Arena markas Mata Libra, Kembang.
Satu jam kemudian sejak ujian promosi Rika dimulai. Tidak ada yang terjadi selama satu jam. Para penonton bahkan sudah tidak mampu berkata apa-apa lagi. Bahkan ada dari mereka yang sudah tampak ketiduran, sedangkan sebagian lainnya memainkan ponsel mereka masing-masing.
Jaka sebagai pengawas dari Federasi pun tidak bisa berbuat banyak. Pada akhirnya, ia yang masih dalam panggilan proyeksi, melakukan juga pekerjaannya. Dalam proyeksi itu bisa terlihat Jaka tampak sibuk melakukan berbagai obrolan dengan orang lain di ruangannya.
Anggi sendiri. Dia hanya merokok, bersandar di kursi tribun dengan mata yang tetap tidak lepas dari dalam Arena yang kosong. Tidak lama, seorang wanita datang menghampirinya. Wanita berbadan sensual memakai jas dokter. Dari wajahnya, tampak sekali kalau dokter pemabuk itu kini tengah sadar.
"Heii~ apa sudah selesai? Atau lagi istirahat~?" Tanya Aarifa yang langsung duduk di samping Anggi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com