Andin tertawa. "Mama ada-ada saja."
Alda ikut tertawa. "Mama serius, Sayang. Mama kan sudah bilang, mama akan mencintaimu seperti anak mama sendiri. Lagipula kalau dilihat, kau dan Anna hampir seumuran. Berapa usiamu sekarang, Sayang?"
"Tiga puluh tiga tahun."
"Berarti kau lebih tua tiga tahun darinya." Alda menatap kosong. "Entah di mana dia sekarang? Mama hanya ingin tahu, apakah dia masih hidup atau tidak?"
Andin menatap sedih. "Mama tenang saja. Nanti aku akan bantu mencarinya. Apa Mama punya fotonya?"
Mata Alda teralih menghadap Andin. "Ada, Sayang. Tapi foto itu waktu Anna masih kecil dan mama rasa kau akan sulit mengenalinya."
Saat itulah Chelsea muncul dengan sebaskom penuh puding cokelat. Alda dan Andin tertawa melihatnya.
"Nak, kenapa sebanyak itu?" tanya Andin yang ikut mencicipinya.
"Puding oma enak. Aku suka."
Alda tersenyum sayang. "Itu memang oma buatkan untuk kalian. Apa kau mau diambilkan, Sayang?" tanyanya pada Andin.
"Boleh." Andin tersenyum.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com