"Ramuan ketampanan ya? Haha ... boleh juga," tukas Rudolf.
Tanpa berpikir panjang Rudolf memasuki ruang laboratoriumnya untuk melakukan sebuah penelitian.
Rudolf mencampur beberapa bahan, yang nyaris mirip dengan bahan yang dia gunakan saat membuat ramuan kecantikan untuk Marpuah dulu.
Hanya saja, ada beberapa bahan yang sengaja dia ganti dengan bahan lain.
"Rud, gimana udah jadi belum? Udah dua hari ini lo!" protes Didi.
Rudolf langsung membanting gelas takarnya.
Klontang!
Didi tampak tersentak dan lompat mirip katak.
"Gue ini baru mulai, elu nanya mulu! Pakek acara bilang kalau udah dua hari segala! Gue ini baru mulai penelitian 1 jam yang lalu, Kampret!" oceh Rudolf yang mulai geram.
"Hehe, sorry, Rud! Gue ngomong begitu biar elu lebih semangat, Rud," ujar Didi sambil tersenyum menyebalkan.
"Itu namanya bukan ngasih semangat! Tapi mancing emosi iya!" cantas Rudolf.
Lalu Qimons datang sembari membawakan camilan untuk kedua kakanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com