webnovel

Jumsuit Nindy

setelah Zenaya Putri pergi meninggalkan kakeknya.

Rendra menemui tuan Benyamin Salman.

"Kakek...boleh kita bicara?!" Rendra Sebastian duduk di sebelah kakeknya.

"Kamu mau bicara apa?" tuan Benyamin Salman bertanya dengan nada malas.

"Tugas sekolah ke Inggris!" jawab Rendra.

"Rendra... bisa kah kita bicara besok saja. aku lelah sekali!" wajah tuan Benyamin

terlihat lesu. Dia kurang tidur dan seharian tadi dia telah menguras tenaga dan pikiran.

"Kakek...kamu kenapa?"

Rendra kaget. Rendra Sebastian memegang pergelangan tangan kakeknya. Mengambil

Stetoskop di saku jaketnya. Memeriksa kondisi tuan Benyamin Salman.

Sejak menjadi direktur Salman Hospital, Rendra selalu siaga, selalu membawa stetoskop di jaketnya.

"Kakek kamu harus segera istirahat!" Rendra memberi isyarat ke Nancy, perawat nyonya Clarita Adelia mengambilkan kursi roda.

"Rendra...kamu jangan macam-macam. Aku tidak apa-apa!" kakek Benyamin Salman melotot. Rendra terlalu mengada-ada.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya