Satu hal yang Lenata pikirkan bahwa Calvino telah ingkar janji. Calvino nya sengaja mempermainkan perasaannya. "Awas saja kau, Vin. Jadi, kau ingin main-main denganku. Baiklah, kalau begitu kita lihat saja siapa yang akan menjadi pion, aku atau kau." Desisnya dengan menyungging senyum jahat.
--
Menjelang sore hari Calvino baru terbangun. Rasa sakit masih saja menyergap. Dia pun memegangi kepala yang terasa berdenyut-denyut hebat. Di suguhkan pada hal itulah yang memaksa kepala bodyguard bergegas menghampiri. "Bagaimana kalau saya panggilan dokter, Sir?" Tanyanya berselimut raut khawatir. Sebelah tangan kekar langsung mengayun ke udara seolah berkata, tidak perlu.
"Tapi, Sir … "
"Air putih." Lirihnya sembari memegangi kepala.
"Ini, Sir." Menyerahkan segelas air putih ke tangan Calvino. Setelah meneguknya hingga tandas Calvino kembali membaringkan tubuhnya. Dia pun mencoba untuk mereda rasa sakit yang berdenyut-denyut hebat.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com