webnovel

Restoran Cleria

Asheel sekarang sedang berada di kafenya. Di sampingnya, Narberal sedang mengerjakan beberapa dokumen yang tampak penting. Selain mendirikan kafe, Asheel memutuskan untuk membuat beberapa usaha baru, seperti di industri elektronik.

Dia sudah berpergian di banyak dunia yang berbeda, dan tentu saja dia pernah berkunjung di dunia yang berpusat pada teknologi canggih, seperti mecha yang merupakan kekuatan utama dalam perang. Teknologi seperti itu ratusan tahun lebih maju daripada teknologi masa sekarang di dunia ini.

Daripada menyianyiakan pengetahuan teknologi canggih itu, Asheel akan membuat beberapa alat canggih yang bisa memudahkan masyarakat saat ini. Mungkin hanya alat pembersih debu otomatis, atau kendaraan yang lebih canggih.

Dia tidak ingin membuat menjual teknologi berlebihan, bahkan jika dia membawa mecha, dia tidak akan pernah menjualnya karena tidak ingin dunia ini menjadi mengarah pada peperangan robot.

Asheel hanya membagikan pengetahuannya, sisanya akan diurus oleh anak buahnya. Dia terlalu malas untuk mengurus hal-hal seperti itu dan lebih baik bersantai bersama keluarganya.

Asheel perlahan berdiri dari kursinya dan menguap. Setelah itu Narberal datang ke sisinya membawa teh hangat dan beberapa camilan.

"Terima kasih, Narberal."

"Sudah tugas saya Asheel-sama, untuk melayani Anda," Narberal membungkuk ke arahnya.

"Ngomong-omong, apakah kamu sudah berkemas untuk liburan tiga hari kemudian?" Asheel bertanya sambil menyeruput teh dan memakan camilan.

"Saya selalu siap untuk segala situasi, Asheel-sama," jawab Narberal.

"Bukan seperti itu, besok bawalah pakaian yang lebih santai, jangan mengenakan pakaian maidmu saat liburan. Tujuan kita hanya agar kita bisa menikmati kebersamaan kita."

"Jika itu yang diinginkan Asheel-sama, maka saya akan melakukannya."

"Jangan lupa untuk menyampaikannya juga pada para saudarimu."

"Akan saya lakukan." Narberal mengangguk ke arahnya.

Asheel berdiri dan berjalan keluar, meninggalkan Narberal yang sedang bekerja. 'Aku harus segera berkemas, akan memalukan jika aku tertinggal oleh bawahanku sendiri.'

Setelah dipikir-pikir, semuanya ada di dimensi sakunya. Asheel menggelengkan kepalanya dan akan meminta Sebastian untuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk liburannya.

Sebastian adalah kepala pelayan di Nazarick, dibantu dengan Pestonya, dia yang mengatur mengatur segala kebutuhan para pelayan homonculus.

Asheel turun dan melihat kafenya memiliki cukup banyak pelanggan, terutama para pelajar. Mungkin hanya ingin melihat para Pleiades.

Dia bertemu Solution disana dan menyapanya, "Kerja bagus, Solution."

Sambil membawa nampan di kedua tangannya, Solution membungkuk. "Terima kasih, Asheel-sama. Saya akan terus bekerja keras."

"Aku akan keluar dulu, sampaikan pada semuanya." Asheel melambaikan tangannya dan pergi.

"Baik, Asheel-sama."

Saat berjalan Asheel juga melihat Yuri yang melayani pelanggan dan Lupusregina yang membawa pesanan. Dia mengangguk puas setelah itu.

Asheel keluar dari kafenya dan tidak tahu harus kemana, akhirnya dia memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, dia akan membeli sesuatu tapi berhenti saat melihat seorang kenalan. Dia menatap seorang wanita dengan rambut abu-abu yang sedang berjalan di sekitar trotoar. Setelah secara kebetulan bertemu dengannya, Asheel memutuskan untuk menyapanya.

"Yo!" Asheel menepuk bahunya.

Wanita itu tersentak dan berbalik melihatnya, setelah itu dia ketakutan saat melihat pria yang menepuk bahunya. "A-apa yang kamu lakukan disini? Apakah ada perlu sesuatu lagi?"

Nadanya gugup saat berbicara, tentu saja karena pria di depannya adalah orang yang memaksakan kesepakatan dengannya beberapa hari yang lalu.

"Apakah kamu sebegitu takutnya padaku?" Asheel berkata dengan tidak berdaya, setelah dia diintimidasi oleh Demiurge, sepertinya meninggalkan beberapa jejak dalam ingatannya.

"Tentu saja! Lagipula apa yang dilakukan bawahanmu terakhir kali?" Wanita itu, Cleria, berteriak dengan frustasi padanya.

Asheel merasa kasihan padanya sejak dia diperlakukan oleh Demiurge.

"Yah, maaf tentang itu, aku juga tidak tahu bahwa Demiurge akan melakukan itu. Dia hanya ingin menyenangkanku."

"Menyenangkanmu? Apa kau tahu apa yang telah kamu lakukan? Para petinggi mempertanyakanku setelah orang asing sepertimu mengklaim wilayah yang seharusnya aku awasi!"

Cleria sangat marah setelah kejadian itu, bahkan sepupunya menanyai kabarnya yang membuatnya malu. Dia memutuskan untuk mengambil tugas ini agar bisa lebih mandiri dan tidak bergantung lagi pada sepupunya, tapi pria di depannya malah menyebabkan masalah besar baginya.

'Apa yang harus aku lakukan?' Asheel bertanya dalam benaknya. Akhirnya dia tidak memikirkannya lagi dan berkata, "Jangan pikirkan itu, yang sudah terjadi biarkan saja terjadi. Ngomong-omong, apa yang kamu lakukan saat ini?"

Cleria marah saat Asheel memperlakukan masalahnya seperti tidak ada apa-apanya, tapi pada akhirnya dia menjawab. "Aku habis berbelanja untuk memenuhi kebutuhan restoranku."

Asheel sedikit terkejut saat mendengar Cleria membuka restorannya sendiri. Lagipula, Cleria adalah pengawas kota ini.

"Oh, kamu mempunyai restoran?! Kalau begitu aku harus mampir!" Asheel memutuskan untuk mampir ke restorannya dan membeli beberapa makanan untuk dibawa pulang.

Cleria terdiam dan meminta konfirmasi. "Apakah kamu akan ke restoranku sekarang? Lagipula aku belum bersiap apa-apa, maukah kamu menunggu?"

"Tidak masalah!"

Cleria berpikir bahwa Asheel tidak seburuk yang dia bayangkan, mungkin hanya para bawahannya yang membuat masalah untuknya. Tapi tetap saja, dia harus berhati-hati saat di dekatnya.

Setelah sampai di restorannya, mereka segera masuk. Restorannya cukup sederhana dengan gaya yang menarik dan terasa nyaman saat nongkrong di dalam. Di dalam tidak ada siapa-siapa karena baru saja buka.

"Tunggulah di kursi, aku akan mempersiapkan semuanya. Untuk memesan kamu baca menunya, setelah memilih bawa catatannya padaku!"

Setelah mengatakan itu Cleria memasuki dapur dan segera bersiap-siap.

Asheel hanya duduk di salah satu tempat yang disediakan dan mengambil menu. Setelah mencatat pesanannya, dia segera menyerahkannya.

"Apakah kamu butuh bantuan?" Asheel bertanya sejak dia melihat Cleria yang sibuk.

"Tidak perlu! Tunggu saja dan jangan ganggu aku, ya?!" Cleria mendengus padanya.

"Ngomong-omong, dimana pacarmu?" Asheel mengabaikan peringatannya dan bertanya. Dia ingat saat bertemu dengannya pertama kali, ada seorang pria di samping Cleria yang membantunya. Dia juga ingat bahwa resroran ini hanya berjarak beberapa rumah dari tempat tinggal Cleria yang dia kunjungi saat itu.

"Dia masih di gereja melakukan pekerjaannya," kata Cleria.

Asheel terkesima saat melihat cinta terlarang ini. "Hoo, menarik. Seorang Iblis dan manusia pengusir setan saling mencintai."

Cleria berhenti sejenak lalu menatapnya. "Apakah ada masalah tentang itu? Aku sangat menyesal kamu mengetahuinya, jika bisa aku ingin menggunakan sihir untuk merubah ingatanmu."

Cleria berkata tanpa menyembunyikan keinginannya. Adalah sebuah rahasia dia berkencan dengan seorang manusia dari gereja, tapi mau bagaimana lagi, dia sangat mencintainya. Tapi pria penuh kebencian itu mengetahuinya yang membuatnya sangat bermasalah, dia hanya bisa berharap bahwa Asheel tidak memberitahuinya kepada siapapun.

"Jahat sekali, Cleria-chan~ Lagipula, aku hanya menuruti permintaan bawahanku saat itu dan tidak sengaja menemukan sebuah fakta tersembunyi." Asheel juga tidak menyembunyikan masalahnya.

Cleria melototinya sebelum melanjutkan pekerjaannya.

"Tenanglah, aku tidak akan memberitahukannya pada siapapun, tapi sepertinya akan mudah untuk mengetahuinya jika seseorang mencoba menyelidikinya." Asheel meyakinkannya dan mengeluarkan pendapatnya sendiri.

Cleria juga mengetahui masalahnya, tapi dia tidak akan menyerah pada cintanya.

Mereka terus berbicara sebelum pintu dibuka dan terdengar sebuah suara. "Aku kembali, Cleria!"

Seorang pria memasuki restorannya dan berjalan menuju arah mereka. Dia mencium bau wangi dari dapur dan tidak bisa tidak bersyukur karena mengira bahwa pacarnya sedang memasakkan sesuatu untuknya selama menunggunya pulang.

Tapi pikiran itu hilang saat melihat seorang pria berambut hitam panjang yang juga berada di sana. Dia menjadi waspada karena dia tahu siapa pria didepannya. Lagi-lagi dia tidak menyangka bahwa akan ada bahaya saat dia meninggalkan pedang sucinya di gereja.

"Kamu! Apa yang kamu lakukan disini?!" Dia bertanya dengan hati-hati karena pria di depannya sangat berbahaya, bawahannya saja sudah membuatnya tidak berdaya, tapi yang ada di depannya adalah Bosnya!

Asheel menoleh dan melihat Masaomi yang waspada terhadapnya sebelum menggodanya. "Cleria-chan, rupanya pacarmu pulang di waktu yang tidak tepat, kita hanya bisa berhenti disini setelah melakukan semua hal itu."

Masaomi yang mendengarnya menjadi marah dan menerjangnya. "Bajingan! Apa yang kamu lakukan pada Cleria?!"

"Ya ampun, itu bukanlah sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh orang-orang gereja." Asheel mengangkat bahu.

"Sial! Jika terjadi sesuatu pada Cleria, tidak peduli siapa kamu, aku akan mengejarmu sampai aku mati!" Masaomi meraung padanya.

"Cleria-chan, pacarmu sangat menakutkan~"

Saat itulah Cleria keluar dan membawa kotak makanan. "Berhentilah menggodanya, dia kesini hanya membeli makanan, itu saja."

"Benarkah?" Masaomi tidak tenang lagi dan gugup mendengar jawabannya.

"Ya!" Cleria mengangguk.

Dia menghela nafas lega setelah mendengar jawabannya, tapi dia masih tidak tahu apakah pria ini mempunyai motif tersembunyi. Saat melihat Asheel bersama dengan pacarnya, dia sangat gelisah dan khawatir di saat yang sama.

"Eh, tidak mungkin Cleria-chan! Setelah kita bersama melalui semua itu, kamu tidak mengakuinya. Aku sangat sedih, kau tahu?" Asheel memutuskan untuk menggodanya lagi.

"Kamu!" Masaomi marah dan gugup sekali lagi.

Cleria kesal pada Asheel yang terus mengoceh. Akhirnya dia mengusirnya, "Cepatlah bayar makananmu dan keluar dari sini!"

"Baik, baik! Tidak perlu terlalu serius, aku hanya bercanda!" Asheel tertawa kecil sebelum membayar makanannya.

Dia berjalan pergi dan melewati Masaomi di jalanannya lalu menyeringai padanya.

Masaomi gelisah setelah itu, sementara Cleria hanya kesal padanya karena terus menimbulkan masalah untuknya.

Saya tidak tahu apa-apa tentang kehidupan Cleria saat masih menjadi penguasa Kota Kuoh.

Nobbucreators' thoughts
Bab berikutnya