Tama tiba dia apartemennya dengan hati yang berkecamuk. Ketika teringat dengan Raflina hatinya mendadak pilu. Sudah berbulan-bulan semenjak kematiannya yang sangat tragis itu, Tama belum bisa mengiklaskan kepergian Raflina. Wanita itu terlalu istimewa untuk di lupakan.
Dia membanting tubuhnya di sofa yang empuk. Tatapannya menerawang ke langit-langit. Seandainya Raflina masih hidup sekarang, Pasti mereka sudah menikah sekarang. menjalani kehidupan rumah tangga dengan perasaan yang bahagia. Tatkala ketika dia pulang dari bekerja seperti ini, ada seseorang yang sangat dicintainya menyambutnya dengan senyum. Tentu, akan menjadi momen yang membahagiakan di dalam hidupnya.
Seandainya, Raflina tidak menuruti insting sesatnya bisa saja tragedi pemerkosaan itu tidak akan terjadi. Mungkin pada saat itu Raflina menerima karma atas semua kelakukan buruk menjelang ajalnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com