webnovel

Masalah sebenarnya

"Apa yang terjadi?" Seorang pria yang terlihat tua dengan wajah mirip kambing berkata setelah melihat keadaan mengenaskan Euclid. Rambutnya perak gelap dengan janggutnya yang lancip.

"Aku.. bertemu.. musuh yang kuat.. " Euclid berkata dengan susah payah.

"Siapa itu?" Pria itu mengerutkan kening saat mengetahui beberapa orang akan ikut campur dalam rencananya.

"Aku.. tidak tahu.." Euclid masih mencoba mengatur nafas, tubuhnya sangat kesakitan, dan dia merasa kesemutan berasal dari lukanya.

Rizevim diam-diam mengernyit, padahal dia sangat marah. "Aku tidak tahu bahwa beberapa orang bodoh akan menghalangiku, aku pasti akan menghancurkannya jika aku bertemu dengannya!"

Dia lalu mengekuarkan botol kecil dan akan menuangkannya ke Euclid, tapi dihentikan oleh suara orang yang sekarat itu.

"Jangan menyianyiakannya, Air Mata Phenex tidak berguna untuk saat ini. Aku harus menyingkirkan energi kegelapan di tubuhku sebelum menyembuhkannya."

Rizevim terkejut dengan wahyu itu, dia tidak menyangka bahwa keadaannya akan sangat parah.

"Bagaimana... dengan... rencananya?" Euclid malah bertanya pada kesuksesan misinya.

"Itu berjalan lancar, walaupun seorang Iblis mencoba menghalagi tapi dia tidak bisa menyelamatkan pasangan itu." Rizevim mengelus janggutnya saat berkata.

"Ayo kembali dulu!"

Dia kemudian membawa Euclid dan pergi dengan berteleportasi.

...

Asheel bertemu dengan Diablo lagi yang sedang membawa pasangan itu ke Kondomoniumnya, dia sekarang berada di atap tempat tinggalnya yang biasanya dia gunakan untuk bersantai.

"Saya sudah selesai dengan tugas Anda, Tuanku."

Diablo terlebih dahulu membungkuk ke arahnya sebelum mengarahkan tangannya ke dua sosok yang berada di belakangnya. Saat itulah Demiurge dan Albedo muncul sebelum membungkuk ke arahnya.

"Asheel-sama!"

Sementara Demiurge menyapanya dengan penuh hormat dan pemujaan, Albedo menggunakan nada kasih sayang saat menyapanya. Asheel mengangguk ke arah mereka sebelum mengalihkan pandangannya ke arah pasangan itu.

"Keadaan kalian buruk sekali," Asheel mengeluarkan rokok dan menyalakannya sambil melirik pasangan itu.

Ekspresi Cleria menjadi rumit, dia tidak tahu apa yang dipikirkan Asheel karena mencoba ikut campur dalam masalahnya. Tapi sebelum itu, dia harus mengatakan sesuatu kepadanya.

"Walaupun aku malu mengatakan ini, tapi aku berterima kasih kepadamu karena telah menyelamatkan kami."

Dia dengan tulus membungkuk, nadanya penuh dengan rasa syukur. Masaomi yang berada di sampingnya juga membungkuk ke arahnya.

"Terima kasih! Berkat kamu juga, aku tahu bahwa mantan rekanku terpaksa melakukan semua itu hanya dari melihat ekspresi mereka setelah membunuh 'aku' yang palsu."

Asheel menghembuskan asap rokoknya dan berbalik, "Terserah, aku hanya bertindak sesuai kesepakatan. Tapi, keberatan untuk menceritakan masalahmu?"

Wajah Cleria dipenuhi kelegaan, dia sekarang sungguh-sungguh bersyukur karena telah membuat kesepakatan dengan Iblis itu, walaupun awalnya itu sangat buruk karena Demiurge terus-menerus memeras informasi darinya dengan permainan kata-katanya yang halus.

"Aku tetap akan melakukannya tanpa kamu katakan."

Cleria menarik napas dalam-dalam sebelum menceritakannya, "Semua berawal dari keingintahuanku pada salah satu rumor di dunia bawah. Saat itu aku sangat tertarik dengan rumor keberadaan Bidak Raja, karena sifatku yang sangat ingin tahu dengan rumor-rumor yang beredar yang biasanya aku juga mengumpulkan informasi tentang rumor-rumor itu. Sulit untuk mencari informasi pada awalnya, tapi aku tidak berharap untuk mengetahui hal yang sangat mengejutkan di baliknya. Tidak, itu rahasia yang sangat besar bagi masyarakat dunia bawah."

Demiurge menyesuaikan kacamatanya dan mengangguk, "Seperti yang dikatakan Asheel-sama, masalah ini terkait dengan bidak raja."

Sementara itu, Masaomi sangat terkejut. "Apa ?! Jadi itu bukan karena kita sedang menjalin hubungan?"

Bagaimanapun, dia hampir mati.

Cleria menatapnya dengan gugup, lalu dia menundukkan kepalanya pasa Masaomi. Air mata akan mengancam keluar dan perasaan bersalah yang sangat berat muncul di hatinya. Dia berkata dengan terisak-isak, "Maafkan aku, Masaomi... aku tidak mengatakannya padamu. Tindakanku ini membuat kita berada dalam masalah besar, bahkan hampir membuatmu terbunuh. Aku, aku tidak mengharapkanmu untuk memaafkanku, tapi... aku minta maaf!"

Pada akhirnya dia menangis karena tidak bisa menahan perasaan bersalahnya. Dia merasa beban berat terangkat dari hatinya setelah dia mengatakannya.

Masaomi buru-buru membantunya berdiri dan memeluknya, "Tidak apa-apa, Cleria. Bukankah sudah kubilang jika kita akan bersama selama-lamanya. Karena sudah terjadi, aku tidak keberatan dengan itu. Aku senang kamu jujur pada dirimu sendiri. Yang paling penting, kamu masih hidup dan selamat."

"Masaomi..."

Cleria sangat terharu pada perkataan Masaomi dan dia langsung menangis dipelukannya. Perasaan lega menyebar ke seluruh tubuhnya dan dia merasa seperti terbebas dari ikatan yang selalu mengekangnya.

Yang lain tidak mengatakan apa-apa karena itu tindakan yang tepat untuk dilakukan. Bagaimanapun, mereka masih bisa sedikit peka pada hal-hal mengharukan ini.

Setelah beberapa saat terisak, Cleria mengembalikan sikapnya lagi saat dia mengusap matanya. Dia lalu menunduk ke arah mereka.

"Aku minta maaf karena sudah menunjukkan hal yang memalukan pada kalian."

"Tidak apa-apa." Asheel melambaikan tangannya dengan santai sambil menghembuskan asap rokoknya. Dia sebenarnya bingung pada beberapa hal karena tidak membaca laporan yang diberikan Demiurge padanya, yah itu salahnya.

"Ngomong-omong, bagaimana kamu tahu jika masalah ini terkait dengan bidak raja?" Cleria menatapnya dengan mata penasaran.

Asheel ragu-ragu apakah akan mengatakannya atau tidak, tapi akhirnya dia berkata dengan malu sambil menggaruk kepalanya.

"Yah, itu... aku secara tidak sengaja mengintip laporan penelitianmu saat aku berada di restoran."

Cleria menatapnya tanpa ekspresi dan menghela nafas. "Terserah, toh itu sudah terjadi."

"Nah, mari kita lanjutkan ke topik. Apasih bidak raja itu? Apakah itu permainan catur atau apa?" Asheel bertanya.

"Jika saya tidak salah, itu termasuk dalam sistem evil piece yang digunakan oleh Iblis untuk merubah ras lain menjadi Iblis. Evil piece sendiri diciptakan oleh salah satu Maou saat ini, Ajuka Beelzebub. Sistem Evil Piece dibuat menggunakan kristal yang tersedia di pulau Agreas untuk membantu mengisi jumlah Iblis setelah perang besar terakhir kali, yang menyebabkan kematian Iblis yang tak terhitung jumlahnya.

Sebenarnya saya juga baru mendengar Bidak Raja untuk pertama kalinya. Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan di dunia bawah, hanya terdapat 15 bidak dalam sistem evil piece, yaitu 8 untuk pion, masing-masing 2 untuk benteng, ksatria dan uskup, serta satu untuk ratu. Raja biasanya mengacu pada pemilik gelar kebangsawanan yang dimiliki Iblis tingkat tinggi. Itulah kenapa Bidak Raja terlewat dari informasi yang saya kumpulkan.

Untuk itu, Asheel-sama. Saya benar-benar meminta maaf atas kekurangan saya untuk mencari informasi."

Albedo menunduk pada Asheel saat perkataannya mencapai akhir kalimat.

"Tidak apa-apa, Albedo." Asheel menepuk kepalanya untuk menghiburnya yang membuatnya sangat senang.

Cleria mengela nafas pada interaksi mereka berdua. Ini juga pertama kalinya dia melihat Albedo.

Cantik.

Itulah pikiran pertama setelah dia melihat Albedo. Kecantikannya berada di level lain, dan dengan tingkah lakunya yang sangat anggun, itu menambah poin tambahan untuknya. Dia tidak tahu makhluk apa wanita bernama Albedo ini karena dia juga baru pertama kalinya melihat ras dengan tanduk putih mengkilap dikepalanya. Awalnya dia mengira itu malaikat jatuh karena sayap gagak di pinggulnya, tapi dia yakin jika itu salah.

Menggelengkan kepalanya sejenak, dia lalu berkata, "Nona itu benar. Sejauh yang kita tahu sampai saat ini, pada sistem evil piece hanya terdapat 15 bidak, sampai saya menemukan bidak yang ke 16."

"Begitu," Asheel mengangguk. "Jadi bidak raja ini pasti memiliki sesuatu yang istimewa karena keberadaannya saja sangat dirahasiakan oleh petinggi golongan Iblis, dan itu juga yang membuatmu diincar olehnya."

"Ya, jika keberadaan dan efek bidak raja diketahui oleh masyarakat modern dunia bawah saat ini, kekacauan pasti akan terjadi. Karakteristik dari Bidak Raja itu sendiri hanyalah peningkatan kekuatan. Itu secara harfiah berarti, kekuatan dapat ditingkatkan jauh lebih dari biasanya, bisa melipatgandakan kekuatan iblis dari 10 hingga 100 kali lipat. Karena itulah Bidak Raja dilarang."

"Peningkatan 100 kali lipat ?! Bagaimana cara kerjanya?" Semua orang sangat terkejut, bahkan Demiurge.

"Jadi itulah kenapa pencipta evil piece, Ajuka Beelzebub dianggap orang paling jenius di dunia bawah. Dia mampu menciptakan sesuatu diluar akal sehat yang bahkan kita sendiri akan kesulitan untuk memikirkannya."

Demiurge mendapatkan ketenangannya kembali setelah dia mengungkapkan pikirannya. Ekspresinya berubah menjadi seringai, "Aku sangat ingin bertemu dengan Iblis ini dan jika bisa, aku ingin membicarakan beberapa hal dengannya."

Semua orang yang paham meneteskan keringat padanya. Hanya ada sedikit orang yang bisa diakui oleh Demiurge, dan Ajuka ini bisa diakui olehnya. Harus diakui bahwa orang ini sangat luar biasa hanya dengan melihat prestasi yang dihasilkannya.

Bab berikutnya