"Emangnya udah yang ke berapa kali kok sampek lemes begitu sih?" tanya Rudolf kepada Didi dan Marpuah.
Namun Marpuah sudah tak sanggup berkata-kata lagi, dan dia akhirnyaa pingsan.
"Rud! Elu ngomong apaan sih? Please tolong jangan berpikir yang tidak-tidak sama gue dan Marpuah!" ujar Didi.
Didi mencoba untuk bangkit meski dengan bersusah payah,
lemak-lemak di tubuhnya benar-benar sangat mengganggu.
Bahkan untuk bangun saja Didi tampak kesulitan.
'Aduh, kayaknya gue emang harus diet beneran ini," gumam Didi sambil bangkit.
"Akhirnya berhasil juga!" ujar Didi dengan lega.
Rudolf masih saja memandang Didi dengan wajah herannya.
"Eh, Rud! Kenapa sih, elu masih memandang gue dengan tatapan seperti itu?!" tanya Didi.
"Ya gue masih heran aja sama elu, Di! Ternyata di balik sikap elu yang sok-sok'an membenci Marpuah itu ternyata hanya sebuah kedok!" ujar Rudolf, pria berambut keriting itu menunjuk ke arah Didi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com