"Jangan lebay kamu bilang? Kamu itu yang jangan maksain diri, pokoknya mama nggak mau liat kamu ikut lomba itu titik nggak pakek koma."
Cia mendengus kasar, dia kalau sama mamanya emang kalah kalau debat, dia melirik Dhika sinis semua gara-gara pria itu, udah di bilang nggak usah undang tapi ngeyelnya tujuh turunan.
Dhika sadar jika saat ini istrinya sangat kesal, tapi mau bagaimana lagi semua sudah aturannya.
"Pa." Rengek Cia, hanya pria itu yang menjadi harapannya.
Bagas tersenyum kecut, dia ngelirik istrinya yang udah melotot kayak singa lapar. Untuk semua masalah Bagas bisa bantu, tapi kali ini dia terpaksa menunduk yang artinya dia menyerah sebelum berperang.
"Pokoknya Cia ikut lomba itu." Cia bangkit dan lari kekamarnya.
"KAMU PIKIR MAMA KEMAKAN SAMA ACTING LAMAMU, HAH? TOLONG DI UBAH STRATEGI, LOMPAT DARI BALKON GITU." Teriak Sarah.
'Yah, ketauan' batin Cia lemas, tadinya mau pura-pura sakit hati biar mamanya luluh tapi nyatanya nggak.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com