"Puas apa? Jangan baper, kan biasa murid gibahin gurunya. Mending saya, gibah depan orangnya langsung, nggak dosa harusnya! Minggir!" Tangannya di kunci Dhika di atas kepala. Cia cuma bisa menggeliat kayak cacing.
Posisi mereka panas banget, kalo di film hollywood, udah ini itu asekkkkk .... Otak Cia emang udah gesrek. Kayak gini kalo dewasa sebelum waktu.
"Cuma kamu yang jelek-jelekkin saya. Bibir kamu itu perlu di ajar lebih baik lagi." Dhika menatap bibir merah mudah Cia yang tetap lembab dan merah meski tidak di polesi pewarna.
"Bilang aja bapak mesum! Minggir nggak? Kita harus turun tepat waktu. Nggak enak sama mama papa. Kalo nggak dengar, saya tendang abang jago!" Ancam gadis itu nggak main-main.
Dhika mendengus, dia menggeser tubuhnya kesamping, ancaman istrinya buat ngilu. Cia langsung turun lalu berlari menuju kamar mandi. Nggak niat minta maaf sama sekali.
Biar aja! Emang perlu sekali-kali di kasi pelajaran si Dhika. Mang enak di gibah remaja labil?
***
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com