'Tidak terjangkau, ya? Benar-benar kata yang cocok untuk menggambarkannya, Sera.' Asheel berpikir sendiri setelah mendengar percakapan Sera dan Koizumi. 'Tapi hanya itu saja, walaupun itu disebut perlindungan ilahi, tetap saja itu tidaklah mutlak.'
Menurutnya, jika seseorang yang lebih tinggi keberadaannya dari dunia ini melihatnya, mereka masih bisa menyadarinya. Lagipula itu sangat mencolok, hanya terdapat efek 'tidak terjangkau' dan itupun sangat terbatas karena Koizumi harus mengisinya setiap hari, yaitu dengan memakan ramen. Dia memperoleh perlindungannya juga sebagian besar dari keilahian ramen, yang sangat tidak terlihat.
Tapi, Koizumi sangatlah spesial karena dia mempunyai 'kutukan' di dalam dirinya. Kutukan kerakusan yang selalu membuatnya lapar, dan kelaparan itu dia arahkan pada makanan kesukaannya, ramen. Berkat itu juga dia memperoleh keilahian.
Yang membuat Asheel bingung adalah, kenapa kehendak dimensi ikut campur? Apakah Koizumi merupakan avatarnya? Ataukah dia seseorang yang terpilih? Memikirkannya saja membuatnya bingung, itu tidak berguna jika dia terus memikirkannya.
Tapi dia memiliki beberapa kemungkinan di pikirannya, Koizumi adalah entitas yang membuat kehendak dimensi tertarik sehingga dia sendiri menganggapnya tidak terduga. Karena itu juga Koizumi memiliki keilahian walaupun dia seorang vampir.
Asheel tidak tahu apakah seseorang bisa menjadi dewa di dunia ini atau tidak, yang dia tahu dewa di dunia ini kebanyakan berasal garis keturunan dewa itu sendiri. Dia tidak tahu apakah ada Dewa Vampir di dunia ini, dan dia juga tidak peduli. Yang membuatnya lucu adalah, gadis bernama Koizumi itu memiliki jalan menuju ketuhanan melalui ramen.
Walaupun di alam yang lebih tinggi ada seorang Dewa Koki atau Dewa Makanan, tapi Dewi Ramen membuatnya terlihat lucu. Jika begitu, makan akan terlahir Dewa Nasi Goreng atau Dewa Hotpot. Siapa tahu?
Asheel berhenti memikirkannya sejak itu tidak berguna, beberapa spekulasinya sudah cukup. Dia dan Sera segera keluar, mereka langsung melihat ke atas dan merasakan penghalang sedikit bergetar.
Setelah itupun Aura dan Mare datang ke arahnya.
"Asheel-sama!"
Asheel menoleh dan tersenyum kepada mereka, "Oh, Aura, Mare. Apakah kalian bersenang-senang?"
Asheel menepuk kepalanya yang membuat mereka senang, tapi menggelengkan kepalanya dengan tergesa-gesa karena mereka ingin melaporkan sesuatu.
"Asheel-sama, saya melihat Demiurge sedang menahan beberapa orang yang ingin menerobos ke festival." Aura berkata.
"Oh, sayang sekali. Apakah itu mengganggumu? Serahkan saja pada Demiurge karena dia akan mengurusnya."
Aura dan Mare menatapnya dengan kagum, "Asheel-sama, apakah Anda sudah memprediksinya?"
"Itu..." Asheel tersedak beberapa saat yang dia tutupi dengan cepat. Dia lalu tertawa, "Haha, benar! Aku memerintahkan Albedo untuk memberitahu Demiurge sehingga dia segera memasang penghalang karena beberapa lalat akan mengganggu kesenangan kalian."
Aura dan Mare memiliki bintang di matanya saat menatap Asheel. Sementara itu Sera menatapnya dengan jorok, dia mengabaikannya lalu melanjutkan bermain-main dengan Kunou.
Saat itulah mereka berdua memperhatikan anak kecil yang sedang di gendong Sera. "Kalau boleh tahu, Asheel-sama. Siapakah anak yang sedang digendong oleh Sera-sama?
"Gadis itu adalah Kunou, putri pemimpin Youkai barat. Kemungkinan dia sedang diincar oleh orang-orang yang akan menyerang festival itu."
"Seperti yang diharapkan oleh Asheel-sama, Anda langsung menemukan penyebab masalah ini!"
"Yah, yang ini keberuntungan." Asheel menggosok hidungnya saat dia malu melihat bawahannya begitu mengaguminya, padahal dia hanya berjalan-jalan biasa dan secara tidak sengaja menemukannya. "Jangan pikirkan masalah itu, beruntung Demiurge bekerja sangat baik."
...
Beberapa saat yang lalu, di langit-langit. Sebuah siluet terlihat sedang melayang di udara. Tepat di bawahnya adalah penghalang tak terlihat yang menutupi seluruh wilayah kuil sampai ke distrik sekitarnya.
Sosok itu memiliki sepasang sayap kelelawar di punggungnya, dan sedang berpose dengan tangan yang menyilang. Pakaiannya terdiri dari yukata orange dengan garis-garis putih dan juga memiliki hiasan di pinggangnya.
"Akhirnya kalian datang juga, aku lelah menunggu kalian." Demiurge berkata sambil tersenyum kecil, matanya menatap ke arah kerumunan yang sedang menuju ke arahnya.
"Bos, terlihat seseorang yang menghadang kita tepat di depan. Apa perintahmu, bos?" Seseorang di salah satu kerumunan berkata kepada sosok besar yang memimpin mereka.
"Apakah kamu bodoh? Bunuh saja dia yang menghalangi kita! Aniki seharusnya sudah beraksi melawan Kyuubi, kita harus menunjukkan kelayakan kita juga!" Youkai dengan kepala harimau hitam berkata dengan nada dingin sambil berdiri di atas lingkaran yang menopangnya di udara.
Kerumunan itu bisa melayang di langit karena terdapat item magis yang menopang mereka sebagai pijakan.
"Bos, orang yang menghadang kita sepertinya seorang Iblis, tapi dia aneh karena sayapnya terlihat berbeda dari yang aku tahu." Orang itu berkata lagi.
Bos mengangkat alis sebelum bertanya, "Berapa sayapnya?"
"Hanya satu pasang, bos! Tapi sangat besar."
Mendengarnya, bos itu mendengus. "Beraninya Iblis kelas rendah menghentikan kita, bunuh dia!"
"Baik!"
Orang itu langsung melesat ke arah Demiurge yang sedang menunggu mereka. Dia memegang tombaknya lebih erat dan mengarahkannya tepat ke musuhnya.
"Aspect of the Devil: Razor Sharp Claw!" Cakar Demiurge berubah menjadi cakar iblis dan memanjang, itu membentang melebihi delapan puluh sentimeter.
Dia menghindari serangan tombak dengan memiringkan tubuhnya lalu mengayunkan cakarnya ke depan.
Slash!
Tubuh penyerang itu langsung terkoyang menjadi beberapa bagian hanya dengan satu tebasannya saja.
"Wah, kalian hanya membuang-buang waktuku saja. Kenapa hanya mengirim satu orang lemah jika kalian ada banyak di antara kalian?"
Demiurge menyesuaikan kacamatanya menggunakan cakarnya, dia menatap ke depan melihat kerumunan musuh sambil menyeringai.
'Hmm, kulit mereka bagus untuk membuat magic scroll tingkat menengah. Aku ingat bahwa aku kekurangan bahan, seharusnya Asheel-sama tidak membutuhkan mayat mereka sehingga aku bisa menyimpannya.'
Semua orang merinding saat Iblis itu mengamati mereka satu persatu seolah olah mereka benda dan sedang di cek kualitasnya.
Bos itu tampaknya lebih mewaspadai musuhnya kali ini karena betapa mudahnya bawahannya dikalahkan, dia lalu memerintahkan semua orang untuk menyerangnya secara bersamaan.
"Kalian semua, serang secara bersamaan! Jangan tinggalkan satu celahpun untuknya!" Bos berteriak sambil menunjuk ke arah Demiurge.
Satu persatu orang-orang di belakangnya maju menyesuaikan posisi untuk menyerang. Spell caster akan menyerang di belakang sementara yang lain akan menyerangnya secara bersamaan.
Semua spell caster menyerangnya menggunakan mantra secara bersamaan, yang menghasilkan kelap-kelip di mata Demiurge. Saat semua serangannya akan mengenainya, dia hanya merentangkan kedua tangannya ke depan dan penghalang tembus pandang berwarna ungu menutupi seluruh tubuhnya dari serangan. Semua serangan mereka tidak berguna dan tidak ada yang bisa menembus penghalang sihir yang dibuatnya.
Demiurge hanya mengangkat bahu sebelum mengamati mereka, dia memandang mereka semua dengan tenang sebelum melambaikan tangannya ke arah mereka, "Hellfire Wall!"
Dari tangannya, api yang sangat panas meletus menuju bagian belakang kerumunan dan langsung membakar semua spell caster yang menyerangnya menjadi abu hanya dalam hitungan waktu beberapa detik.
Semua penyerang ketakutan setelah melihat semua pasukan jarak jauh mereka mati hanya dengan lambaian tangannya. Bos mengerutkan kening saat ekspresinya menjadi serius, dia merasakan bahwa sihirnya lebih kuat dari kekuatan tempurnya.
"Tenang, serang dia secara bersamaan! Iblis itu adalah seorang penyihir jadi kekuatan jarak dekatnya seharusnya lebih lemah!"
Semua orang seolah mendapat sedikit motivasi dan menatap Iblis di depannya. Mereka berteriak sambil mengangkat senjatanya mengarahkannya pada Demiurge sebelum mereka semua melesat.
"Terserah, aku pasti akan menggunakanmu dengan baik." Demiurge mangangkat bahu sebelum merentangkan cakarnya. Seolah-olah dalam posisi berdoa, dia menggunakan skillnya.
"Aspect of the Devil: Hellfire Mantle!" Api neraka yang sangat panas menyelimuti tubuhnya, suhu di sekitarnya terpengaruh saat atmosfer memanas.
Semua penyerang di dekatnya langsung melelehkan kulitnya sebelum api neraka menyebar di antara mereka. Hanya dalam satu sentuhan kecil, mereka bisa terbakar hidup-hidup.
Tombak mereka langsung menjadi abu saat bersentuhan dengan api, sedangkan yang menggunakan cakarnya untuk menyerang seperti yokai harimau gunung, bulunya terbakar sekaligus dengan lengannya saat aroma gosong tercium di sekitar mereka.
Mereka semua bisa mencium bau daging panggang menjadi menelan ludahnya sendiri. Lagipula itu semua adalah daging rekan-rekannya yang telah gugur dan dibakar menggunakan api neraka.
Demiurge mengerutkan kening saat melihat mereka semua belum mati, bukannya karena dia aktif melawan mereka karena dia hanya membalas semua serangan mereka menggunakan skillnya sendiri.
"Ups, aku melakukan kesalahan. Karena terlalu asik memanggang kalian, bahanku yang berharga malah berubah menjadi abu, aku tidak tahu bahwa kalian semua sangat rapuh karena api itu ternyata bisa langsung membunuh kalian. Sepertinya aku menilai kalian terlalu tinggi."