webnovel

Guardian Floor

"Kalian berdua, kemarilah!" Asheel memanggil Aura dan Mare saat dia berbaring santai di kursi panjang yang berada di balkon teras.

Pemandangan didepannya adalah suasana kota di pagi hari. Sekarang baru pukul 6, dan beberapa orang sudah memiliki aktivitasnya sendiri.

Aura dan Mare berjalan ke arahnya dengan agak aneh. Aura adalah seorang tomboy, sedangkan Mare yang seorang laki-laki yang bersikap layaknya gadis pemalu.

"Ada apa, Asheel-sama?" Aura bertanya saat dia sudah berada didepannya.

Asheel perlahan membelai rambut mereka yang sangat disukai mereka berdua saat matanya terpejam dan mulutnya tersenyum.

"Yosh, yosh! Kalian anak yang baik, bagaimana jika kalian ikut berjalan-jalan di taman karena ini masih pagi, dan udaranya terasa sejuk!" Asheel mengajak mereka berdua sambil membelai kepalanya sekali lagi. Dia sudah menganggap dan memperlakukan mereka seperti anaknya sendiri.

"Karena itu ajakan dari Asheel-sama, tentu saja kita akan menerimanya, kan Mare?" Aura berkata sambil menyenggol Mare.

"Ya-ya, seperti yang dikatakan Onee-chan, karena Asheel mengajak kita, k-kita akan ikut!" Mare berkata dengan malu-malu.

Saat itu suara terdengar di belakang mereka.

"Tidak adil, kalian! Aku juga ingin ikut! Asheel-sama, ajak aku juga!"

Orang yang mengatakannya berlari menuju mereka dan berhenti di belakang Asheel. Dia lalu mendorong dirinya sendiri di punggung Asheel lalu memeluk lehernya dengan kedua tangannya.

"Oh, Shalltear! Kamu boleh ikut dengan kami!" Kata Asheel sambil membelai rambut Shalltear juga.

Dia adalah Shalltear Bloodfallen, seorang True Vampir. Karena dia adalah undead, sosoknya tidak pernah tumbuh dan terjebak di tubuh loli selamanya, yang membuatnya kesal adalah saat Aura di sosok dewasanya selalu mengejek dan menggodanya. Untunglah tuannya, Asheel, membuat tubuh Aura lagi menjadi kanak-kanak lagi.

Shalltear adalah vampir bertubuh pendek dan memiliki penampilan seperti gadis montok berusia empat belas tahun. Dideskripsikan sebagai kecantikan sejati, dia memiliki kulit pucat berkilau, mata merah merah menggoda, dan fitur wajah halus. Rambut perak Shalltear yang panjang dibiarkan tergerai dipunggungnya. Wajahnya yang mengantuk dan kekanak-kanakan ditampilkan olehnya saat ini saat dia mengusap matanya.

Shalltear saat ini memakai set piyama merah muda dengan corak yang cocok untuknya.

Sebenarnya Asheel merasa aneh saat dia berada disekitarnya, bukan karena dia loli, tetapi karena fetish anehnya. Shalltear selalu menatapnya dengan wajah mesum dan kadang-kadang erangan aneh muncul dari mulut mungilnya. Asheel pernah beberapa kali melihat aktivitas pribadinya secara tidak sengaja dan tidak bisa tidak mengutuk Peroroncino, yang adalah pencipta Shalltear. Dia melihat Shalltear melakukan seks dengan mayat, sesama wanita, dll.

Shalltear yang diberi tepukan di kepalanya, semakin menggeliat aneh dipunggungnya.

"Astaga, kalian! Membuat kebisingan di pagi hari dan juga masalah lagi kepada Asheel-sama. Tidakkah kalian tahu bahwa ini adalah waktu suci beliau untuk mengamati dunia dan membuat rencana tak terduga dipikirannya, yang kita semua sebagai makhluk rendahan didepannya tidak akan terpikirkan oleh siapapun! Nah, kalian tidak boleh mengganggunya!"

Saat Asheel mendengar suaranya, dia tidak bisa tidak mengatakan apapun dibenaknya. 'Orang merepotkan lainnya!'

Suara langkah kaki perlahan menuju ke arahnya. Sosok itu adalah seorang iblis dengan kulit gelap dan rambut hitam yang disisir rapi. Di belakang kacamata bundar ada mata berlian yang sangat menyipit sehingga biasanya tidak terlihat. Fitur wajahnya lancip ke bawah, terdapat beberapai tindik di telinganya yang besar, panjang, dan lancip. Ekor ungu panjangnya terlihat kasar dan keras.

Dia terlihat menggunakan kaos putih dan celana pendek acak-acakan, mungkin karena bangun tidur atau hal lainnya. Yang aneh adalah rambutnya yang selalu rapi disisir ke belakang.

"Demiurge! Kamu terlalu memujiku, aku tidaklah sehebat itu!" Asheel hanya melambaikan tangannya.

"Seperti yang diharapkan oleh Supreme Being yang agung, beliau masihlah rendah hati!" Demiurge memuji sambil mendorong kacamatanya. Ekornya terus bergerak tidak menentu.

"....." Asheel hanya menatapnya sebentar sebelum mengabaikannya.

"Ahhh! Asheel-sama, apa yang kalian semua lakukan disini?! Apakah ada sesuatu yang aku lewatkan?"

Orang yang mengatakan itu berlari menuju Asheel, saat jaraknya semakin dekat, dia berlari dengan posisi ingin memeluk.

Sementara itu, Asheel yang dikejutkan oleh tingkah lakunya, buru-buru meletakkan cangkirnya. Tubuh sosok itu menabrak Asheel yang membuatnya terjatuh.

"Hentikan, Albedo! Apakah kamu ingin menghancurkan rumah ini?!" Asheel mendesak untuk menyingkir diatasnya. Posisinya berada di bawah Albedo, dan Albedo terus menggosok kepalanya di dadanya. Kondomoniumnya yang menyedihkan terus berderit karena tindakan itu. 'Kurasa aku harus melakukan sesuatu dengan rumah ini!' Pikir Asheel dalam benaknya.

"Ara~ Asheel-sama, ini pelukan semangat pagi dariku!"

Kecantikan yang sempurna, Albedo adalah seorang wanita dengan rambut hitam legam berkilau dan wajah seorang dewi. Dia memiliki iris emas dan pupil vertikal; Di pelipis kiri dan kanannya ada dua tanduk tebal yang menonjol melengkung, dan di pinggangnya ada sepasang sayap malaikat hitam.

Sayapnya terus bergerak-gerak saat dia memeluknya.

"Tidak adil, Albedo! Aku belum melakukannya seintens itu!"

Shalltear segera menarik Albedo menjauh darinya, sementara si kembar hanya diam menonton mereka.

"Oh, Shalltear! Dengan sosok menyedihkanmu itu bahkan tidak akan membuat Asheel-sama tersipu!" Albedo mencibir.

'Itu tidak benar!' Asheel berkata dalam benaknya.

"Ngomong-omong, dimana Cocytus?" Setelah Asheel lepas dari mereka, dia bertanya. Dia tidak merasakan kehadirannya dimanapun.

"Cocytus sedang menemani Momonga-sama di alam kematian yang baru Anda ciptakan. Momonga-sama berterima kasih kepada Anda karena telah membuatkan dunia yang cocok untuknya, itulah pesan Momonga-sama untuk Anda." Demiurge berkata dengan tangannya yang bergerak dengan elegan.

"Oh, senang dia menyukainya!" Asheel mengangguk.

Dia ingat bahwa Momonga, temannya yang menemaninya bermain game Yggdrasil sampai akhir, memiliki hari yang indah sebelumnya. Dia berulang tahun! Oleh karena itu, sebagai temannya yang baik, Asheel membuatkan dunia dimana energi negative disana sangat menggumpal dan melimpah didalamnya. Dia juga memberikan sejumlah pasukan kematian yang cukup banyak untuk menjadi bawahannya.

Bagi seorang undead dan overlord seperti Momonga, energi negative sudah seperti makannya sendiri.

"Nah, mari kita berangkat!" Asheel berdiri dan berjalan keluar diikuti oleh Aura, Mare, Shalltear, dan Albedo. Demiurge pergi mengurus urusannya sendiri, dia ingin pergi bersama Asheel tetapi terlalu malu untuk mengatakannya. Dia hanya hanya mendorong kacamatanya dengan bijaksana dan menghilang dari tempatnya.

...

Hari itu masih pagi, udara sangat sejuk, dan embun terlihat di dedaunan.

Berjalan-jalan di sekitar taman dekat rumahnya, Asheel ditemani oleh empat orang lainnya. Shalltear dan Albedo memeluk masing-masing lengannya. Sedangkan Aura dan Mare mengikuti di belakangnya.

Mereka berempat telah disamarkan. Aura dan Mare terlihat tidak lagi memiliki mata heterochromia, mereka memiliki mata biru, dengan warna kulitnya yang tidak lagi coklat tetapi putih asia. Shalltear tidak banyak berubah, dia hanya mengganti matanya dengan biru juga. Sedangkan Albedo masih dalam penampilan yang sama hanya menyembunyikan tanduk dan sayapnya.

"Ahh~ Asheel-sama, kita sudah berkeliling banyak tempat disekitar sini, selanjutnya mau kemana?" Albedo bertanya sambil mendorong dadanya yang berisi ke lengannya.

Asheel yang merasakan kenikmatan surgawi, menelan ludahnya. Lengannya dijepit dengan dua aset besarnya, dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak termakan keinginannya. Dia menghela nafas dan menenangkan pikirannya. Saat itu dia merasakan hal kecil yang lembut di lengannya yang lain. Saat menoleh dia melihat Shalltear dengan wajah merah memeluk lengannya. 'Imut!'

Asheel tidak bisa tidak memikirkan itu.

Shalltear yang merasa ditatap oleh tuannya, semakin tersipu. "A-ano, ada apa Asheel-sama? Apakah ada sesuatu di wajahku?"

Asheel menggelengkan kepalanya, "Tidak ada, aku merasa kamu imut saat ini."

"Kyaa, aku ... aku imut!" Wajahnya semakin panas dan dia terhuyung-huyung memperlambat langkahnya.

"Oke, aku mau beli roti kali ini!" Setelah sesi kecil itu, Asheel mengajak mereka membeli roti.

Semua karakter itu dari Overlord dan Tensei Shitara Slime Datta Ken!

Nobbucreators' thoughts
Bab berikutnya