webnovel

Episode 5: Tak Terlupakan

Sekitar jam 2 malam Sifa sudah terbangun untuk shalat tahajud, hampir 5 tahun pernikahannya dengan Aldi belum juga dikaruniai anak. Setiap malam pula dia meminta untuk segera dikaruniai seorang anak yang sangat mereka dambakan, tiba-tiba saja dia memperhatikan tonjolan penis Aldi yang sedang tidur.

Birahinya bangkit di sepertiga malam itu, mungkin ini jalan yang harus dia tempuh pikirnya. Sifa mengecup penis Aldi dari luar celana, tentu saja hal itu membuat Aldi setengah tersadar.

Rabaan tangan Sifa semakin membuat Aldi tersadar, sampai penisnya berdiri tegak karena Sifa sudah membuka celana yang Aldi pakai.

"Sayang, bangun! Mungkin saat ini saat yang tepat!" seru Sifa.

Aldi yang tergugah langsung bangun dan membuka baju yang masih dia pakai, hal serupa dilakukan oleh Sifa. setelah sama-sama telanjang mereka melakukan hubungan intim penuh kemesraan, angin malam tidak membuat mereka kedinginan. Kucuran keringat semakin menambah nafsu birahi mereka yang semakin memuncak.

"Nyaman sekali sayang!" ujar Aldi sambil berciuman.

Tapi Sifa melepaskan ciuman Aldi yang ada di bibirnya.

"Kenapa?" tanya Aldi.

"Mulut kamu bau sayang!" jawab Sifa.

Karena Aldi bukan lelaki pemaksa, akhirnya dia lebih mencumbu di sekitar leher dan payudara Sifa.

"Sayang, jangan buat tanda merah di leher!" seru Sifa.

"Biarkan saja, lagipula gak bakalan kelihatan. Kan kamu pakai kerudung sayang." ujar Aldi.

Karena kalah asumsi, akhirnya Sifa mengalah dan membiarkan Aldi berbuat sesukanya.

"ahhh...ahh.." desah Sifa.

Aldi semakin bersemangat saja tak kala desahan Sifa semakin membangkitkan gairahnya, vagina Sifa yang becek membuat penis Aldi mudah untuk keluar masuk.

Hingga pada saatnya Aldi tidak bisa menahan lagi untuk mengeluarkan sperma di dalam rahim Sifa.

"Ahh...Aku keluar ahh" erang Aldi.

Mereka nampak menikmati sekali hubungan badan di sepertiga malam itu, ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 03.45. Sifa segera ke kamar mandi untuk mandi besar, belum ada tetangga yang terbangun pada saat itu. Aldi sendiri sudah mendengkur akibat kelelahan berhubungan badan di malam itu.

Usai shalat shubuh tiba-tiba saja Sifa merasa tidak enak badan, dia mengalami muntah-muntah. Aldi nampak senang akan hal itu, buru-buru dia ambil alat tes kehamilan untuk memastikan hal itu.

Tapi rupanya takdir berkata lain, Sifa belum hamil akan tetapi dia mengalami masuk angin.

"Sayang, kamu marah?" tanya Sifa.

"Marah kenapa?" balik tanya Aldi.

"Aku tahu kalau kamu nyangka aku hamil, tapi Tuhan belum ngasih juga." ujar Sifa.

Kemudian Aldi menghampiri Sifa yang masih ada di kasur memakai selimut, dia cium kening Sifa penuh cinta.

"Aku masih sabar menunggu kok sayang. Sekarang kamu minum obat biar cepat sembuh juga." ujar Aldi.

Aldi pun pergi dan meninggalkan Sifa yang terbaring sakit, Sifa sendiri tidak keberatan karena dia sudah biasa ditinggalkan oleh suaminya.

Jam 8 pagi suasana begitu sepi, entah kenapa Usman pada saat itu ingin menjenguk menantunya. Usman yang mempunyai kunci atas setiap kontrakan miliknya tentu saja bisa langsung masuk ke kamar yang ditempati oleh Sifa, karena Sifa yang sudah meminum obat membuat dia tidak tahu kalau mertuanya masuk ke kamarnya.

"Sifa?" tanya Usman sambil masuk ke dalam kontrakan.

Usman menelan ludah tak kala melihat Sifa tanpa memakai kerudung dan hanya memakai piyama saja.

Sebenernya Usman penasaran bagaimana Sifa menyembunyikan celana dalam yang berisi sperma miliknya.

Tiba-tiba saja Sifa menggeliat dan memperlihatkan perutnya yang terlihat oleh Usman, kemudian Usman mulai mendekatinya dan menyentuh bagian yang menggoda itu.

"Aldi itu memang anak yang beruntung mendapatkan kamu, tapi dia tidak pandai untuk membuat kamu hamil." gumam Usman.

Usman tiba-tiba saja membuka seluruh pakaiannya, nampaknya dia sudah tidak peduli dengan gelar haji yang di sandangnya.

Sifa yang merasakan adanya gerakan pada bagian kakinya tidak bisa melawan karena pengaruh obat.

"hmmmmm"

Dia hanya bisa melenguh ketika ada tangan yang menggerayangi di daerah kemaluannya, tanpa sadar dia lebih melebarkan kakinya.

"Kami gak kerja sayang?" tanya Sifa yang sudah masih dalam keadaan setengah sadar.

Usman mencium bibirnya penuh nafsu dan Sifa membalas ciuman tersebut karena dia pikir itu adalah Aldi suaminya.

Walaupun merasa aneh dengan aroma tubuh Aldi, tapi karena sedang sakit Sifa tidak terlalu memperdulikannya.

Usman nampak tersenyum licik dan tanpa ragu di mulai menelanjangi tubuh Sifa, dia kembali menelan ludah melihat tubuh Sifa yang mulus dan penuh bulu yang rimbun di area selangkangannya.

Usman langsung menjilati sekujur tubuh Sifa, ketika dia menjilati vagina Sifa disana juga Sifa sadar kalau itu bukanlah Aldi. Karena dia tahu kalau Aldi enggan kalau harus menjilati vaginanya, tapi karena pengaruh obat begitu kuat Sifa nampak begitu lemas.

Usman yang sudah mulai panik langsung mengarahkan penisnya untuk masuk ke dalam lubang vagina Sifa.

"ahhh..."

Sifa mendesah tak kala sedikit demi sedikit batang kemaluannya Usman mulai masuk ke dalam lubang vaginanya. Usman nampak menyeringai dam begitu bahagia karena hasrat yang sudah bertahun-tahun tidak terlampiaskan kini bisa dia salurkan.

"ahh..ahh ...."

Sifa mendesah tiada henti ketika Usman menggenjot tubuhnya penuh semangat, dalam kurun waktu 5 menit saja Sifa sudah mengalami orgasme karena Usman yang berbeda dengan suaminya.

"Sekarang giliran bapak!"

Mata Sifa terbuka lebar tak kala mendengar suara Usman yang berbisik di telinga kanannya.

"Bapak?"

Sifa kaget dengan kenyataan kalau dirinya sedang bersetubuh dengan mertuanya, sementara itu Usman nampak senang melihat menantunya sadar dan berhubungan badan dengannya.

"Pak, lepaskan!" seru Sifa.

"Tanggung, bentar lagi bapak keluar!" timbal Usman.

"Jangan pak, aku gak mau mengkhianati Aldi!" bentak Sifa.

Sifa jelas mencoba berteriak tapi Usman meyakinkannya untuk tidak melakukan itu, aib bakalan dia dapatkan kalau dia melakukan itu semua.

"Bapak mau keluar ahhh ...ahhh!"

Sifa hanya bisa menangis ketika Usman mengeluarkan sperma yang banyak sekali, bahkan lelehan sperma terlihat dari lubang kemaluannya Sifa.

"Kamu suka sama bau sperma bapak?" tanya Usman.

"Maksud bapak apa? balik tanya Sifa.

"Kamu masih menyimpan celana dalam kamu yang ada sperma bapak!" ujar Usman.

Sifa terasa disambar gledek mengetahui kenyataan itu, terlebih Usman meminta untuk ronde kedua melakukan hubungan badan di pagi itu.

"Mbak Sifa!"

Terdengar suara Risa dari arah luar dan mengetuk pintu kamar Sifa.

"Mbak, aku masuk ya? Bosan di kamar terus pingin ngobrol nih." ujar Risa.

Sifa dan Usman nampak panik karena Risa hendak masuk ke dalam kamarnya.

Bersambung

Bab berikutnya