webnovel

Rencana Perjalanan

"Erriol, bisakah kau membantuku?" Perkataanku sepertinya membuat Erriol bingung, aku bisa melihat dari ekspresi wajahnya.

"Membantumu apa?"

Karena dia bertanya seperti itu, maka tanpa ragu kuutarakan apa yang kubutuhkan darinya. "Aku sangat ingin bertemu lagi dengan sahabatku yang kemarin aku temui. Setelah tanpa sengaja aku menggunakan horizontal skill, aku ingin kau membantuku menemukan di mana tepatnya lokasi yang aku datangi kemarin."

"Memangnya kau pikir aku bisa membantumu menemukan tempat itu?"

"Tentu saja. Seharusnya itu mudah bagimu, kan, jika kau menggunakan kemampuan vertical skillmu? Kau pasti bisa mengetahui lokasi tempat itu."

Erriol tertegun sejenak, sebelum mulutnya kembali terbuka dan berkata, "Dengar, Elliot, aku memang pernah mengatakan menguasai vertical skill. Aku juga sudah menjelaskan padamu vertical skill merupakan skill yang bisa membuat kita kembali ke masa lalu dan mendatangi masa depan, tapi asal kau tahu, vertical skill sama sekali tidak bisa mendatangi masa lalu atau pun masa depan orang lain. Aku mana bisa mendatangi masa lalumu, aku bahkan tidak sedang berada bersamamu waktu itu. Kecuali aku juga ikut berpindah ke tempat itu bersamamu, mungkin aku bisa membantumu mencari tahu. Lagi pula, kenapa kau tidak mencoba sekali lagi menggunkan horizontal skill? Mungkin saja kau bisa kembali lagi ke sana"

Aku mendesah lelah mendengar jawabannya yang panjang lebar itu. "Aku sudah mencobanya berulang kali hari ini sebelum meminta bantuan padamu, tapi perasaan takut sesampainya di sana aku tidak bisa kembali karena fisikku yang lemah seperti yang terjadi kemarin, aku jadi tidak bisa berkonsentrasi dengan baik."

Aku pun mulai menyadari setelah mendengar penjelasan Erriol. Benar juga yang dia katakan, hanya aku yang bisa kembali ke masa laluku. Ketika aku mulai merasa putus asa tiba-tiba Erriol kembali berbicara, "Sebenarnya mungkin aku bisa membantumu."

Aku mengernyit bingung. "Kau bilang tadi vertical skill tidak bisa membawamu ke masa lalu orang lain?"

"Itu memang benar. Karena itu, aku akan membantumu dengan menggunakan horizontal skill. Kau masih ingat. kan, ada dua jenis horizontal skill? Mind Jumper dan Eyes Jumper. Jadi, sekarang kau cobalah menggambar apa saja yang kau ingat, yang bisa menunjukkan tempat yang ingin kau datangi itu, aku akan mencoba menggunakan skill Eyes Jumperku."

Walaupun aku masih tak mengerti apa yang akan coba dia lakukan, aku tetap menuruti permintaannya. "Baiklah, aku akan coba mengingat-ingat apa yang aku lihat kemarin di tempat itu."

Kemudian aku mencoba mengingat kira-kira apa yang bisa aku gambarkan agar Erriol bisa pergi ke tempat di mana aku bertemu dengan Fredert kemarin. Aku berkonsentrasi penuh dan sepertinya aku mulai mengingat sesuatu. Aku pun menggambarkan tempat itu di secarik kertas.

Tak berapa lama, aku berhasil menyelesaikan gambar itu dan memberikannya kepada Erriol.

"Baiklah, aku akan coba berteleportasi ke tempat yang kau gambar ini, berdoalah semoga aku berhasil melakukannya."

Aku mengangguk tanpa keraguan. "Tentu saja. Aku mengandalkanmu, Erriol."

Tampaknya Erriol benar-benar memfokuskan penglihatannya pada gambar itu. Tak lama kemudian, sekali lagi aku bisa menyaksikan sebuah keajaiban terjadi. Dalam waktu sekejap, Erriol menghilang dari pandanganku, itu menandakan bahwa dia berhasil menggunakan skill Eyes Jumper miliknya dan aku yakin saat ini dia sedang berada di tempat itu. Di tempat di mana aku bertemu dengan Fredert kemarin.

***

Cukup lama aku menunggu kemunculan Erriol, dan dia masih belum nampak di mataku. Ketika aku mulai kesal karena terlalu lama menunggunya, sebuah suara pun terdengar dari belakang.

"Maaf membuatmu menunggu lama."

Ternyata sumber suara itu berasal dari Erriol, dia telah kembali. Wajahnya memang terlihat sedikit pucat dan keringat pun terlihat di kening dan leher Erriol. Sepertinya itu efek dari penggunaan original skills-nya. Namun, dia masih terlihat baik-baik saja, dan sepertinya efek tersebut sama sekali tidak membuatnya merasa kelelahan ataupun lemas.

"Apa yang kau lakukan, lama sekali kau pergi?"

"Kau pikir mudah mencari tahu suatu lokasi, aku harus berkeliling bertanya pada orang-orang di sekitar sana, apa nama tempat itu. Beginikah caramu berterima kasih pada orang yang telah susah payah membantumu, dengan mengomelinya?."

Aku terkekeh karena ucapanku rupanya membuat Erriol tersinggung. "Aaaaah ... maafkan aku, Erriol. Aku tidak bermaksud mengomelimu. Lalu, bagaimana? Kau sudah tahu di mana kira-kira letak tempat itu?"

"Nama tempat itu Forks, letaknya cukup jauh dari tempat ini. Sepertinya kau harus menghabiskan waktu berhari-hari untuk bisa sampai ke sana."

"Hm ... begitu, ya. Padahal aku ingin sekali bisa ke sana. Tapi pengendalian horizontal skill-ku masih buruk, dan aku tidak punya kendaraan untuk bisa pergi ke sana. Aku juga tidak punya cukup uang untuk bisa menaiki kendaraan umum." Aku bergumam sendiri, mengatakan satu demi satu kendala yang kuhadapi padahal aku sangat ingin mendatangi tempat Fredert berada.

"Haah ... seharusnya sejak awal aku tidak berurusan denganmu, kau ini sangat merepotkan, Elliot. Dengar, ya, ini untuk yang terakhir kalinya aku membantumu. Aku akan mengantarmu ke sana dengan mobilku."

Kedua mataku melebar sempurna mendengarnya. "Mo-Mobil? memangnya kau punya mobil? Wah, berarti kau kaya sekali, ya?"

"Mobil itu aku beli dari hasil kerjaku."

"Hoo, kau sudah bekerja. Hebat sekali padahal kau baru berusia 14 tahun. Memangnya apa pekerjaanmu, Erriol?" tanyaku penasaran.

"Nanti juga kau akan tahu sendiri."

Sepertinya Erriol tidak ingin memberitahukan pekerjaannya, tapi sikapnya itu justru semakin membuatku ingin tahu. Mungkin aku akan mencari tahu sendiri apa pekerjaan Erriol sehingga dia bisa membeli mobil.

"Jadi, kapan kita akan memulai perjalanan?"

Mendengar pertanyaannya, aku pun mulai berpikir. Aku tidak mungkin pergi begitu saja tanpa memberitahukannya terlebih dahulu pada Emily. Sepertinya aku harus menceritakan semuanya pada Emily. Aku tidak mungkin bisa menyembunyikan hal ini darinya lebih lama lagi.

"Nanti aku akan memberitahumu lagi waktunya." Untuk sementara aku hanya bisa mengatakan hal itu pada Erriol.

"Hm, baiklah. Kalau begitu sekarang aku pulang dulu."

Setelah itu Erriol beranjak pergi.

"Erriol!"

Mendengar teriakanku memanggil namanya, Erriol pun menoleh ke arahku.

"Terima kasih untuk semua bantuannya."

"Aneh sekali aku mendengar kata-kata itu keluar dari mulutmu," katanya, terdengar sangat menyebalkan padahal aku tulus berterima kasih karena dia sudah banyak membantu.

Setelah mengatakan itu, dia melambaikan tangan sebelum menghilang dari pandanganku. Sikapnya memang sangat menyebalkan, tapi aku benar-benar berhutang budi padanya dan sekarang aku mulai merasa bisa berteman dengannya. Sepertinya petualanganku dengan Erriol sebentar lagi akan segera dimulai.

Yang harus kulakukan sekarang adalah menceritakan semuanya pada Emily dan juga meyakinkannya agar dia mengizinkanku untuk melakukan petualangan ini. Hah, rasanya aku sudah tidak sabar ingin segera kembali bertemu dengan Fredert. Aku akan menanyakan banyak hal padanya dan juga menanyakan tentangnya ... tentang sahabat baik kami berdua semasa kecil, Krad. Kuharap keberadaan Krad juga bisa secepatnya aku ketahui.

Bab berikutnya