webnovel

BAB 11

Fio membawakan dua makanan instan yang selesai dipamanaskan tadi. Sebelum Fio menaruh makanannya di atas meja, Fillo membereskan buku-buku, lalu Fio menaruh makanannya di atas meja.

"nih" Fio menyodorkan sendok dan garpu.

Fio dan Fillo membuka makannya bersamaan. Aroma manis dan gurih dari ayam kecap memenuhi isi ruangan.

"makasih yah Fi, aku makan" ucap Fillo.

Fio mengangguk. Sudah mengunyah lebih dulu.

Fillo memulai makannya.

Mereka makan bersama tanpa berbicara. Diruangan tidak ada suara hanya ada suara dari luar rumah Fio.

"Fi dirumah beneran cuma sendiri?" tanya Fillo memecahkan keheningan. Melihat sekeliling rumah.

Fio mengangguk, "kenapa emang?"

"ga apa-apa, nanya aja" jawab Fillo melirik ke arah Fio, lalu tersenyum.

"aku udah biasa dari kecil sendirian, maksudnya ga ada adik atau kakak. Jadi ya aku hidup Cuma berdua sama ibu aku. Jangan tanya ayah aku, aku pun gatau sampai detik ini" Fio menjelaskan. Menekukan bibirnya.

"aku ga tanya loh, Cuma tanya rumah aja tadi" ucap Fillo.

"iya tau, tapi aku gatau suka cerita" ketus Fio.

Fillo tertawa kecil.

Fio mengabaikan Fillo. mengambil minum lalu meneguk air. Makan Fio sudah selesai.

Fillo mengambil segelas air, meneguk air sampai habis.

Fio meraih tempat makan Fillo lalu dirapihkan. Beranjak dari ruang tamu ke dapur.

"makasih Fio" Fillo tersenyum. Beranjak dari bawah pindah ke duduk ke kursi.

Fio kembali ke ruang tamu.

"mau langsung di lanjutin tugasnya?" tanya Fillo.

Fio duduk di kursi, menghela nafas. Wajah terlihat sedih.

"kenapa Fi?" tanya Fillo.

"gara-gara kamu tadi" keluh Fio.

"ta-tapi aku kan udah bilang Fi, ga tanya tentang keluarga" jawab Fillo terlihat kebingungan.

Fio menghela nafas. Melipat tangannya di dada, sekaligus menyenderkan badan.

"a-aku ga bermaksud kok Fi, serius. maaf kalau emang salah" ucap Fillo berusaha meyakinkan.

"yaudah ga apa-apa" keluh Fio.

Tiba-tiba wajah Fio berubah. Menahan tawa, tapi akhirnya Fio tertawa sangat keras. Wajah Fillo berubah seketika terkejut melihat tingkah Fio.

"lucu mukanya" seru Fio masih terus tertawa sekaligus membenarkan duduknya.

"aku kaget Fi" Fillo menghela nafas.

Fio masih terus tertawa.

"aku juga sama kok Fi punya sisi yang gelap" ucap Fillo.

Fio seketika berhenti tertawa. Menatap Fillo.

Hening.

"yaudah ga apa-apa" ucap Fillo tersenyum.

"aku kira kamu senang-senang aja" ucap Fio yang masih terkejut.

Fillo menggeleng. "keluarga aku semuanya cuek semua, ya jadi aku nya juga ikutan cuek. Dimana tempatnya."

"eh. Beda sama aku dong. Aku dari kecil takut banget sama hening. maksudnya aku takut kalau dikeluarga aku tuh pada diam gitu. Makannya aku yang berusaha setiap hari ceria" ucap Fio menjelaskan.

Fillo menghela nafas.

"bahkan disekolah pun aku harus tetap ceria. Aku takut kalau aku ga punya teman. Tapi ternyata ibu aku melarang untuk berinteraksi sama laki-laki" ucap Fio.

"kenapa" tanya Fillo.

Fio mengangkat pundaknya. "entah lah. Itu alasan juga kenapa aku ga pernah pacaran. Dan kamu adalah satu-satunya orang yang aku izinkan masuk kedalam rumah aku"

"gara-gara kamu punya penyakit yang kemarin kamu ceritakan?" tanya Fillo.

Mata Fio membulat. Terkejut mendengar kalimat yang dilontarkan Fillo.

"kalau emang ga mau di jawab. Ya udah" lanjut Fillo.

"bentar" tegas Fio.

Hening.

Fio menghela nafas. "aku juga gatau. Ibu selalu menghindar kalau aku ajak ke dokter. Aku juga sama takut sama diri aku sendiri. Jadi aku lebih baik diam."

"aku juga coba cari tentang penyakit kamu. Tapi engga ada yang cocok" ucap Fillo.

Lagi-lagi Fio terkejut dengan kalimat yang dilontarkan Fillo. Kali ini Fio langsung meraih pensil yang ada di atas meja dengan cepat. mengarahkan pensilnya ke awajah Fillo.

"e-eh? Kenapa?" ucap Fillo sekaligus kebingungan. Mengangkat tangannya.

Fio mengkerutkan dahinya, Juga bibir ditekukkan. Tangannya yang menodong Fillo perlahan maju. Seakan sedang mengumpulkan kekuatan di dalam tubuhnya.

"buat apa!" tegas Fio.

"eng-engga k-kok" jawab Fillo terbatah-batah.

Tangan Fio yang tadi kuat untuk mengarahkan pensilnya ke wajah Fillo, sekarang berubah menjadi lemas. Fio menghelas nafas.

"kamu mau memberitahu rahasia aku ke semua orang di sekolah?" tanya Fio.

Fillo diam menatap wajah Fio.

"Fi. Aku mohon jangan bohong, kamu udah janji" keluh Fio.

Fillo menghela nafas. "aku tau Fi, itu rahasia kamu. Aku tau. Dan aku juga ga akan bohong. Jadi santai"

Fio menghela nafas panjang. Menyenderkan badannya kembali.

Ting!

Fio dan Fillo berbarengan melihat langsung ke arah suara.

Fio bergegas berjalan ke dapur. Tidak menunggu lama Fio membawakan dua kotak kue dan sedok garpu.

Fillo kebingungan menatap Fio menyimpan makanan di atas meja.

"dari tadi sambil panasin kue?" tanya Fillo terkejut.

"iya" jawab Fio tanpa beban.

"bukannya tadi baru makan?" tanya Fillo masih terkejut menatap kue dan Fio secara bergantian.

"kenapa?" tanya Fio sambil memberikan kue dan sedok garpu kedepan Fillo.

"belom kenyang Fi tadi?" tanya lagi Fillo meyakinkan.

"udah makan aja, enak tau" jawab Fio memulai makannya.

Fillo menghela nafas sambil mengambil sendok dan garpu, langsung memulai makan juga.

"enak kan?" tanya Fio sambil tersenyum bangga.

"hmm" jawab Fillo terus melajutkan makannya.

Tidak menunggu lama Fillo sudah menghabiskan makan kue.

"udah. Ayo ngerjain tugas lagi" Fillo menyimpan bekas makannya di atas meja sekaligus Fillo beranjak duduknya ke bawah.

Fio tidak menanggapi ucapan Fillo. Fokus dengan makanannya.

"Fi" panggil Fillo.

"apa?" Fio menatap Fillo.

"lanjutin tugasnya" ucap Fillo.

Fio menghela nafas. "bentar dong" keluh Fio menyendok kue yang ukurannya lumayan besar langsung menyendok kedalam mulut sekaligus.

Fillo terkejut.

Sambil mengunyah. Fio mengambil piring bekas Fillo lalu pergi kedapur. Kembali ke ruang tamu dengan mulutnya masih penuh dengan kue.

"nih" Fillo menyodorkan pensil ke arah Fio.

Tanpa menunggu lama Fio langsung mengambil pensilnya dengan cepat.

Fillo tertawa kecil melihat tingkah Fio.

"oh iya Fi, udah tugas ini aku pulang yah, udah mau sore" ucap Fillo.

Fio mengangguk.

Mereka memulai mengerjakan tugasnya. Fokus dengan tugasnya masing-masing.

2 jam berlalu. Buku-buku berwarna coklat kembali berserakan di atas meja. Air minum yang sebelumnya penuh sekarang hanya tinggal seperempat. Fillo mengambil buku-buku lalu dimasukan kedalam tasnya begitu saja. Mengambil pensil juga penghapus yang sebelumnya telah dipakai kembali di masukan kedalam tas.

Fillo beranjak dari duduk meregangkan badannya sebentar.

"dadah Fio" ucap Fillo sambil tersenyum.

"dah. Pintu keluarnya ada di sana yah" Fio menunju ke arah pintu utama.

Fillo tertawa kecil. "dadah. Maaf yah kalau marah" melangkah keluar rumah.

Fio mengikuti dari belakang. Tidak menjawab ucapan Fillo.

"sekali lagi. dadah Fio" ucap Fillo sambil keluar gerbang dan tersenyum.

Fio membalas senyuman Fillo hanya sedetik lalu kembali masuk kedalam rumah dan mengunci pintu utama.

Fio menggendong bukunya didada. Melangkah mendekati saklar untuk menyalakan kembali cctvnya. Fio langsung bergegas naik keatas kamar.

BAB 1-44

UPDATE

RABU DAN KAMIS

-----

VOTE CHAPTER TO SUPPORT ME AND I WILL ALWAYS APPRECIATE IT!

FOLLOW ME FOR MORE PLEASE;)

THANK YOU!<3

Randomlinecreators' thoughts
Bab berikutnya