webnovel

Bab 10

Sesampainya di rumah tadi malam, Dayana langsung diantar ke kamar supaya istirahat. Saking khawatirnya Bunda mau mencecarnya beberapa pertanyaan, namun di cegah oleh Satria. Setelah Dayana istirahat, Satria baru menceritakan kronologi kejadiannya, dan menyarankan Dayana untuk tidak di ganggu.

06.45

"Day, makan dulu sarapannya, jangan lupa diminum obatnya" Bunda mengantarkan sarapan. "Lain kali kalo nyebrang tuh hati-hati. Jangan main handphone. Jangan bikin Ayah Bunda khawatir lagi. Mau Bunda suapin atau makan sendiri?"

"Sendiri aja Bun. Namanya juga apes Bun." elaknya.

"Ya udah makan gih, diminum obatnya biar cepet sembuh, biar bisa sekolah lagi. Soal sekolah kamu nggak usah khawatir, Abang kamu berangkat ke kampus sekalian nganter surat izin ke sekolahmu. Bunda tinggal dulu, nanti kalo kamu butuh sesuatu panggil Bunda aja" Bunda keluar meninggalkan kamar Dayana.

🌿🌿

Satria celingukan di depan gerbang sekolah Dayana, dia melihat ke pos satpam tidak ada yang jaga. Banyak murid yang berlalu lalang meski hari sudah menjelang siang, karena hari ini adalah free day. Hari ini ada acara pensi perpisahan kelas XII. Satria merasa ragu mau menyapa salah satu murid diantara mereka, takutnya murid tersebut tidak mengenal Dayana, karena Dayana murid baru di sekolah ini.

"Bang Satria..." teriak seseorang. Satria mencari sumber suara. Ternyata Anderu baru turun dari mobil. "Kok bisa disini?"

"Kebetulan ada loe, gue minta tolong anterin surat izin Dayana, kasih ke wali kelasnya atau ke temannya yang kemaren juga boleh." terang Satria.

"Siap bang" jawab Anderu.

"Kalo gitu gue cabut duluan, gue mau ke kampus ada kelas. Btw thank you Bro. "

🌿🌿

"Kok bisa?"

"Dayana nggak kenapa-napa?"

"Apa ada yang luka?"

"Sekarang Dayana keadaannya gimana?"

Beruntun pertanyaan yang di ajukan oleh Dian, Vero, Alisha dan Patton ketika Riska menceritakan kejadian Dayana.

"Kemarin Dayana lagi meleng, dia lagi chat kakaknya buat jemput, pas kita mau nyebrang tiba-tiba ada motor yang nyerempet Dayana, dia langsung terduduk di aspal, untung ada bapak-bapak yang bantuin angkat Dayana ke trotoar." jelas Riska.

"Terus..terus..." tanya yang lain penasaran.

"Ternyata kaki kanannya luka, nyampe agak bengkak gitu. Dayana nangis. Gue bingung dong, gue mau panggil taxi buat bawa ke rumah sakit Dayana nggak mau katanya nunggu kakaknya aja, tapi kakaknya di telfon nggak diangkat-angkat juga. Dan tiba-tiba...." ucapan Riska terhenti. Riska menatap wajah Alisha sejenak.

"Kak Anderu dateng nyamperin kita berdua. Dia berniat buat bantuin Dayana pergi ke rumah sakit" Riska dan yang lain menatap ke arah Alisha. Karena mereka tahu kalau Alisha suka sama Anderu.

"Terus??" ucap Alisha.

Merasa Alisha baik-baik aja Riska melanjutkan ceritanya.

"Dayana tetep aja nolak, padahal gue yakin Dayana udah nggak bisa nahan nyeri kakinya, tapi dia berusaha tegar. Sampai gue coba bujuk dia supaya mau di anterin Kak Anderu,

dia malah natap gue, seolah matanya tuh ngomong gini 'gue nggak mau dianterin dia Ris' gitu." cerita Riska panjang lebar.

"Tiba-tiba..." cerita Riska ter jeda lagi.

"Cepetan napa, bikin orang penasaran aja" protes Patton.

"Tiba-tiba Kak Anderu gendong Dayana ala bridal style" lanjut Riska ragu.

"Waahh..." reaksi Dian, Vero dan Patton antusias bersamaan. "Sorry ya Al" Mereka buru-buru menutup mulutnya karena merasa tidak enak pada Alisha.

"Kalian kenapa sih, santai aja kali. Kalian kan tau gue nggak pernah maksa Kak Anderu buat suka sama gue. Gue sadar kok dia tuh nggak pernah ngelirik gue" terang Alisha dengan suara lembutnya.

"Mending loe sama Kak Zwitson aja tuh, keliatannya dia serius sama loe. Ngapain mempertahankan seseorang nggak mau bertahan sama loe, ya kan?" bijak Vero di apresiasi dengan tepuk tangan oleh teman-temannya.

"Bisa aja loe Per. Ris lanjut lagi ceritanya" pinta Alisha.

"Gue lanjut ya... Gue nggak nyangka banget, seorang Kak Anderu kalo di sekolah anaknya chill, irit ngomong, jarang senyum, yang ekspresi dan tindakannya tak pernah bisa terbaca, ~untung ganteng :)~, mau gendong Dayana kaya kemaren, gue dan Dayana shock dong. Dayana masih keukeuh nggak mau, tapi akhirnya mau nggak mau dia pasrah. Udah nyampe mobil, baru kakaknya Dayana telfon, langsung gue kasih tau kejadian itu dan gue suruh dia nyusul ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit..."

"RISKA..."

Ucapan Riska kepotong karena ada seseorang yang memanggilnya.

"Iya??" merasa dipanggil dia menengok.

Ternyata orang yang tadi diomongin, masuk ke kelas menghampiri mereka. Mereka sontak membelalakkan matanya. Seketika suasana menjadi hening. Alisha terlihat biasa saja ketika Anderu datang.

"Nih surat izin Dayana, tadi kakaknya minta gue suruh nganterin ke loe." Anderu meletakkan suratnya di atas meja Riska.

"Iya Kak. Makasih" jawab Riska kikuk.

"Hmm" Anderu melengos pergi.

"Kira-kira dia denger pembicaraan kita nggak ya?" cemas Riska setelah Anderu pergi meninggalkan kelas. "Bodoamat ah, gue lanjut ya ceritanya.."

"Iya gimana lanjutannya tuh?" Dian penasaran.

"Sampai di IGD Dayana langsung di tangani sama perawat, kata dokter kaki Dayana ada yang retak tapi masih ringan. Dia sempet minta gue sama Kak Anderu pulang, jelas gue tolak, mana gue tega ninggalin dia sendirian."

"Kalo Kak Anderu gimana? Dia langsung pulang?" tanya Vero.

"Enggak, dia cuma diem nyandar di tembok sambil menatap tempat tidur Dayana. Pokoknya dia cuma diem mematung di samping tempat tidur Dayana. Tak lama kemudian kakaknya datang. Dia langsung meluk Dayana, Dayana langsung nangis sesenggukan, semua yang tadi dia tahan dia curahkan semuanya ke kakaknya. Gue nggak nyangka dia sedekat itu sama kakaknya. Terus Dayana ngenalin kakaknya ke gue, namanya Bang Satria." lanjut Riska.

"Gimana cakep nggak?" Vero ingin tahu.

"Cakep. Ya lumayan lah. Karna Bang Satria udah dateng, akhirnya gue pamit pulang. Jadi gue nggak tau tuh keadaan Dayana sekarang gimana, gue belum chat dia lagi. Gue herannya waktu gue pamit pulang Kak Anderu masih disana. Dasar tuh Kak Anderu emang nggak bisa di tebak. Atau jangan-jangan..?" ucapan Riska menggantung.

"Jangan-jangan apa?" celetuk Alisha. Yang lain tidak berani komentar.

"Nggak ada. Loe gimana kemaren, jadi dianter sama Kak Zwitson? Btw sorry banget yah gue sama Dayana ninggalin loe.." Riska mengalihkan pembicaraan.

"Iya nggak apa-apa. Kemaren gue jadi dianter sama Kak Zwitson. Gue dianter sama Kak Gio juga, dia yang nyetir. Kak Zwitson tadi malem menyatakan perasaanya ke gue" terang Alisha.

"Hah beneran?, Loe serius? Gimana loe terima?" beruntun pertanyaan mereka lontarkan pada Alisha.

"Belum. Gue masih ragu, gue nggak tau, perasaan gue ke dia tuh gimana" jelas Alisha.

"Kalo belum berarti ada kemungkinan loe nerima Kak Zwitson?" celetuk Dian.

"Hmm, nggak tau. Mungkin saat ini enggak, nggak tau kalo suatu saat nanti." jelas Alisha lagi.

"Guys ke halaman yuk, tuh pensinya kayaknya udah mulai deh" ajak Patton. Mereka keluar kelas, karena pensi sudah di mulai. Mereka berlima berdiri di sebelah kiri panggung.

"Kok tumben kalian cuma berlima, Dayana kemana?" tanya Jonathan yang tiba-tiba gabung.

"Dayana nggak masuk" celetuk Dian yang matanya masih fokus ke panggung.

"Nggak masuk kenapa?" Jonathan penasaran.

"Dayana sakit"

"Sakit apa?" tanya Jonathan lagi.

"Ngapain sih loe nanya soal Dayana? Sejak kapan loe jadi care sama dia? Nggak usah sok peduli deh sama dia." jelas Riska kesal.

"Gue kan cuma nanya.." ucap Jonathan.

"Udah deh mending loe diem, kita jadi nggak bisa nikmatin lagunya gara-gara loe" protes Dian. Akhirnya Jonathan pergi.

"Band yang tampil selanjutnya adalah The ZAG, Zwitson, Anderu dan Giovani. Beri tepuk tangan yang meriah" jelas sang MC. Gemuruh tepuk tangan dan sorak sorai penonton ketika The ZAG naik ke atas panggung.

"Tes.. tes..." Zwitson mengetes mic. The ZAG terdiri dari Zwitson di vocal, Anderu di gitar, Giovani di drum, dan mereka di bantu oleh dua temannya Dika di bass dan Excel di keyboard.

"Kali ini kita akan membawakan lagu dari salah satu band terkenal di Indonesia, lagu ini khusus buat seseorang disana. Semoga orang itu peka. Lagu spesial dari kami ~Rahasia Hati Element~" lanjut Zwitson. Penonton semakin antusias bertepuk tangan dan bersorak sorai.

"Lagu ini bukan buat loe kan Al?" tanya Vero ke Alisha.

"Entahlah..." jawab Alisha singkat.

🎶🎶

Waktu terus berlalu

Tanpa kusadari yang ada hanya aku dan kenangan

Masih teringat jelas

Senyum terakhir yang kau beri untukku

Tak pernah 'ku mencoba

Dan tak ingin 'ku mengisi hatiku dengan cinta yang lain

'Kan kubiarkan ruang hampa di dalam hidupku

Bila aku harus mencintai

Dan berbagi hati itu hanya denganmu

Namun bila 'ku harus tanpamu

Akan tetap ku arungi hidup tanpa bercinta

'

'

'

Bab berikutnya