webnovel

6. Kazumi Aoki

"Nama samaranmu adalah Nina, seorang pelayan yang menggantikan seorang wanita yang baru saja melahirkan. Dia memiliki seorang adik angkat bernama Nina!" ucap Zetta dengan santai sembari menyerahkan semua identitas baru untuk Fahira.

Fahira berjalan menuju ruangannya, dia mulai mengganti gaya pakaiannya. Namun, dia tetap menggunakan hijabnya karena dalam keadaan apa pun dalam misinya kain penutup kepalanya tidak boleh terlepas.

Dia menatap cermin dengan lekat lalu mengatakan pada dirinya sendiri. "Aku adalah Nina. Ya. Sekarang aku Nina."

Seketika sikap dan cara bicaranya berubah menjadi wanita lain. Dia bisa cepat memasuki karakter yang berbeda demi tugas dan misinya berhasil.

Dia berjalan dari ruangannya, cara jalannya pun berubah. Zetta melihat perubahan Fahira, lalu dia memanggilnya.

"Fahira ...," panggil Zetta.

"Panggil aku Nina!" ucap Fahira.

Zetta sedikit terkejut, padahal dia tahu dengan pasti bagaimana Fahira jika sudah bermain peran demi misinya.

"Ini adalah alat yang harus selalu kau pakai!" Zetta berkata pada Fahira sembari menyerahkan sepasang anting dan kalung yang harus digunakan.

Dia memakai semua peralatan yang diberikan oleh Zetta. Karena semua alat komunikasi yang dibuatnya sesuai dengan sifatnya yang tidak terlalu ingin terlihat mencolok, meski semua itu akan tertutup oleh hijabnya.

Sebelum pergi Fahira mengatakan pada Zetta untuk selalu memberinya informasi. Serta mengawasi semua anggota tim, siapa tahu mereka semua akan membutuhkan bantuan.

Zetta mengangguk, dia akan mengerjakan semua yang telah menjadi tugasnya. Fahira pun berjalan pergi meninggalkannya.

Fahira mengeluarkan sebuah sepeda motor untuk menuju kediaman Tuan Akira. Tidak membutuhkan waktu yang lama tiba di rumah targetnya.

Rumah bergaya Jepang tradisional tetapi terlihat seperti istana. Itu adalah rumah dari Tuan Akira, dia berhenti tepat di depan sebuah gerbang di mana sudah ada penjaga.

Sepertinya rumah ini dijaga dengan sangat ketat, untuk memasukinya saja membutuhkan beberapa kali pemeriksaan. Fahira melihat seorang pria dengan setelan jas berwarna hitam, dilengkapi oleh senjata dan alat komunikasi berjalan mendekat.

"Siang, Nona bisa tunjukkan kartu identitas Anda?!" tanya pria tersebut.

Fahira pun menunjukkan kartu identitasnya, dia bersikap senatural mungkin. Pria itu mengambil alat komunikasinya lalu menghubungi seseorang. Tidak begitu lama, pria itu menyuruh Fahira untuk masuk dan menemui kepala pelayan yang bernama Kenta.

Dia menaiki sepeda motornya lalu memasuki rumah yang sangat megah itu. Untung saja dia menggunakan sepeda motor, jarak yang ditempuh dari gerbang utama hingga rumah lumayan jauh.

Fahira menghentikan sepeda motornya, dia di sambut oleh seorang pengawal wanita. Pengawal itu sudah tahu kedatangannya dan langsung membawanya menuju Kenta berada.

Dia berjalan mengikuti pengawal wanita tersebut dari belakang sembari memperhatikan setiap sudut jalan yang lewatinya. Agar memudahkannya untuk mencari semua informasi yang diinginkannya.

Penjagaan rumah ini begitu ketat, mengapa Kazumi bisa di culik dengan mudah. Jika dia sedang di luar rumah dan bekerja pun tidak mungkin para pengawal hanya diam di rumah saja. Sudah pasti ada beberapa pengawal yang selalu melindunginya.

"Apa yang kau lihat? Jalan saja tidak perlu melihat-lihat!" ucap pengawal wanita itu.

"Baik!" jawab singkat Fahira sembari terus melanjutkan jalannya.

Pengawal wanita ini berhenti di sebuah pintu yang tertutup. Dia mengetuk pintunya lalu terdengar suara seorang pria yang menyuruhnya masuk. Setelah itu dia membuka pintu itu dan menyuruh Fahira untuk ikut masuk dengannya.

Fahira memasuki ruangan itu, sedangkan pengawal wanita itu pergi setelah mengatakan sesuatu pada Kenta. Pria paruh baya itu adalah kepala pelayan di rumah ini, bisa terlihat dengan jelas sikapnya yang sangat tegas.

"Namamu, Nina. Bagaimana keadaan, Anita?" tanya Kenta padanya dengan nada lembut tetapi ada ketegasan dari setiap kata yang keluar dari bibirnya.

"Dia baik-baik saja dan membutuhkan istirahat pasca melahirkan!" jawab Fahira.

Kenta berdiri lalu berjalan dengan entakkan sepatu yang begitu nyaring. Dia berkata pada Fahira untuk melakukan pekerjaan dengan benar dan tidak membuat masalah dengan semua pelayan.

Mereka pun berjalan keluar, Kenta memberitahukan semua pekerjaan yang harus dilakukan oleh Fahira sudah. Setiap pelayan yang melihat Kenta membungkuk, terlihat mereka sangat hormat atau takut? Sebab antara hormat dan takut seperti benang tipis yang menyambungnya.

Kenta menyuruh seorang pelayan wanita untuk menunjukkan kamar yang akan digunakan oleh Fahira. Dia pun menyuruh Fahira untuk mengganti pakaiannya dan langsung bekerja.

Pelayan wanita yang seumur dengan Fahira mengantarnya menuju kamar dan memberikan pakaian seorang pelayan padanya.

"Kau Nina? Aku Eriko," dia mengulurkan tangannya seraya memperkenalkan dirinya.

Dengan ragu-ragu Fahira menerima uluran tangannya. Dia berpura-pura sebagai gadis dari Indonesia yang baru pertama kali datang ke Jepang.

Eriko rupanya gadis yang cerewet, dia tidak bisa berhenti bicara. Terkadang Fahira mendapatkan beberapa informasi darinya.

Sedikit demi sedikit Fahira mulai mengetahui alasan dibalik penculikan itu. Namun, dia belum yakin sepenuhnya dengan semua informasi yang didapatkan.

Sudah dua hari Fahira berperan sebagai pelayan wanita. Malam ini adalah malam terakhir baginya untuk berada di rumah ini. Sebab semua anggota timnya telah mengumpulkan banyak informasi dan itu sudah cukup untuk motif penculikan Kazumi Aoki.

Fahira sudah siap dengan pakaian pengintai yang biasa digunakan dalam misinya. Dia melewati sebuah ruangan dan mendengar ada suara dari ruangan tersebut. Terdengar suara yang sangat dikenalnya, salah satu dari suara itu tidak lain adalah Kenta.

Tangannya mengambil suatu alat dan ditempelkan di balik pintu. Seketika pembicaraan yang berada di dalam ruangan itu terdengar sangat jelas.

"Apa sudah ada perkembangan?" tanya seseorang pada Kenta.

"Belum, Tuan." Kenta menjawab singkat.

"Kau yang menyuruhku untuk menggunakan Flower girl! Apa mereka tidak becus bekerja?!" bentak pria itu pada Kenta.

"Akira kau harus tenang," seorang wanita bicara untuk menenangkan Akira yang sedang frustrasi karena istrinya belum ditemukan.

Pembicaraan selesai, Kenta pun disuruh untuk keluar. Dengan cepat Fahira bersembunyi agar tidak terlihat oleh Kenta. Serasa sudah aman, Fahira hendak pergi juga tetapi dia merasa ada yang mengganjal dalam benaknya.

Karena wanita yang ada di dalam ruangan itu belum keluar. Itulah yang membuatnya merasa ada yang aneh, terdengar percakapan antara Akira dan wanita itu. Fahira pun memasang kembali alat pendengarnya, setelah didengar dengan saksama rupanya wanita itu menggoda Akira.

"Wanita murahan!" gumam Fahira.

"Kau wanita murahan! Sedang apa kau di sini?!" ucap seorang pria yang menodongkan senjata pada Fahira.

Fahira bersikap tenang dengan mengambil alat yang masih menempel di pintu. Lalu berjalan perlahan ke depan. Senjata masih tepat di pinggangnya, sehingga dia belum bisa mengelak.

"Ada penyusup!" teriak seorang pelayan wanita yang membuyarkan rayuan wanita di dalam ruangan terhadap Akira.

Akira yang mendengar ada penyusup bergegas keluar dari ruangannya. Dia ingin mengetahui siapa yang sudah berani menyusup dan berhasil melewati penjagaan yang ketat ini.

"Siapa kau?!" tanya Akira pada Fahira.

Dengan senyum tipis Fahira tidak menjawab, dia hanya melihat wanita yang ada di sebelah Akira. Entah mengapa dia merasa ada sesuatu dengan wanita itu. Fahira harus menyelidiki siapa wanita itu.

Pria yang menodongkan senjatanya mulai mundur tetapi masih mengarahkan senjatanya pada Fahira. Sekarang sudah terlihat para pengawal yang berdatangan.

"Apa kau terkepung?!" tanya seorang wanita dalam jaringan earpiece, dia tak lain adalah Zetta.

"Ini tidak seberapa!" jawab Fahira yang membuat Rosmalia tersenyum. Saat ini dia berada di samping Zetta menikmati pertunjukkan dari layar komputer.

Rupanya Zetta sudah meretas jaringan CCTV yang berada di rumah Akira. Terdengar suara Nisrina yang ingin ikut menyaksikan pertunjukkan yang sangat menarik ini.

Fahira hanya bisa tersenyum mendengar semua celoteh mereka bertiga. Tidak. Bukan mereka bertiga, sekarang  bertambah satu orang yaitu Violetta.

Akira terlihat sangat kesal sebab diacuhkan oleh Fahira yang sibuk mendengarkan celoteh semua anggota timnya. Sedangkan wanita yang berada di samping Akira mengeluarkan gelagat yang aneh dan itu terlihat jelas oleh Fahira.

 Ada sebuah rencana dalam benak Fahira untuk mengetahui siapa sebenarnya wanita itu, sehingga dia bisa mulai mencari tahu siapa wanita yang sudah berusaha merayu Akira. Di saat sang istri masih dalam bahaya.

Dengan cepat Fahira berlari menuju wanita itu, saat dia mau menyanderanya. Wanita itu tersenyum lalu dia melayangkan pukulannya dengan kuat. Fahira dengan refleks menghindari dari serangan wanita penggoda itu.

"Kau pikir aku wanita lemah hah?!" ucapnya dengan nada sombong sembari senyum miring.

"Bagus—aku akan menikmatinya!" ucap Fahira dengan percaya diri. Meski saat ini dia sedang dalam keadaan tidak menguntungkan. Para pengawal sudah mengelilinginya dan selalu memperhatikan gerak-geriknya.

Wanita itu mengeluarkan senjata tajam dari balik pakaiannya lalu menyerang Fahira. Dengan lihai tubuh Fahira menghindar dari serangan wanita itu. Dalam benaknya berkata, wanita ini sangat menarik. Dan dia yakin jika wanita itu ada hubungannya dengan penculikan Kazumi Aoki.

Bab berikutnya