Dhika berjalan mendekati Cia, berdiri tepat di depannya, hanya Tuhan yang tau betapa senang dan sedihnya bercamour jadi satu sekarang.
"Kalau begitu, putuskan sekarang, ikut denganku."
Cia tersenyum sinis, "siapa anda?"
"Kalau begitu, akan ku tunjukkan siapa aku." Tatapan keduanya seolah menegaskan mereka tidak akan ada yang mengalah.
"Ingin bukti?" tantang Dhika. dengan teliti dia mengamati setiap jengkal wajah wanitanya.
"Mom?" panggil Kandra sambil memainkan ujung jari ibunya. Cia menundukkan pandangannya, bertemu tatap dengan Kandra sambil memberikan senyum terhangatnya. Dhika yang melihat itu, ikut merasakan hangatnya.
"Kandra ikut uncle dulu sama Kay ya? Mommy akan segera menyusul."
"Tapi—" Kandra mengangguk begitu melihat tatapan ibunya, dia mengerti jika sekarang tidak boleh membantah. Cia jongkok lalu memeluk putranya sambil mengatakan semua akan baik-baik saja.
"Titip mereka ya?" ucap Cia pada Gaby.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com