Waktu berlalu setelah hari kemarin saling bermaaf-maafan, Fatih pergi lagi, ke tanah Mesir, Kairo. Pesawat akan lepas landas setengah jam lagi. Ia memutuskan menelepon Bilqis.
"Assalamualaikum ...." jawab dari suara lembut Bilqis.
"Wa'alaikumsalam, tersediakah Dik Bilqis menemaniku ditelpon ini, sambil menunggu panggilan penerbangan, masih ada waktu dua puluh tujuh menit," pinta Fatih.
"Silahkan...."
"Apa aku mengganggu?" tanya Fatih, layang suara Bilqis tertawa kecil. Fatih sangat penting dan merasa tidak nyaman dengan jantungnya terus berdebar, seperti ada pertempuran di depan.
"Jadi sekarang ini Gus akan berangkat?" tanya Bilqis basa basi.
"Iya, kamu gimana soal Skripsinya?" tanya balik dari Putra Kiai.
"E ... Ada sedikit takut, namun usaha dan optimis," tutur lembut dari gadis calon istrinya.
"Jangan lupa Doa, karna doa yang di ijabah akan memudahkan harapan, yakin saja Allah Maha mengabulkan," kata Fatih mengingatkan.
"Iya ...."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com