webnovel

CARILAH AMELIA

"Kemana aku harus mencari Amelia, Pat?" tanya David dengan wajah polos. Rasanya Patricia ingin sekali meninju wajah David. Astaga, lelaki di hadapannya ini betul-betul membuatnya geram.

"Gunakan otak dan kekuasaanmu! Kau punya banyak anak buah,kan?"

"Aku sudah pernah membayar orang untuk mencarinya, tapi tidak ketemu."

"Seberapa gigih kau mencarinya?" tanya Amelia. David terdiam, apa yang Patricia katakan benar, seberapa gigih?

Lelaki itu mengembuskan napasnya.

"Ada yang bilang, Amelia pergi ke luar negeri, itu yang membuat aku menghentikan pencarian."

"Memang kau ini payah! Hah, sudahlah Dave, jujur saja aku sangat kecewa kepadamu untuk hal ini. Besok, aku akan berangkat, tapi ingat satu hal bahwa aku tidak mau mendengar kau menghentikan pencarian Amelia. Kau harus kembali mencarinya!" tegas Patricia dengan galak.

Hanya Patricia yang berani memerintah dan membentak David selama ini. David sendiri memang sedikit menurut pada sepupunya itu, karena ia merasa ibu Patricia selama ini sudah merawatnya dan ia berhutang budi.

***

Begitu tiba di Seoul, Patricia langsung ke hotel, kemudian ke kantor management yang sudah ia hubungi sehari sebelumnya. Dan Patricia terkejut saat bertemu Tasya di sana. Tentu saja, Tasya dulu bekerja untuk David dan mereka dulu cukup dekat.

"Tasya ...."

"Hai, Patty ...."

"Kebiasaan sekali memanggil aku Patty. Aku tidak menyangka jika orang yang harus aku temui adalah kau. Rupanya kau sudah sukses,ya?"

Keduanya berpelukan dan Tasya dengan gembira langsung membawa Patricia ke ruangannya. Tasya memang sudah menduga, David pasti akan meminta Patricia yang datang dan ia sudah bersiap untuk hal itu.'Tunggu saja kejutanmu,Dave' batin Tasya.

"Jadi, apa yang bisa aku bantu, Pat?" tanya Tasya.

Patricia tertawa kecil, "Kau tidak mau berbasa-basi dulu kepadaku? Tawarkan aku makanan khas kota ini atau apalah," protes Patricia sambil mencebikkan bibirnya. Tasya langsung tergelak mendengar ucapan Patricia.

"Hahaha ... Itu bisa kita lakukan di luar kantor ini, Pat. Di sini, kita bicara bisnis dulu," kata Tasya sambil tersenyum.

"Jasmine. David tertarik untuk memberi Jasmine kontrak eksklusif jika dia mau bergabung bersama kami."

Tasya tersenyum, dalam hati ia bersorak gembira, rupanya ikan kakap sudah masuk ke dalam perangkap.

"Hmm ... Sebenarnya, beberapa management di Seoul sudah banyak yang memberi penawaran kepada Jasmine. Tapi, dia belum memberi jawaban karena dia ingin pulang ke Indonesia."

"Kebetulan sekali kalau begitu, kan? Berapa pun dan apapun syarat yang diminta Jasmine David akan memberikan," kata Patricia dengan semangat.

Tasya pura- pura berpikir dengan mengerutkan dahi dan mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja.

"Ayolah, Tasya ... Kau kan tau bagaimana kerja David. Dia pasti akan membuat Jasmine menjadi seorang bintang yang terkenal."

Tasya mengangguk, "Aku percaya kinerja David dan juga dirimu. Tapi, bukankah sekarang David juga mempunyai penyanyi yang bagus dari segi kualitas dan penampilan? Hmm ... Bianca dan Gwen kalau tidak salah sudah digadang- gadang menjadi penerus Karla."

"Terus terang saja, karir mereka tidak terlalu melejit. Banyak yang meminta Karla untuk kembali, tetapi kau tau sendiri kualitas suara Karla seperti apa. Apa lagi saat ini Karla baru melahirkan, dia bukan bintang yang bersinar seperti dulu lagi," ujar Patricia.

"Ke mana Amelia?" tanya Tasya mencoba memancing.

Mendengar nama Amelia membuat Patricia tampak murung.

"She's gone and we don't know where she is now!"

"Kalian sudah mencarinya?"

"Setahun lebih kami mencarinya, tapi, dia benar-benar hilang bagai ditelan bumi."

"Kalian benar-benar mencarinya?"

"David ... Dia sebenarnya yang paling bertanggung jawab atas hilangnya Amelia. Dan aku baru tau penyebabnya itu kemarin."

Tasya menghela napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. Artinya, Patricia mengetahui apa yang sudah terjadi di antara David dan Amelia, batin Tasya.

"Bagaimana jika aku bicara lebih dulu dengan Jasmine?"

"Pertemukan aku dengannya!" seru Patricia dengan penuh semangat.

Tasya tertawa kecil, "Wah, kau semangat sekali, Pat."

"Entah mengapa, pertama kali mendengar suara Jasmine , sama seperti David aku juga langsung jatuh cinta pada suara merdunya. Jadi, jika aku bisa langsung bertemu dengan Jasmine aku akan sangat senang sekali," jawab Patricia.

Tasya tertawa kecil mendengar jawaban Patricia.

"Hmm ... Baiklah, Pat. Kau menginap di mana? Nanti malam aku akan mengajak Jasmine untuk makan malam bersama denganmu , bagaimana?" tanya Tasya.

"DEAL!"

Tasya kembali tertawa mendengar jawaban Patricia.

"Ok, bisnis selesai. Sekarang bagaimana jika kau ceritakan keadaan di Indonesia sekarang. Bagaimana kabar Karla dan David?"

"Karla seperti yang aku tadi katakan, dia baru saja melahirkan sekitar tiga bulan yang lalu. Bayinya perempuan, cantik dan lucu. Tapi, sampai hari ini mereka tidak menikah, David dan Karla."

Tasya mengerutkan dahinya, "Aneh, jika mereka lama hidup bersama bahkan sampai memiliki anak, kenapa tidak menikah?" tanya Tasya.

"Aku sendiri tidak mengerti, Sya. Tapi, David memang pernah mengatakan kepadaku, hubungannya dan Karla seperti simbiosis mutualisme. Saling menguntungkan, selama ini kebutuhan Karla selalu dipenuhi oleh David. Dia selalu bertanggung jawab kepada Karla dan Davila."

"Davila?"

"Ya. Nama anak mereka Davila Romano," tukas Patricia.

'Bisa kebetulan,' batin Tasya.

Patricia tersenyum, "Tapi, aku suka pada si kecil Davila. Aku akui, Karla memang cantik dan kecantikannya itu ia wariskan kepada Davila. Tapi, jujur saja aku tidak terlalu setuju jika suatu hari David akan menikahinya."

"Kenapa?"

"David butuh seorang wanita yang bisa mencintai dan menghargainya sebagai David Romano. Bukan sebagai pengusaha sukses yang mempunyai banyak harta. Banyak wanita yang menginginkan David untuk popularitas, seperti yang Karla lakukan."

Tasya tersenyum getir, "Mungkin gadis yang mencintai David dengan tulus itu ada, tetapi David tidak menyadari cinta dan ketulusan gadis itu."

"Kalaupun ada, susah mencarinya, Tasya. Mengingat track record David selama ini, akan sangat susah mencari wanita yang benar-benar mencintainya. Wanita di luar sana terlanjur menilai David sebagai seorang yang mencari keuntungan. Itu semua karena hubungannya dengan Karla."

"Apa kau bisa menjamin jika Jasmine dan David tidak akan memiliki hubungan? Jasmine seorang gadis cantik yang juga mempunyai banyak kelebihan. David , dia tipe lelaki yang akan mengejar sesuatu dengan keras," tukas Tasya dengan wajah serius.

Patricia menghela napas panjang lalu mengembuskannya.

"Apa hal itu yang membuatmu ragu?"

"Jujur saja aku katakan iya," jawab Tasya. Ia memang sengaja bersikap seperti itu untuk menaikkan nilai jual Amelia. Dia tidak mau Amelia hanya dimanfaatkan oleh David untuk kedua kalinya. Tasya mau Amelia benar- benar berpijar seperti bintang.

"Aku sudah mengatakan kepadamu, David akan memberikan apa saja. Jadi, jika kau mengajukan syarat tidak ada hubungan istimewa, mungkin dia akan menyanggupi," jawab Patricia.

Bab berikutnya