"Oalah, hampir gue usir lo dari sini. Enak aja minta bayaran. Pamrih bener." Sewot Cia.
Fandi tertawa, "lo perhitungan banget."
"Bukan perhitungan, tapi kecewa. Baru juga baikan. By the way, gue nggak mau punya sodara angkat ya. Permintaan lo yang lain aja." Tolaknya terang-terangan, dia pokoknya tetap mau jadi anak tunggal titik nggak pakek koma.
Bodo amat kalo mau di katain egois.
Sarah menyela, "husssshhh ..., enak aja. Kamu nggak mau, tapi mama mau. Kapan lagi bisa punya anak guantengnya pol-polan kayak Fandi." Sarah emang mengagumi laki-laki tampan guys, nggak pandang usia, sama bayi laki-laki asal tampan pun dia demen.
Cia mendumal. Dia jadi ragu Sarah emak kandung bukan sih? Kok mereka nggak pernah satu tujuan gitu loh.
Nggak kandung tapi muka sama sifat kok sebelan dua belas? alah, entahlah ....
"Seriusan lo nggak mau punya sodara kayak gue?" Tanya Fandi dengan senyum jahilnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com