Ophis yang memandangnya saat ini juga merasa aneh saat dia memiringkan kepalanya.
"Mau bagaimana lagi, kan....?"
Great Red akan mengatakan sesuatu lebih jauh tapi Asheel memotongnya terlebih dahulu.
"Oke, aku akan memberimu nama baru!"
Asheel mengangguk sendiri saat dia setuju juga pada ide dipikirannya.
Sementara itu, Great Red memiliki ekspresi yang bertentangan di wajahnya: "Hei, jangan seenaknya memutuskan!"
Tapi Asheel terus mengabaikannya, "Kalau begitu namamu menjadi Yukane, Yukane Ryuumatsu." Dia mengangguk sekali lagi saat mengagumi penamaannya sendiri, lalu menatap Great Red yang memiliki mata berbinar.
"Bagaimana?"
Great Red buru-buru mengembalikan ekspresi senangnya saat dia menjadi cemberut, tapi pipinya menunjukkan kesenangan saat ini.
"Hmph! Mau bagaimana lagi jika kamu memaksa...."
"Aku tidak memaksamu lho..."
"Oke, oke! Aku terima nama yang kau berikan itu!"
Tiba-tiba, tubuh Great Red, atau yang saat ini dikenal sebagai Yukane, bersinar terang yang cahayanya sendiri sangat menyilaukan. Itu hanya beberapa saat sebelum cahaya menghilang dan menampilkan sosok Yukane yang sama sekali tidak berubah.
"....Aku berevolusi?" Yukane berkata dengan tidak percaya.
"Evolusi?" Ophis bingung dan menatap Asheel.
"Oh, itu seharusnya sistem penamaan yang secara tidak sengaja aku aktifkan." Asheel menjawab dengan santai. Dia lalu merasakan tatapan Ophis yang intens, "Apakah kamu ingin nama juga?"
Ophis mengangguk.
Asheel hanya menggelengkan kepalanya sebelum mengucapkan satu kata, "Ophis."
Setelah dia mengatakan itu, tubuh Ophis juga bersinar beberapa saat sebelum menghilang dan memperlihatkan tidak ada perubahan apapun dalam dirinya.
"Bagaimana?" Asheel menatap Ophis lalu ke Yukane.
"Rasku tidak berevolusi tapi aku menjadi lebih kuat. Kontrol kekuatanku juga meningkat, dan juga potensiku naik sangat banyak."
"Aku juga merasakannya seperti itu...." Yukane juga mengangguk pada perkataan Ophis.
"Yukane."
"???" Yukane memandang Asheel dengan bingung, mengapa dirinya dipanggil saat mereka sedang membahas manfaat dari evolusinya.
Sebenarnya Asheel tidak peduli dengan evolusi mereka karena dia sudah tahu, dan dia malah terganggu dengan pikirannya saat ini.
"Yukane, Yukane, Yukane, ....."
"Benar saja, Yukane seharusnya untuk nama gadis berpayudara besar," Asheel berkomentar setelah mengucapkan namanya berturut-turut. "Tapi untukmu...."
"Kamu mempermainkanku!" Yukane berteriak sambil memamerkan gigi taringnya. "Dan juga, aku masih dalam masa pertumbuhan!"
"Masa pertumbuhan? Dengan umurmu saat ini?" Asheel menatapnya dengan ragu.
"Ugh...."
Asheel lalu menatap Yukane dengan aneh lalu menoleh ke Ophis dan bertanya, "Apakah dia selalu seperti ini? Kupikir dia akan bersikap seperti geng motor atau berandalan, tapi kenapa dia bertingkah seperti tsundere?"
"Siapa yang tsundere?!"
"Lihat?"
"Kamu...!"
"Dia menjadi seperti ini dalam wujud manusia," Ophis berkata setelah mengamati kelakuan mereka berdua sebelum melanjutkan, "Sebenarnya tanpa diajari olehmu pun, dia bisa berubah ke penampilannya saat ini. Dia tadi berbohong."
"Hoo, benarkah...?" Asheel lalu menoleh ke arah Yukane dengan mata mengancam sambil menyeringai.
"Hiiiikkk," Yukane menggigil sekaligus takut saat melihat Asheel ketika dia mundur selangkah, dia masih ingat serangan yang dikeluarkan Asheel padanya yang membuat tubuhnya berdarah dimana-mana. Mengingatnya saja membuatnya merasakan rasa sakit itu. "A-apa yang akan kamu lakukan?!"
"Nah, apa ya....." Asheel mengambil satu langkah sambil membuat pose menakut-nakuti.
"Tapi aku terkejut denganmu karena berani berbicara denganku setelah apa yang aku lakukan padamu sebelumnya," kata Asheel saat dia memasang wajah dengan berbagai ekspresi.
Ophis juga menatapnya dengan penasaran.
"I-itu..." Yukane ragu-ragu sejenak sebelum berkata, "Kamu memang melakukan hal kejam padaku, dan juga aku masih takut padamu. Tapi ... serangan terakhir itu aku tahu kamu tidak bermaksud untuk menyerangku secara langsung. Dan juga, kamu telah memberiku nama dan membuatku berevolusi dengan hubungan jiwa kita. Jadi...."
Asheel sedikit terkejut saat Yukane bisa mengetahuinya, dia hanya menghela nafas sebelum berkata: "Ya, serangan itu akan lenyap sebelum bisa mengenaimu, tapi Kehendak Dimensi melindungimu terlebih dahulu sebelum itu."
Serangan terakhirnya saat dia menggunakan pedang Traceless seharusnya akan lenyap sebelum bisa mengenai Yukane, tapi pilar cahaya kehendak dimensi menabrak serangannya sebelum serangan itu lenyap, yang membuat tubuh Yukane menjadi terluka di mana-mana karena dampak susulannya.
Yah, semua itu ada alasannya.
Dia lalu memasang ekspresi serius dan melanjutkan, "Hanya saja, jangan berpikir jika aku tidak berniat melukaimu dengan serius saat itu."
Sebenarnya, jika bukan karena dia melihat ekspresi tersembunyi Ophis sebelum melancarkan serangan terakhirnya, dia sendiri tidak tahu nasib apa yang dimiliki Yukane saat ini.
Sebelumnya dia bahkan berpikir untuk menjadikannya tunggangan dan memaksanya untuk tunduk padanya. Hanya saja Ophis masih memiliki rasa persaudaraan dengannya, jadi dia berniat untuk memberinya sedikit luka sebagai salam.
Nah, sejak awal dia bukan orang yang baik.
Yukane mengangguk dengan kepala tertunduk setelah mendengar kalimat terakhir yang dikatakan Asheel, tapi mengangkat kepalanya saat mendengarnya berbicara lagi.
"Aku menarik kata-kataku kembali. Kamu sekarang adalah keluargaku yang berharga." Asheel tersenyum saat mengatakan itu, tapi dia tiba-tiba membungkuk 90° kepadanya. "Dan juga, aku minta maaf atas tindakanku sebelumnya!"
Mata Yukane berbinar untuk sesaat sebelum cemberut sekali lagi, "Hmph! Sulit bagiku untuk memaafkanmu, kamu harus menyenangkanku terlebih dahuku sebelum aku bisa memberikan permintaan maafku!"
Asheel mengembalikan posisinya dan tersenyum, "Yah selama kamu mau memaafkanku, aku akan melakukan apapun yang kamu mau!"
Ophis juga tersenyum ke arah mereka berdua, tapi tiba-tiba...
Dengung!
"Sepertinya yang disana sudah selesai sementara kita berbicara."
Apakah ada nama jepang yang lebih baik untuk Great Red?
Kalau bisa, untuk nama belakang Asheel juga.
Saya sangat buruk dalam penamaan.
Thx