Tok! Tok! Teg, Duk! Tak-dug!
Ketukan pintu yang terdengar fals dan merusak hari-hari mulai terdengar.
Si pemilik tangan mungil itu adalah Marpuah.
Masih terlihat engos-engosan sehabis berlari dari kejaran Rudolf.
Tapi keberuntungan senantiasa mengiringinya, karna Rudolf yang akhirnya terkena sial dan jatuh ke dalam lubang got.
Marpuah pulang dengan santai tanpa beban, tak peduli akan nasib Rudolf saat ini.
"Mi! Mami!" panggil Marpuah dengan masih mengetuk pintunya.
Tok! Tok! Teg, Duk! Tak-dug!
Ceklek!
"Ih, Pu'ah, kalau ngetuk pintu biasa aja dong, jangan terlalu bersemangat begitu?" Jeng Oktaf mulai membuka kemasan koyok cabe. "Kepala Mami, jadi pusing mendengarnya," tukas Jeng Oktaf lagi.
Lalu dia menempelkan koyok kebagian dua pinggir keningnya.
Masing-masing satu koyok.
"Mi, Papi kemana?" tanya Marpuah.
"Papi, lagi ada di kamar gak berani keluar rumah," jawab Jeng Oktaf.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com