"Kenapa kau bisa tidur di kamar ini?!" seru David saat melihat seorang gadis bertubuh gemuk tidur di sampingnya. Sementara gadis yang sedang tertidur itupun langsung terbangun saat mendengar teriakan David. Sama dengan reaksi David ,gadis itupun berteriak histeris. Apa lagi saat ia menarik selimut ternyata tubuhnya dalam kondisi polos tanpa sehelai benangpun. Lebih kaget lagi saat ia melihat ada noda darah di sprei hotel yang berwarna putih itu.
"Kau sudah tidak wras Amelia?!"hardik David sambil buru-buru mengenakan pakaiannya yang berserakan di lantai.
"Kenapa jadi aku?!Ini kamarku,David!" seru Amelia.
David mengerutkan dahinya,namun ia segera melangkah untuk memastikan. Dan saat ia melihat nomor kamar itu,Amelia benar. Dialah yang salah masuk kamar.
"Kau kan yang salah!" seru Amelia saat David kembali ke hadapannya. Gadis itu tergugu,ia tak kuasa menahan sesak di dadanya saat ini. Bagaimana bisa keperawanan yang selama ini ia jaga bisa hilang begitu saja.Bahkan ia sendiri tidak menyadari bagaimana terjadinya.
"Kau JAHAT!" pekik Amelia sambil melemparkan bantal ke arah David.
Sementara David hanya menghindar dan lelaki berwajah tampan itu tampak terduduk lemas di kursi sofa. Sial! Bagaimana bisa ia salah masuk kamar. Padahal semalam seharusnya ia bersama Karla. David mengusap wajahnya dengan kasar dan berkali-kali meremas rambutnya sendiri dengab geram.
"Ka-kau masih virgin?" tanya David pada Amelia. Dan segera ia menyadari bahwa pertanyaannya itu salah karena mata Amelia langsung melotot seolah ingin menelannya.
Gadis itu langsung meradang, "Kau pikir aku wanita murahan yang suka mengobral tubuhku ke sana ke sini? Apa kau lupa dan buta kalau aku ini bukan Karla yang memiliki tubuh langsing dan indah,hah?! Aku ini Amelia,lihat baik-baik lemak yang ada di seluruh tubuhku ini!"
Sambil berseru Amelia dengan sengaja melemparkan selimut yang sejak tadi ia pakai untuk menutupi tubuhnya ke lantai. David pun dapat melihat tubuh gempal Amelia yang polos itu terpampang di depan matanya.
Jujur bukan napsu yang David rasakan ,tapi ia merasa jijik dengan tubuh yang gemuk dan penuh lemak di mana-mana itu. Tapi,bagaimana bisa ia meniduri wanita gemuk itu semalam?Ah,alkohol memang merusak segalanya.
David meraih selimut yang dilemparkan oleh Amelia dan menutupi tubuh Amelia.
"Maaf kalau pertanyaanku menyinggung perasaanmu," kata David lirih. Sungguh ia menyesali pertanyaannya tadi. Amelia tak menjawab, gadis itu masih merasa syok dan tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Amelia ingat bahwa semalam ia memang mabuk berat saat kembali ke kamarnya. Mungkin ia tidak menutup pintu dengan benar sehingga David bisa masuk.
"Semalam aku mabuk berat. Dan aku memang berpesan pada Karla supaya membuka sedikit pintu kamarnya. Aku benar-benar tidak melihat lagi nomor kamar karena kepalaku terasa sakit. Dan ...."
"Dan semalam kau telah merenggut kesucianku!" seru amelia.
David menghela napas panjang,Ia tidak tau harus berkata apa kepada Amelia. Ia sendiri merasa bingung harus berbuat apa saat ini. David Romano adalah seorang Eksekutif Produser di sebuah perusahaan rekaman yang terkenal. Parasnya yang tampan membuat banyak wanita yang tergila-gila dan berusaha mengejar cintanya.
Rahangnya tegas,dengan hidung yang mancung dan sepasang mata yang tajam seperti mata elang membuat banyak wanita tak bisa berlama-lama menatapnya. Di usianya yang menginjak tiga puluh dua tahun David Romano sudah begitu mapan.
Berbanding jauh dengan Amelia. Gadis itu bertubuh gemuk,meskipun tingginya seratus enam puluh lima namun dengan berat badan yang hampir mencapai angka sembilan puluh lima membuat amelia terlihat seperti bola yang siap untuk digelindingkan. Amelia sebenarnya tidak jelek,ia memiliki sepasang mata yang bulat dan indah dengan tatapan yang jernih dan berbinar-binar, bibir yang mungil dan merah alami tanpa polesan lipstik , alis yang berbentuk hitam legam dan bulu mata yang lentik. Sayang hidung Amelia tidak mancung sehingga tampak semakin kecil karena pipinya yang bulat seperti bakpao.
Namun Amelia mempunyai suara yang indah dan membuat perusahaan rekaman David terkenal. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, jika David mempunyai Karla penyanyi cantik dengan tubuh dan wajah yang sempurna. Selama ini Amelia bernyanyi untuk Karla dan pujian yang diterima David adalah pujian untuk suara Amelia. Hanya orang dalam yang mengetahui hal ini.
David menghela napas panjang,ia menatap Amelia dan berkata, "Kita akan selesaikan masalah ini saat kita kembali ke Jakarta nanti. Aku harap kau bersikap profesional. Konser kita masih satu malam lagi. Dan malam ini kau harus menyanyi dengan baik. Aku tidak mau terjadi kesalahan."
Mata Amelia langsung memicing dan menatap David dengan tajam. "Kau sudah gila tuan David Romano?! Apa kau pikir keperawanan itu bukan suatu hal yang penting bagiku,hah?!" pekik Amelia dengan keras. David melongo mendengar gadis itu membentaknya,selama ini tidak ada yang berani bersuara keras apa lagi membentak seorang David Romano.
"Heh! Kau berani membentak aku? Kalau kau merasa kesucian itu berharga kenapa kau tidak berusaha melawan dan berontak?!" serunya marah.
"Asal kau tau,aku dalam kondisi mabuk berat semalam,apa kau pikir gadis yang mabuk parah bisa melawan? Jangankan melawan,ingat apa yang terjadi pun tidak. Di mana otakmu,hah?!"
David terdiam, sebenarnya jika ada yang perlu disalahkan di sini itu adalah dirinya. Semalam ia masih mampu berjalan dengan benar,hanya saja ia tidak memeriksa lagi nomor kamar yang akan ia masuki. Hanya karena pintu kamar yang sedikit terbuka ia langsung memasukinya. Lelaki tampan itu pun meremas rambutnya sendiri dengan gemas dan membanting tubuhnya dengan kasar ke sofa.
Saat ini dia benar-benar bingung harus berbuat apa. Untuk menikahi Amelia dengan penampilan Amelia yang seperti ini itu jelas tidak mungkin. Apa kata dunia jika seorang David Romano menikah dengan seorang wanita yang bertubuh gemuk seperti Amelia.
Sementara itu Amelia masih dalam posisi yang sama duduk di atas ranjang sambil menangis dan memeluk kedua lututnya. Gadis itu terlihat sangat berantakan. David yang merasa iba dengan kondisi Amelia akhirnya bangkit dan mendekati gadis itu. Ia memeluk Amelia dengan hangat dan membelai rambutnya perlahan.
"Percayalah kepadaku Amelia,semuanya akan kita selesaikan besok di Jakarta. Besok pagi kita semua pulang,dan kita akan bicara berdua dengan kondisi yang jauh lebih tenang. Tapi,aku mohon nanti malam kau tetap bernyanyi untuk Karla. Masalah ini cukup hanya kita berdua saja yang tau," kata David.
Amelia menghapus air matanya dan mendorong tubuh David menjauh darinya. Selama ini ia memang diam-diam mencintai David, tapi bukan dengan cara seperti ini yang Amelia selalu bayangkan.
"Pergilah, keluar dari kamarku dan tinggalkan aku sendiri," kata Amelia.
"Tapi ..."
"KELUAR!" seru amelia dengan tatapan tajam. David yang melihat tatapan penuh kemarahan itu akhirnya mengalah. Ia pun segera keluar dari kamar Amelia dan meninggalkan gadis itu sendiri. Entah bagaimana nasib konsernya nanti malam,David tidak tau.