"Bu Maya!" seorang Suster mengoyang-goyangkan tubuhku hingga aku tergeragap.
"Ibu mengigau ya." tanyanya sambil tersenyum. Penuh perhatian. Perlakuannya sangat ramah membuatku merasa di 'manusia"kan saat aku menganggap semua orang seperti jijik denganku dan menjauhiku. Atau mungkin ruang yang aku tempati adalah kelas yang elit, sehingga Pelayan Prima di tunjukan oleh suster itu. Untung saja, aku masih punya cukup uang sehingga kupilih ruang yang terbaik di rumah sakit ini.
"Iya Mbak, Maaf." Jawabku kepada suster muda yang mungkin usianya sekitar dua puluhan. sambil mengelus-elus kepalaku yang terasa pusing. Jadi kedatangannya Bram tadi itu cuma khayalanku Cuma mimpi. Ya Ampun, segitunya aku rindu dengan Bram sampai dia merasuk dalam mimpiku.
"Bagaimana kondisi ibu? Apa sudah mendingan?" tanyanya. Ingin sekali ku jawab kalau luka yang ada di liangku itu memang berangsur sembuh, tapi luka batin ini masih mengangga lebar.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com