"Aamiin. Ainun ... aku belum bisa menafkahimu. Aku sudah ada sedikit tabungan dari Gus Fatih. Hanya saja aku ingin menafkahimu dari jeri payahku. Sabar ya ...." Sofil menggenggam tangan Ainun. Terlihat cahaya penuh cinta.
"Aku bahagia ... liindana. (Karena di sampingku.)" Ainun mengatakan itu dengan malu-malu.
"Ah ... hatiku. Hu ...." Sofil meletakkan tangan Ainun di tempat detak jantung yang terus berdegup cepat, sambil terus menatap seakan dunia milik berdua. Terlihat cinta dari keduanya.
"Belajar dari Tokoh wanita ahli surga. Sungguh sweet buah delima dari Sayyidina Ali." Tiba-tiba Ainun mengatakan itu.
"Cinta yang sangat menerima dalam keadaan apa pun. Tapi lupa ... bisakah istriku menceritakan? Aku akan semakin hub dan love, mau ya ...?" tanya Sofil. Ainun tersenyum.
"Baik, mari kita ambil hikmahnya. Dikisahkan oleh Ka'ab bin Akhbar.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com