Malam semakin larut dan Marpuah belum juga di temukan.
Entah di mana gadis antik itu berada.
"Pi, kalau Marpuah gak ketemu gimana, Pi?" tanya Jeng Oktaf sambil menangis.
Lalu perlahan Rene merangkul pundak istrinya.
"Udah, Mi. Kalau Marpuah gak ketemu kita bikin anak yang lebih imut lagi, Mi." Celetuk Rene dengan santai.
"PAPI!" bentak Jeng Oktaf lagi, dan Abah Rene segera menutup kedua telinganya.
"Tega, benget sih ngomong begitu, sama anak sendiri juga!" oceh Jeng Oktaf.
"Iya, Mi. Papi minta maaf,"
"Bilang dulu kalau ini semua salah, Papi!"
"Iya, Mi. Ini semua salah Papi," ucap Abah Rene memelas.
Akhirnya Jeng Oktaf mau memaafkan suaminya.
"Yaudah, Mami maafin, Papi, tapi kita cari Marpuah lagi sampai ketemu ya, Pi!"
"Iya, Mi!"
Mereka menyisiri seluruh lokasi persawahan itu dengan teliti.
Mereka memeriksa seluruh sisi hingga semua tak ada yang terlewatkan.
Tapi meski semua sudah di periksa anehnya Marpuah masih juga tidak di temukan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com