Tak terasa makanan yang di atas meja telah lenyap. Veve sudah makan dan minta menambah satu porsi lagi. Sementara Rara tidak mau nambah. Walau perutnya belum terlalu kenyang. Ia lebih memilih minum teh manis panasnya.
"Huahh ... aku sangat kenyang," ujar Veve girang. Ia sudah menghabiskan makanan yang paling banyak dari yang lainnya.
Bahkan penjualnya juga menggelengkan kepalanya. Tidak menyangka kalau perempuan cantik dan memiliki tubuh yang membuat jakun pria naik turun itu makannya cukup banyak.
"Kamu sudah makan banyak-banyak, kok enggak tinggi-tinggi?" ledek Daren lalu tertawa.
"Iih, biarin aku pendek. Yang penting aku nggak nyusahin kamu, weekk," balas gadis itu sambil memeletkan lidahnya.
"Salah, Daren. Biarpun Veve nggak tinggi juga, yang penting kan tetap tumbuh. Masa kamu nggak tahu sih, Ren?" celetuk Danish.
"Tumbuh dari mana? Kalau tumbuh itu ke atas. Ini, si Veve kan tumbuhnya ke depan, hahaha!" tawa Daren dengan lantang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com