webnovel

Chapter 06 : Duel! Newbie vs Veteran!

"K-kita berhasil!" Untuk kedua kalinya, Moddy bersimpuh dan menangis sebab rasa haru yang membanjiri benaknya. "Terima kasih, Moowah! Terima kasih, GranNea! Terima kasih, Sepuh Kapten Rexhea!"

"Ini juga berkat dirimu, Moddy," ucap sang penyihir yang sedang menyiramkan [Cleansing Potion] untuk menghilangkan efek Amputation pada lengan sang calon Time Worker.

"Hahaha! Kau ini terlalu lembut, Moddy! Tapi kau juga tidak sombong! Aku suka sekali gayamu, Moddy!" Teriakan ataupun pujian dari Moowah itu membuat meriah suasana—sayang Natt harus menutup telinganya karena sang Tanker lupa mematikan voice chat-nya saat quest telah selesai.

"Bagaimanapun, aku ucapkan selamat padamu, Moddy, sang Time Worker." Natt menjulurkan tangannya pada Moddy yang masih bersimpuh.

Moddy gemetaran seolah tak percaya. Jikalau pertemuannya dengan LD.Rexhea akan membuatnya mampu menyelesaikan quest-nya. Jika saja ia masih tersendat di quest tersebut, kemungkinan besar Moddy akan berhenti bermain untuk selamanya. Atau setidaknya, ia akan bermain World Paradise ataupun Last Sun. Tetapi, passionnya adalah game dengan konsep fantasi. Meski pekerjaannya sangat berat di dunia nyata, di dalam game inilah dia begitu terkagum luar biasa dengan segalanya. Sebuah first impression yang tidak akan hilang sampai kapan pun.

Moddy menyambut tangan Natt dan berdiri tegak. Ia sekarang bisa mendongakkan kepalanya dengan bangga. "Aku berhasil, Kapten Rexhea! Yes! Yes! Yes!"

Reaksi Moddy yang begitu gembira, lagi – lagi membuat seluruh anggota tim tersenyum.

"Sebaiknya kita kembali. Aku harap Astronov tidak menunggu kita di luar."

"Bukannya itu tidak masalah, Kapten? Kita berhasil menyelesaikan questnyAAH—?" Sebuah tinju super cepat menghantam kepala Moowah dari atas dan membuatnya terhantam ke tanah. Entah bagaimana cara sang penyihir bisa melakukannya.

"Bersihkan dulu debuff Amputation-nya! Kau tahu bahwa kerusakan ini disebabkan oleh monster bug, kan? Itu bisa saja berbahaya!" ucap GranNea dengan raut yang penuh kekesalan.

"M-maaf, GranNea. Aku kelupaan … Ha … ha …."

Natt tersenyum melihat keakraban dua player tersebut. "Kalian menjadi tim yang bagus."

"Kita, bukan?" sela GranNea sembari menawarkan senyuman yang penuh kepuasan. "Kita menjadi tim yang bagus, Mas Rexhea."

Perkataan lembut GranNea memiliki kekuatan yang menggetarkan sanubari sang Assassin. Itu membuatnya benar – benar tersadar jikalau ia sudah bermain bersama mereka dalam satu tim yang bagus. Sangat bagus dan menyenangkan.

Ucapan GranNea itu sempat menaikkan sudut bibir sang Assassin. Namun ia lekas menahannya. Khawatir kalau ia terlalu menikmati permainan ini lagi. Natt sadar jikalau ia kembali tidak untuk kesenangan belaka, tetapi ada misi yang harus diselesaikan.

Sebelum Natt mengajak rekannya untuk kembali, matanya mengarah pada kristal hitam yang mengambang di sana.

"Apakah itu tidak berbahaya, Kapten?" ujar Moowah yang sudah mendapatkan kembali lengannya dengan sempurna. "Aku takut jika menyentuhnya akan terjadi sesuatu."

Natt berhenti sebelum menyentuh benda yang tidak bisa terdeteksi oleh sistem. Tetapi, ia sadar bahwa bisa jadi benda yang ada di hadapannya adalah salah satu petunjuk yang berguna.

Meski sedikit ragu, jemari Natt tetap menyentuhnya—seketika kristal itu bersinar terang dan menghilang.

[????? Crystal] didapatkan!

Kristal hitam itu telah menjelma menjadi item dan masuk ke dalam inventory Natt. Saat Natt memperhatikan deskripsinya, benda itu termasuk ke dalam Key Item ataupun Important Item. Natt sadar mungkin itu adalah mekanisme dari sistem untuk mencegah terjadi penjualan kristal tersebut.

Natt lekas mengutip tiga kristal yang lain dan mengumpulkan 4 buah [????? Crystal] di inventory-nya. Saat ini, di dalam kepala Natt terdapat banyak sekali pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Rachel. Tetapi, ia harus keluar dari sini lebih dulu.

"Mari kita menggunakan Clear Portal dan keluar dari Goblin Lair, teman – teman."

Clear Portal adalah sebuah mekanisme yang diciptakan untuk memindahkan player/tim yang telah berhasil menyelesaikan sebuah labirin atau dungeon tertentu. Mereka akan bermandikan cahaya keemasan dan berdiri di atas sebuah lingkaran sihir yang memiliki ukiran indah di lantainya. Bagai sebuah penghargaan oleh dunia kepada sang penakluk labirin.

Natt dan timnya melangkah masuk ke dalam Clear Portal dan dalam sekejap mata mereka semua telah tiba di luar Goblin Lair, tepat di depan pintu masuknya. Hanya saja, apa yang menanti di depan mereka adalah salah satu mimpi buruk yang harusnya dihindari.

"K-kalian menyelesaikannya?!" Suara gerutu yang kasar dan keras itu berasal dari lelaki berjirah keperakan—Astronov. Dialah yang pertama kali menyambut, meski awalnya ia akan memasang senyuman penuh kesombongan, kini berubah 180º menjadi raut yang penuh kedengkian.

Harusnya Astronov tidak perlu bertanya lagi setelah dirinya melihat cahaya keemasan yang membawa tim tersebut kembali ke depan gerbang masuk Goblin Lair. Hanya saja, hatinya yang sempit enggan menerima kenyataan itu.

"Benar. Kami telah menyelesaikannya."

"Kalian pasti curang!" Tuduhan yang dilontarkan oleh Astronov itu tak berdasar. Karena kedengkiannya yang telah menumpuk, ia rela menjatuhkan martabatnya begitu saja. "Sudah jelas tadi ada bug di dalam Goblin Lair! Bagaimana kalian menyelesaikannya jika tanpa hal curang! Itu sudah pasti sebuah kecurangan!"

Natt umumnya bisa memberikan toleransi atas ucapan toxic yang dilontarkan padanya. Tetapi jika ada yang mengatakan dia player yang curang, itu sudah menjadi hal yang berbeda.

"Bukankah itu karena kau terlalu noob saja, Sendok Garpu?" Ucapan Natt tidaklah keras, tetapi nadanya terasa sangat menusuk jantung. Bahkan bagi para player yang mendengarnya saja sudah bisa merasakan arogansi yang tak terbantahkan dari suaranya. Belum lagi ejekan sendok garpu itu adalah sesuatu yang sangat berani. Memang gaya rambut Astronov seperti ujung garpu dan warna perak jirahnya sangat mendukung sebutan tersebut.

Tentu saja itu membuat pembatas kenormalan Astronov hancur. Ia seketika mencabut pedang dari sarungnya dan menantang Natt untuk berduel satu lawan satu.

"Buktikan jika kau memang veteran yang sudah jago sekali, Assassin Kampung!"

Natt mendesahkan napas panjangnya. Ia lebih memilih untuk mengabaikan tantangan yang tidak berguna. Sesaat Natt mengalihkan pandangannya dan hendak melangkah pergi, mulut Astronov yang seolah tak tersentuh pendidikan itu mengeluarkan ujaran yang sangat tidak bisa Natt terima.

"Oh? Berarti benar, kau hanya player curang! Hahaha! Sudah curang pasti kau juga terlalu banyak menggesek kartu kredit Daddy Sugar-mu kan?" Astronov tertawa layaknya dia adalah pemilik kebenaran yang mutlak. Sayangnya, ia telah memancing kemurkaan yang tidak bisa terbendung.

"Mulutmu itu tidak pantas berada di kepalamu, Astronov." Nada suara Natt terdengar sangat dingin dan kasar. "Bukankah sebaiknya kau lepas dan letakkan di selangkanganmu?"

"BACOT, BANGS*D! LAWAN AKU DAN BUKTIKAN OCEHANMU!"

Jeritan Astronov itu menggema ke seluruh penjuru Goblin Lair. Termasuk para bawahan yang sedang dibina Astronov. Mata binaan yang harusnya memancarkan kekaguman pada sang pembina, kini mengeluarkan ketakutan dan ketidakpercayaan.

Natt bisa melihat kebingungan dan ketakutan para player muda yang ada di bawah binaan Astronov. Hal itu menjadi pelengkap alasan untuk Natt menerima tantangan itu dan memberikan pelajaran pada player yang tidak mengerti dasar bermain DV-MMORPG.

"Baiklah, Sendok Garpu. Aku akan menerima tantanganmu."

Senyuman Astronov terukir panjang sekali. Seolah bisa melebihi pipi keriputnya. Giginya yang tampak sangat berkilauan seperti baru saja dicuci dengan pemutih pakaian.

"Kalau begitu kita akan menggunakan Death Match Mode. Kau tidak keberatan, kan?"

PvP adalah sebuah konten yang di mana player akan bertarung satu sama lain untuk membuktikan siapa yang terhebat. Tetapi, ada peningkatan dan pengurangan status agar duel/pertempuran bisa seimbang. Yakni peningkatan jumlah Max HP sebanyak dua kali lipat dan pengurangan ATK sebesar 20%.

Dalam Death Match Mode terdapat penalti layaknya mekanisme PK. Yakni, jika player mati, maka Exp-nya akan terpotong banyak dan salah satu equipment-nya akan terjatuh dan bisa diambil player yg menjadi lawannya.

Meski dalam kondisi seperti itu, Natt menjawab dengan tanpa keraguan sedikit pun.

"Aku tidak keberatan, Sendok Garpu."

Astronov hendak memaki Natt sebab sebutan hina tersebut, tetapi ia menahan diri. Karena baginya membuat sang Assassin Kampung terhina dalam duel ini jauh lebih memuaskan hasratnya.

Astronov lekas berbalik lalu berjalan ke depan anak binaan yang hanya berjarak tiga meter di belakangnya. "Kalian saksikan baik – baik. Bahwa aku akan memberikan pelajaran pada newbie sombong yang tidak punya sopan santun itu. Pergilah ke tepi dan saksikan kehebatan pembina kalian."

Kelima player yang berseragam sama itu menurut dan lekas mundur beberapa meter, hingga serangan yang akan dilancarkan tidak sampai mengenai mereka. Begitu pula dengan anggota party Natt, tetapi mereka juga menggeret sang Assassin untuk ikut ke pinggir.

"Apa kamu yakin, Mas Rexhea?" ujar GranNea khawatir.

"Tidak apa, GranNea. Setidaknya aku mengerti sedikit tentang PvP," balas Natt santuy.

"Tapi, Kapten. Death Match Mode akan sangat merugikan pihak yang kalah, bukan? Harusnya ia menawarkan Safe Match Mode jika ingin PvP di luar Arena resmi." Kekhawatiran sang Tanker mencuat hingga menutupi senyumnya yang cerah.

Natt mengerti kekhawatiran mereka. Tetapi ia tidak punya waktu menjelaskan segalanya.

"Moddy!" seru Natt.

"I-iya, Kapten?"

"Bisakah engkau menceritakan sedikit rahasiaku pada mereka berdua?"

"E-eh?! Apa tidak mengapa?" Mata Moddy langsung berbinar—ia merasa amat senang bisa berbagi rahasia yang luar biasa.

Natt mengangguk dan kemudian melambaikan tangannya sembari kembali ke hadapan sang lelaki berjirah keperakan.

"Memangnya apa rahasia Kapten?" tanya keduanya kebingungan.

Moddy memasang kaca mata baca dan membuka buku catatannya. Kemudian mengambil sikap layaknya pawang ilmu pengetahuan. "Aku akan menjelaskannya dari awal sekali. Mungkin akan sedikit panjang."

***

Fake Catastrophe—Kiamat palsu adalah sebuah kejadian yang menggemparkan Crown of Six lima tahun yang lalu.

Sumber dari kekacauan itu adalah empat belas player yang menguasai puncak klasemen meski tidak memiliki guild. Mereka adalah pioneer dalam menciptakan META PvP, Raids, World Boss, hingga trik untuk meng-abuse bug yang tidak terdeteksi oleh sistem dan Game Master.

Legendary Disabler, begitulah mereka menamai kelompoknya. Mereka adalah legenda yang telah menyelesaikan Quest Utama dalam waktu kurang dari enam bulan. Sayangnya, rumor mengatakan bahwa sebab mereka melakukan kegilaan yang menyebabkan terjadinya Fake Catastrophe adalah ketidakpuasan akan tingkat kesulitan yang ada—termasuk Special Challenge Content yang disediakan pada masa itu.

Namun setelah mereka berempat belas terbanned, legenda mereka pun mulai diwariskan turun – temurun. Sayangnya, setelah beberapa tahun, mereka hanya dianggap urban legend—bahkan dianggap sebagai Game Developer yang sedang mengetes pembaharuan yang akan diterapkan di dalam ekosistem game.

Tak ada player yang percaya. Desas – desusnya hilang ditelan masa. Hanya sebuah postingan lama yang ada di dalam forum yang kini tersisa menjadi acuan keberadaan mereka.

"Dan LD.Rexhea adalah bagian dari mereka. Salah satu DPS utama dalam party legendaris tersebut." Moddy menutup penjelasan panjangnya dengan sebuah senyuman yang begitu bersemangat—mirip seperti Moowah yang sedang mengelus – elus perisainya.

Namun kebisuan dari kedua anggota timnya membuat Moddy kebingungan.

"Eh?" Moddy terhening sesaat—memikirkan penyebab reaksi datar rekannya. "A-apa jangan – jangan kalian tidak tahu tentang Legendary Disabler?!"

"Eh—B-bukan begitu, Moddy." GranNea tertawa pelan—nadanya datar. Bibirnya gemetar ragu. Ia tak tahu harus berkata apa.

Kekakuan pada wajah jelita GranNea bukanlah wujud ketidaktahuan. Meski sempat berdeduksi terhadap username yang digunakan oleh sang Assassin, tetapi GranNea menganggapnya hanya sebagai gurauan, layaknya fans fanatik dari urban legend tersebut.

GranNea perlahan menutup mata. Kemudian mengerutkan dahi sembari memijit kening avatarnya satu dua kali. GranNea memutar tubuhnya sembari membuka mata untuk menyaksikan dua lelaki yang hendak berduel.

Hanya sebuah senyuman lemas yang dipenuhi kekaguman membarengi kalimat yang terlepas dari bibirnya. "Aku … aku harusnya tidak terkejut dengan itu. Tetapi …."

" … Yang benar saja?" Ujaran Moowah melengkapi dialog GranNea dengan nada yang sama.

Moowah tak hanya terkaku, tetapi rahangnya sampai enggan untuk tertutup kembali. Apa yang didengarnya adalah sebuah ketidakmungkinan. Bagai gacha dengan tingkat kelangkaan 0,00001% dan mendapatkan hadiah limited edition yang hanya ada satu kali seumur hidup.

"EHHHHHH!" Teriakan tiba – tiba Moowah yang menggelagar lekas ditutup oleh tangan Moddy.

"Ini rahasia, Moowah! Jangan disebarluaskan!" bisik Moddy. Ia kewalahan untuk bisa memanjat avatar sang tanker untuk menahan mulut sang Tanker. Tetapi, demi janjinya terhadap Natt, ia harus melakukannya meski bersusah payah.

Moowah mengangguk dua kali. Tanda ia mengerti ucapan Moddy. Hanya saja, gejolak di dalam benaknya memang sempat tak terkendali.

"Syukurlah." Moddy lekas turun dan kembali fokus pada dua player yang hendak berduel.

Sementara Moowah mengeluarkan raut wajah yang begitu kesenangan—seolah memiliki keinginan besar untuk bertemu dengan selebriti dari planet lain.

Moddy paham perasaan itu. Karena ia juga sama, menyaksikan legenda yang akan memperlihatkan kekuatannya adalah sesuatu yang luar biasa. Meski Moddy telah satu tim dengannya, tetapi ia merasa LD.Rexhea masih menahan diri.

"Jangan berisik!" seru Astronov pada Moddy dan kawan – kawan. "Jika tidak bisa diam, lebih baik kalian log out dan tidur cantik saja!"

"Oi! Oi! Jangan sekasar itu, Sendok Garpu," sela Natt. "Mereka hanya tidak sabar menanti kekalahanmu."

"K-kau!" Astronov mengencangkan pegangan pada pedangnya. Tetapi, ia berhasil menahan amarahnya untuk tidak membalas. Sebaliknya, ia ingin memanfaatkan emosinya yang kuat sebagai tambahan energi untuk mengalahkan Assassin Kampung lalu membungkamnya untuk selamanya. "Kita lihat saja sendiri bagaimana hasilnya, Newbie!"

Natt tersenyum mendengar reaksinya. Ia pun kembali fokus untuk mengatur jenis equipment, rune, dan skill yang akan dia pakai. Jemarinya dengan lincah menari – nari pada tampilan status karakter yang hanya bisa dilihat olehnya.

Natt memakai satu set penuh equipment jenis [Player Suppression] dan mengganti semua rune di senjatanya dengan gaya PvP masa lampau yang ia ciptakan.

Natt menyadari beberapa hal saat melihat perlengkapan yang sengaja dipamerkan oleh Astronov sebelum sang rambut garpu menyenggak rekan satu timnya. Astronov adalah player berkelas Tanker. Astronov menggunakan satu set penuh equipment jenis [Player Protection] dan perisai yang memiliki tingkat kelangkaan Secret Rare, itu adalah perpaduan yang bagus—bukti Astronov bukanlah player omong kosong belaka.

Jika Natt sepele, ia dapat dikalahkan dengan sangat mengenaskan. Dengan perbedaan level mencapai 19 tingkat, ditambah lagi pertarungan antara kelas Assassin dan Tanker memang cukup menyulitkan bagi Natt. Ia hanya pernah sesekali melawan kelas Tanker, tetapi itu adalah kenangan lima tahun yang lalu. Sudah pasti META akan sangat berbeda.

"Kau masih membutuhkan waktu untuk persiapan, Newbie?" ujar Astronov dengan senyuman yang dipenuhi kepalsuan. "Tentu kau bisa memakai waktu selama yang kau mau."

"Tidak perlu." Natt langsung menutup pengaturan karakternya. "Kita bisa mulai kapan pun yang kau mau."

Astronov menghempaskan seutas tawa kesombongan. "Kalau begitu, terima undangan duel dariku."

Apa yang muncul di hadapan Natt adalah sebuah tampilan hologram yang bertuliskan:

Astronov challenge you to DEATH MATCH DUEL. Are you accept it? Y/N

"Yes," jawaban dari Natt seketika mengukirkan senyuman pada bibir Astronov.

"Baguslah. Dalam periode standby, persiapkan mentalmu untuk kalah, Newbie." Astronov langsung menarik pedangnya dan memasang kuda – kuda untuk bertahan. Perisainya yang cukup melindungi setengah badan—pertanda ia memang telah mempersiapkan diri melawan player berkelas Assassin.

Periode standby adalah 20 detik sebelum pertarungan dimulai. Selama masa itu, sebuah zona pun terbentuk melingkari pemain agar tidak dapat keluar dari pertarungan. Player yang tidak ikut bertarung harus mundur beberapa langkah lagi agar tidak masuk ke dalam zona pertarungan.

Tetiba, semuanya senyap. Kekhawatiran mereka yang menyaksikan duel ini terasa begitu jelas di udara. Namun, duel tetaplah duel. Ada ketegangan—kesenangan di balik pertarungan yang dipenuhi egoisme. Rasa ingin menjadi yang terbaik pasti meledak – ledak pada setiap inti jiwa pemain. Meski hanya sebagai penonton, mereka ingin player favoritnya untuk memenangkan pertarungan.

Natt berdiri di atas tanah kecokelatan. Tak ada rerumputan, tak ada ilalang, seolah tempatnya berpijak sering dipakai sebagai arena untuk berduel.

Natt mengatur jarak antara dia dengan lawannya. Kemudian ia menarik dua belati dari sarung dan mengencangkan genggamannya. Matanya menatap lurus ke arah player yang menjadi lawan. Natt memasang kuda – kuda sembari mendengarkan detik yang terus berlalu. Rasa cemas dan canggung mulai sedikit mengusiknya. Tetapi, hinaan dari Astronov sebelumnya dapat membuat Natt melawan ketegangan itu.

5 ….

4 ….

3 ….

2 ….

—1!

[Duel Start!]

Sesaat bunyi terompet—pertanda duel dimulai—menggema keras, masing – masing dari petarung langsung menerjang ke arah lawannya.

Natt mengayunkan belatinya dan menebas perisai Astronov tepat di tengahnya.

"Crash Over!" Skill yang diaktifkan Astronov langsung mementalkan Natt saat bersentuhan dengan perisainya.

Tetapi Natt yang telah menduga hal itu, bisa mengatur posisi jatuhnya hingga ia tidak terlambat untuk membalas serangan. Natt pun kembali mengencangkan genggaman pada belatinya sembari mengamati musuhnya dari jarak yang cukup jauh.

"Jangan mengira kau akan bisa mengulur waktu, Newbie!" Astronov mengambil satu lompatan jauh ke depan sembari memukul pedang ke perisainya sendiri. Koreografi itu adalah—"Provoke!" Seketika, cahaya yang memancar dari perisai Astronov pun memberikan efek provokasi pada lawannya. Dampaknya dapat terlihat dari sorot mata avatar yang memerah.

Natt yang terkena efek dari skill itu tidak punya pilihan selain maju dan menyerang lawannya. Ia mengayunkan belatinya pada perisai Astronov dengan combo yang luar biasa cepatnya. Meski tebasan demi tebasan dilancarkan secara beruntut, kerusakan yang diberikan Natt seolah embusan napas bayi yang tidak bisa melukai apa pun.

Natt sadar bahwa ini adalah hal yang tersulit melawan player berkelas Tanker. Skill Provoke memang sangat OP jika bertarung satu lawan satu. Apalagi jika digunakan melawan player yang tidak memiliki Crowd Control ataupun Cleanse seperti kebanyakan kelas Assassin. Durasi skill tersebut adalah 15 detik. Namun, ada jeda sekitar 8 detik untuk bisa digunakan kembali. Di situlah Natt punya kesempatan untuk menyerang balik.

Natt menghitung durasi efek dari provokasi yang diterimanya. Hingga tinggal dua detik tersisa, Natt bersiap untuk mengatur kombinasi skill yang akan digunakan.

Bersamaan dengan menghilangnya kemerahan pada mata avatar Natt, sang Assassin lekas mengambil lompatan jauh ke belakang.

"Sharp Claw!" Natt menaikkan daya serangnya dan bersiap menggunakan skill [Silent Ambush] untuk memberikan debuff Silence—kemampuan untuk mencegah player dapat menggunakan skill dalam beberapa waktu—kepada sang Tanker perak.

Natt berlari kencang—menerjang ke dalam jangkauan musuh. Ia telah memikirkan segalanya secara komprehensif. Tetapi, seolah Astronov telah membaca pola serangan yang akan Natt lancarkan, sang Tanker menampakkan senyuman yang begitu angkuh.

"Provoke!" Saat skill itu diteriakkan, seluruh player tersentak kaget tak percaya, termasuk Natt sendiri.

Skill [Silent Ambush] yang sedang diaktifkan pun langsung terbatalkan sebab dampak dari Provokasi yang diterimanya. Hingga membuat avatar sang Assassin kembali menyerang sang Tanker tanpa sempat menggunakan skill selanjutnya.

"Rune [Redux Cooldown]? Tanker memakai [Redux Cooldown]?!" Moowah tidak bisa mempercayai hal itu. Sebab itu adalah hal terakhir yang bisa dipikirkan oleh player berkelas Tanker sepertinya.

"Benar – benar tidak bisa dipercaya," tambah GranNea. "Dia begitu yakin jikalau musuh tidak akan dapat lepas dari provokasi. Sebabnya ia tidak menggunakan rune [Toughness] sedikit pun dan menggunakan hampir 80% pengurangan cooldown. Benar – benar nekat."

"J-jadi apakah Kapten Rexhea akan kalah?" Moddy gemetar ketakutan. Ia menggigiti jemarinya dan panik tidak karuan.

"Jika pola ini terus berlanjut … maka Mas Rexhea tidak akan bisa menang." Jauh di dalam benak GranNea, ia meyakini bahwa kemampuan dari player legendaris lima tahun yang lalu tidaklah sebatas ini. Tetapi menyadari bahwa sang pemimpin tim tidak memiliki waktu untuk memeriksa pertarungan PvP di masa sekarang, adalah sebuah kerugian yang besar.

Natt mencoba mengatur ulang kembali rencana di dalam kepalanya. Ia hanya punya kesempatan dua detik untuk menyerang lawannya. Tetapi, apakah itu pilihan yang tepat?

Belum lagi keanehan Astronov yang tidak menggunakan pedangnya untuk menyerang. Ia hanya membiarkan perisainya untuk diserang habis – habisan. Harusnya Astronov punya kesempatan untuk memberikan kerusakan sedikit demi sedikit pada karakternya yang terkena efek provokasi. Tetapi, mengapa sang tanker perak enggan melakukannya?

Natt hanya bisa berhipotesa.

"Apa kau sudah cukup berpikirnya, Assassin Kampung?" bisikan Astronov yang tiba – tiba menyadarkan kembali Natt kepada pertarungan.

Durasi provokasi akan lenyap sebentar lagi. Natt ingin berterima kasih karena telah diingatkan oleh Astronov. Sayangnya, Astronov tidak bermaksud demikian.

"Jika kau mengira aku akan memberikanmu celah untuk bersantai ria, kau salah besar, Newbie." Seutas senyuman sombong menyertai wajahnya yang cemberut.

Natt mengira – ngira. Tetapi itu sesuatu yang di luar pengetahuannya.

Sedetik sebelum efek provokasi berakhir, Astronov langsung menghantamkan pedang pada perisainya dan menimbulkan cahaya yang menyilaukan mata. Itu bukan skill Provoke. Itu skill yang berbeda.

"Counter Blast!" Sebuah ledakan yang kuat dari lapisan terluar perisai mementalkan Natt jauh ke belakang dan menimbulkan kepulan asap yang tinggi. Serangan yang tidak diduga itu berhasil mengurangi Bar HP sang Assassin sebesar 10%. "Hah! Itu yang akan kau dapatkan karena telah meremehkan—"

Sebuah belati melesat kencang dari kepulan asap menuju kepala sang Tanker. Dalam sepersekian detik, ia mampu menangkisnya. Mata Astronov hendak mengintip dari balik perisainya tetapi sebuah teriakan mengalihkan fokusnya.

"Blade of Death!" Seketika Astronov mendengar teriakan itu, sang Assassin telah berada di belakangnya dan bersiap memberikan serangan mematikan.

Dalam situasi yang bisa membuatnya terpuruk, Astronov lagi – lagi melemparkan senyuman yang penuh keangkuhan.

"Superior Full Swing!" Dalam sepersekian detik itu, Tubuh besar Astronov seketika berbalik 180 derajat dan perisainya telah siap menghadang belati yang akan menerkam.

Natt terkejut melihat kecepatan putaran tubuh sang Tanker. Tetapi ia tidak punya alasan untuk membatalkan skillnya. Serangan itu meluncur keras dan membentur perisai sang Tanker.

Sebuah dentuman keras menggema sampai ke luar zona duel. Hanya 5% dari Bar HP sang Tanker berkurang meski sudah terdapat 10 Superior Blood tertumpuk di tubuhnya. Pengurangan kerusakan yang signifikan itu disebabkan oleh sang Tanker yang berhasil mengeksekusi BLOCK dengan sempurna.

Selagi di udara, Natt menginjak perisai Astronov dan menggunakannya sebagai tumpuan untuk melompat jauh ke belakang. Setelah mendarat ke tanah, ia lekas menggunakan Stealth yang bisa melenyapkan keberadaannya sekaligus meniadakan serangan fisik selama durasi berlangsung. Karena Provoke adalah serangan fisik, ini adalah langkah yang tepat bagi Natt.

"Kau kira bersembunyi dengan skill kampungan itu akan menyelamatkanmu?" Sang Tanker langsung memukul tanah dengan perisai peraknya. "Dispell Stomp!" Skill yang diteriakkan Astronov menimbulkan gelombang energi yang menyapu udara dan mengetarkan tanah dalam skala yang luas, serta menghilangkan status positif yang dimiliki lawan yang terkena serangan tersebut.

Efek dari Stealth yang Natt gunakan pun menghilang tanpa jejak.

"Provoke!" Astronov melanjutkan combo skillnya dan mengikat sang Assassin kembali dalam taktiknya yang begitu sempurna.

Sang Assassin yang terkena efek provokasi kemudian meluncur dan hanya bisa menyerang perisai yang kokoh.

Tawa Astronov terus menggema. Rencananya yang berhasil itu membuatnya ingin mengucapkan makian dan hinaan pada player yang sempat membuatnya sangat kesal.

"Lihatlah dirimu! Hanya bisa menebas perisaiku yang tangguh! Lihat betapa menyedihkannya dirimu!"

GranNea, Moddy, dan Moowah hanya bisa terdiam menyaksikan sang pemimpin tim terjebak dalam combo musuhnya. Kekhawatiran mereka terlihat jelas dari raut wajah yang menegang kaku. Hanya berdoa dan menaruh rasa percaya yang bisa mereka lakukan. Namun, dalam benak masing – masing dari mereka terdapat ledakan kuat untuk meneriakkan nama sang Assassin agar tidak kalah.

Sementara itu, Natt tidak terpancing oleh ocehan Astronov. Matanya hanya fokus pada icon debuff provoke yang didapatkannya. Menghitung dengan teliti durasi yang tersisa.

"Percuma saja! Kau tidak akan terlepas dari combo yang aku ciptakan untuk mengalahkanmu!" Meski sudah mengoceh panjang lebar, raut sang Assassin tidak berubah. Itu membuat Astronov kesal dan lantas ia menggunakan skill [Counter Blast] untuk menghilangkan senyuman di wajah sang lawan.

Serangan dari Counter Blast mengurangi Bar HP Natt sebanyak 10% lagi. Sesaat Astronov hendak mengaktifkan skill Provoke-nya, sebuah belati terbang—melesat begitu kencang mengincar kepalanya.

"Taktik yang sama tidak akan berguna!" Astronov berhasil menghalau serangan Natt. "Meski tujuanmu agar menunda Provoke, hal itu percuma saja, Newbie!"

"Blade of Death!" Teriakan Natt yang tiba – tiba, menggema keras sampai ke luar zona.

"Percuma, dasar bodoh! Superior Full Swing!" Tubuh Astronov lekas berputar dan bersiap menghalau salah satu serangan bokong mematikan dari kelas Assassin. "Kau yang akan kalah—Di mana?!"

Mata Astronov tak melihat sang musuh yang harusnya sudah berada di depannya. Kemudian, sebuah bisikan lembut malah terdengar dari arah sebaliknya.

"Jangan mengira aku pasti akan mengaktifkan skill yang kuteriakkan, dasar bodoh." Belati Natt berhasil menembus jirak keperakan sang Tanker dan memberikan kerusakan yang cukup signifikan.

Astronov yang merasa terbodohi, geram dan langsung mengayunkan lengannya ke belakang. Tetapi Natt dengan mudah menghindar dan memberikan beberapa tebasan lagi.

"Percuma saja taktikmu itu! Provoke!" Teriakan keras dari Astronov itu menggelegar di angkasa. Natt maju dan menggunakan belatinya untuk menyerang sang Tanker.

Melihat kalau rencananya masih dapat berlanjut, sang Tanker tertawa terbahak – bahak. Tetapi tawa itu langsung lenyap saat belati Natt menebas lehernya.

"A-a-apa maksudnya ini?!" Sang Tanker gelagapan, ia bingung dan panik tak karuan. Kakinya mundur beberapa langkah sembari mengatur kuda – kudanya.

"Lihat baik – baik debuff yang telah kau terima, Sendok Garpu."

Astronov dengan cepat melirik status yang terlihat dibawah Bar HP miliknya. Ada icon debuff seperti Bleed dan—

"S-silence?!" Tak sempat Astronov menyempurnakan kalimatnya, Natt kembali menyerangnya secara beruntun. "Jangan kau kira silence dari skill Silent Ambush bisa membuatku gentar! Durasi dari silencemu hanya 5 detik!"

Benar apa kata Astronov. Durasi debuff Silence milik Assassin hanya bertahan 5 detik. Sebabnya, mata Astronov berfokus pada icon tersebut yang mulai redup—nyaris lenyap.

"Silent Ambush!" Belati Natt kembali menusuk jirah sang tanker dan memberikan kerusakan yang tidak bisa diabaikan. Ditambah lagi, debuff Silence yang harusnya lenyap kembali masuk dan memiliki durasi yang penuh.

"B-bagaimana mungkin kau bisa menggunakan skill itu lagi?" Mata Astronov langsung membulat—ia tersentak kaget tak percaya saat tahu alasan di balik rahasia lawannya. "Kau menggunakan rune Redux Cooldown juga?!"

"Heh, jika kau mengira bahwa aku tidak mengerti tentang PvP, kau salah besar, Astronov!"

Natt melanjutkan serangannya dengan mengaktifkan [Blade of Death]. Astronov yang terlambat sepersekian detik tak mampu memblock serangan mematikan sang Assassin.

Bar HP nya langsung turun hingga di bawah 45%. Astronov semakin marah. Ia pun mencoba menyerang sang Assassin. Tetapi tidak ada satu pun tebasan pedangnya yang mendarat ke tubuh lawannya.

Situasi kini terbalik. Natt terus menyerang tanpa memberi ruang untuk lawannya membalikkan keadaan. Acap kali debuff silence akan habis, Natt menggunakan skill [Silent Ambush] untuk menaikkan durasinya sembari meningkatkan DPS-nya tanpa henti.

Serangan tak henti dari sang Assassin mengurangi bar HP Astronov hingga di bawah 15%. Tetapi, wajah Astronov tidak menunjukkan keputusasaan yang diharapkan sang Assassin.

"Jangan mengira ini sudah berakhir, Newbie!" Sang Tanker menaikkan pedangnya tinggi ke angkasa dan meneriakkan skill ultimate miliknya. "Superior Guardian Blessing!" Skill yang diaktifkan oleh Astronov merupakan variasi tertinggi dari [Guardian Blessing]. Kemampuan tersebut memiliki efek menghilangkan status negatif—seperti silence—pada diri sendiri dan mendapatkan penyembuhan besar yang instan.

"Kau yang akan kalah, Assassin Kampung!" tandasnya lagi.

"Coba perhatikan Bar HP milikmu sekali lagi, Sendok Garpu."

Mata Astronov secepat kilat melirik dan Bar HP-nya tidak bertambah sedikit pun. Meski debuff silence telah lenyap tetapi debuff yang mirip seperti bleed itu tidak hilang sama sekali.

Mata Astronov yang nyaris keluar menunjukkan keterkejutan yang luar biasa.

"Jangan bilang kalau debuff ini heal reduction yang undispelled?!"

Di saat yang bersamaan, Natt yang telah berada di belakang sang tanker berbisik sangat pelan di telinga lawannya. "Duel itu tidak hanya dipengaruhi oleh level saja, Bocah."

Ucapan sang Assassin membuat Astronov semakin naik pitam dan menggeram. "Provo—!"

Menurut perhitungan Astronov, karena debuff silence telah dibersihkan saat durasinya masih 5 detik, berarti ia punya waktu sekitar 2 detik lagi sebelum lawannya menggunakan [Silent Ambush] sekali lagi.

Tetapi perhitungan itu meleset. Natt yang lebih dahulu menyerang, telah mengaktifkan [Silent Ambush] dan menebas punggung sang Tanker.

—teriakan Astronov itu tak dapat mengaktifkan apa – apa. Tak pula berarti apa – apa.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?!" Rasa takut semakin menggerayangi batinnya.

Natt berhenti menyerang dan memberikan penjelasan singkat terhadap player yang tak lagi memiliki hasrat untuk melanjutkan hinaannya. Dengan tatapan yang penuh keremehan, ia pun berkata dengan lancang, "Jika Silent Ambush digunakan pada musuh yang memiliki 10 tumpukan Superior Bleed, maka skill tersebut akan mendapatkan pengurangan cooldown sebesar 40%. Berkat rune [Redux Cooldown] dan pasifnya, skill milikku ini mendapatkan 100% pengurangan cooldown."

Mata sang Tanker melotot. Bibirnya mendadak beku. Penjelasan dari sang Assassin adalah bukti jikalau dirinya telah diberi kemudahan dalam duel ini. Astronov merasa sangat terhina. Dirinya yang merupakan player level 90 dipandang begitu rendah—bagaikan kecoak yang menjijikkan.

Kekesalan di dalam benaknya tak sanggup keluar untuk membentuk kata yang bisa membela harga diri ataupun keangkuhannya. Yang tersisa hanya tumpukan kedengkian yang membuatnya tak lagi bisa berpikir jernih.

Astronov menggeram murka lalu berteriak sembari menyerang membabi buta. Berharap pada kesempatan untuk membalikkan keadaan dengan sebilah pedang yang tak bisa memberikan kerusakan yang berarti.

Natt merangsek maju dan menebas beruntun musuhnya tanpa ampun. Diselingi skill [Silent Ambush], ia membuat lawannya tak bisa mengaktifkan skill sama sekali. Hingga belati itu pun menebas leher sang Tanker dan menghabisi Bar HP yang dimilikinya.

Astronov berteriak histeris menolak kenyataan. Tetapi tubuhnya langsung terpecah menjadi bulir – bulir cahaya yang menyilaukan dan menyisakan sebuah bola bercahaya biru di tempat ia baru saja dikalahkan.

Musik orkestra kemenangan langsung berkumandang dan zona pertempuran pun menghilang seketika.

[Adamantite Shield] Didapatkan!

Kemenangan sang Assassin disambut meriah oleh anggota party-nya. Mereka lekas menghampiri dan memeluk Natt erat. Kegembiraan menghiasi wajah – wajah mereka. Termasuk juga para binaan Astronov, mereka terkagum atas duel yang sangat luar biasa tersebut. Serbuan tepuk tangan yang meriah pun membanjiri suasana.

Tetapi, langit pun perlahan gelap. Awan – awan mulai berkumpul tanpa sebab. Gemuruh langit terdengar keras dan ganas. Tiba – tiba saja, sebuah petir kebiruan melesat dan menyambar tanah yang ada di dekat mereka. Petir itu membakar apa yang dilewatinya, merobek tanah dan menimbulkan getaran kuat yang disertai gelombang angin yang dahsyat, membuat semuanya langsung mempertahankan diri agar tidak terhempas.

Saat mengira itu adalah kejadian alami, mata seluruh player terbelalak atas penampakan yang terjadi.

Dari balik kabut asap yang mengepul tinggi, ada siluet lelaki yang memegang katana dan berdiri dengan sempurna di atas kawah yang berapi.

"Haduh, sepertinya aku terlambat menghentikan Astronov berbuat gegabah. Tetapi …." Lelaki itu pun mengayunkan pedangnya dan seketika menghapus kabut asap dan sekali lagi menimbulkan gelombang angin maha dahsyat. Api yang membakar sebagian hutan dan awan hitam di langit juga ikut lenyap bersamaan dengan ayunan pedangnya.

"Oh … Jadi engkau yang menghentikan Astronov? Aku berterima kasih karena telah merepotkanmu dalam hal ini." Lelaki yang memakai seragam elegan dan rapi itu tersenyum manis sembari sedikit membungkukkan kepalanya. Intuisi mengarahkan sorot matanya pada sosok Assassin yang tengah memandangnya balik.

—Dia pasti yang telah mengalahkan Astronov.

Player yang penuh karisma itu lekas menegakkan kembali badannya.

"Tetapi kekalahan salah satu player unggulan di depan anak guild baru adalah sebuah penghinaan yang harus dibayar kontan. Maka aku, Kibera dari Guild Arkadia, punya kewajiban untuk membalasnya." Senyuman di wajahnya tetap terpasang, tetapi nada suaranya mulai sedikit meninggi—penuh percaya diri. "Apakah engkau bersedia menerima tantangan dariku, Bang Jago?"

Bab berikutnya