webnovel

Api Lama Menyala Kembali

Acara makan malam di sebuah restoran.

Musik lembut mengalun lembut, di sudut restoran agak dekat dengan jendela, seorang pria sudah duduk dengan kikuk, berpakaian sangat rapih, kemeja putih dengan kancing hingga ke atas kerahnya, rambut yang disisir ke samping dan berkilap karena minyak rambutnya, duduk dengan dua tangan di atas pangkuannya, menganggukkan kepalanya saat pelayan mendekat membawakan pesanannya, minuman teh hangat.

"Terima kasih"

Pria muda yang berusia sekitar awal dua puluhan itu langsung berdiri saat melihat seseorang muncul dari pintu restoran, berdiri sejenak di depan resepsionis hingga diantar menuju ke arah pria muda itu menunggu.

Ia berdiri cepat, walau mengenakan topi hitam, masker penutup wajah hitam, tapi dari postur dan cara jalannya pria itu tahu siapa yang mendekatinya, jantungnya berdebar sangat kencang hingga ia harus berpegangan pada bahu kursi agar tidak jatuh.

"Ohh"

Verss mendekat, ia hanya mengenakan kemeja putih dengan garis samar, celana panjang semata kaki, dan sepatu Converse putih, berlenggak anggun mendekat, tentunya, ia tidak sendiri, ada pria bertubuh besar berwajah dingin dan garang di belakangnya, tepat di belakangnya, seakan ada asap hitam menyelubunginya.

"Hai, Robie yah?" Sapa Verss, pemuda yang bernama Robie itu melihat Verss dengan mata berkaca-kaca, ia ingat namanya.

"Iyah..." Ia hendak mengulurkan tangannya berjabat tangan dengan Verss tapi diurungkan niatnya, mata Gale menatapnya tajam.

"eh I itu"

Gale menarik kursi untuk Verss duduk di depan pria muda itu, pria muda itu baru akan mengatakan sesuatu tapi Gale keburu menaruh amplop putih di atas meja.

"Tuan muda Verss memiliki banyak uang, ini bukan nilai yang besar, ambil lagi" ucapan sinis Gale,

Verss melirik Gale, tadi ia tidak mengatakan Gale harus bicara begitu, kenapa ia langsung bicara seperti itu?

Pria muda di depan Verss gagap, ia ingin sekali melihat wajah Verss di balik topi tapi sepertinya itu hanya khayalan belaka, Gale yang berdiri tepat di belakang Gale tidak mungkin membiarkan ia mendekat, orang itu bisa mematahkan tangannya!

"Eh V Verss, m mau makan apa" ia berbicara gagap karena terlalu gugupnya.

"Tuan muda Verss tidak sembarang makan, ayo Tuan muda kita segera kembali"

Verss baru akan mengatakan sesuatu tapi tangan Gale cepat sekali menariknya bangun dan menuju ke arah pintu kembali, semua mata memandang ke arah mereka, walau bagaimanapun Verss menutupi wajahnya tapi bagi fans fanatiknya mereka selalu bisa mengetahuinya bagaimanapun juga.

"Eh Gale! Gale!"

Benar saja.

Beberapa fans Verss mengikuti hingga keluar restoran.

"Verssa!!!"

+-+-+-+

Gedung Starshot.

Siang itu Edwin akan bertemu dengan team dari serial baru yang akan dibintangi Verss, ia belum membaca scriptnya tapi menurut bos besarnya serial ini mungkin akan memberi Verss kesempatan lebih banyak bagi Verss sebagai aktor dan bukan model.

Banyak wartawan dari berbagai media sudah duduk rapih di ruang tunggu di lantai bawah, sepertinya akan segera berlomba mendapatkan berita paling update mengenai Verss dan Bintan besar lainnya.

Edwin belum dapat informasi soal siapa pemain utamanya selain Verss tapi pihak produser mengatakan orang itu cukup terkenal hingga Verss tidak perlu khawatir lawan mainnya hanya orang biasa, ini yang akan Edwin pastikan dalam rapat bersama produser dan manager artis lainnya di dalam.

Suara kegaduhan terdengar di lantai bawah, meeting diadakan di ruangan lantai dua hingga dari balkon tampak jelas penyebab kehebohan, Verss yang baru turun dari mobilnya dan berjalan bersama Gale yang menarik tangannya.

"Verss!"

Edwin baru akan memasuki ruangan meeting saat melihat Gale dan Verss muncul dari dalam lift.

"Ting"

"Verss!" Seru Edwin,

Verss melepaskan kacamata hitamnya menoleh ke arah Edwin yang memanggilnya, Gale meneruskan jalannya sambil membawa tas Verss menuju ke ruangan depan di mana mereka akan beristirahat sejenak sebelum menjalankan aktivitas berikutnya untuk hari itu.

Verss menghentikan langkahnya di tengah lorong tapi ia tidak menyadari kereta barang berjalan lurus ke arahnya.

"Oh tidak Verss!" Seru Edwin, Gale sudah ada di depannya agak jauh hingga ia juga mungkin akan terlambat menarik Verss, pemuda itu masih tertegun di tempatnya tidak sadar dengan apa yang akan terjadi.

Edwin maju cepat, saat Verss masih mengerutkan dahinya dan tepat saat kereta barang yang menumpuk cukup tinggi hingga tak terlihat bagian belakangnya itu menabrak Verss seseorang menarik tangannya.

Yang pasti buka Gale karena ia masih sibuk berusaha mendekat tapi tertutup oleh kereta.

Bagai gerak lamban, orang itu menarik tangan Versa dan memeluknya, tubuh Verss terdorong ke dinding tapi menubruk sesuatu yang empuk,

"Akh!"

Seseorang memeluknya dalam.

Verss membelalakan matanya, semua terjadi begitu cepat, ia bahkan tidak tahu apa yang terjadi hingga Gale dan Edwin berlari mendekatinya.

"Verss kau tidak apa-apa?" Seru Edwin.

Dua tangan Verss terlipat di depan dadanya, seseorang di belakangnya yang menariknya tadi, bau, yang sangat dikenalnya, perlahan Verss membalikkan tubuhnya, tapi belum juga melihat siapa orang itu Gale sudah menarik tangannya menjauh.

"Tuan Muda!"

Orang itu tersenyum, seorang wanita muda berlari mendekat.

"Arland! Kau tidak apa-apa?"

Seorang pria muda, tampan, tinggi hampir setinggi Gale, tubuh yang tegap dengan pundak yang lebar, dari pakaian dan cara berdandan yang pasti ia bukan staff Starshot, Verss mengenalnya, pria muda yang dipanggil Arland itu, model papan atas Arlando Pierce.

"Haloo Levi, kita berjumpa lagi" senyumnya sangat indah di balik bibir merahnya dengan gigi putih berkilau tersusun rapih, ia mengangkat tangannya yang tadi memegang Verss, memejamkan matanya mencium bau Verss yang menempel.

"Hemmh baumu harum sekali, aku suka sekali bau ini"

######

Bab berikutnya