Kim Sora POV
11 September 2019,
Aku terbangun ketika ku dengar suara telpon kamar hotelku berdering. Kulihat jam menunjukkan pukul 8.30 pagi.
"Halo?", suaraku terdengar parau
"Halo? Pagi Sora-ah..apa aku membangunkanmu?", tanya suara berat Namjoon dari sebrang telpon
"Nee..gwaenchana oppa", kataku sambil mengusap-usap kedua mataku
"Semalam kau tidur jam brp? Kalau kau masih mengantuk aku akan menutup telponnya agar kau bisa tidur kembali", kata Namjoon
"Ani. Aku sudah bangun sekarang. Aku langsung tertidur begitu sampai dikamar. Kepalaku agak berat karena terlalu banyak minum bir semalam", kataku sambil berusaha duduk di tepi tempat tidur
"Apa kau butuh sesuatu? Aku membawa obat pengar (mabuk) dari korea, aku akan mengantarnya ke kamarmu sekarang ya?", kata Namjoon terdengar khawatir
"Tidak usah oppa, aku akan mandi dan minum teh. Biasanya pengarku akan hilang setelah minum teh", jawabku sambil menguap
"Baiklah. Aku juga akan mandi dan sarapan. Kita berangkat ke Museum Louisiana jam 10 kan?aku akan menunggumu di lobi kalau begitu. Sampai nanti", lanjut Namjoon
"Nee..sampai nanti", jawabku sambil menutup telpon
Semalam kami mengobrol dan minum-minum di Green Island hingga pukul 11.30 malam. Sangat menyenangkan sekali menghabiskan waktu bersama mereka. Aku minum hampir dua gelas bir semalam. Namjoon bilang wajahku sangat merah. Kemudian Namjoon menghabiskan sisa bir ku karena khawatir aku akan muntah bila menghabiskan semuanya.
Sekarang kepalaku agak pusing. Aku memaksakan diriku berjalan menuju kamar mandi. Lalu aku melepas pakaianku dan membiarkan air dingin membasahi seluruh tubuhku.
Setelah mandi air dingin, aku merasa kepalaku sudah tidak terlalu berat lagi. Hari ini kami berencana untuk mengunjungi Museum seni modern Louisiana hingga siang hari. Lalu aku akan kembali lebih awal, karena aku harus bersiap-siap menghadiri pergelaran orkestra sahabat ayahku di Copenhagen Opera House. Sedangkan Namjoon dan teman-temannya akan melanjutkan kegiatan mereka berkeliling Copenhagen.
Hari ini aku memakai celana pendek denim yang dipadukan dengan blus putih motif bunga-bunga. Aku memakai flat shoes dan dan mengikat rambutku menjadi cepol sederhana.
Setelah sarapan di restoran hotel yang berada di lantai 3, aku bergegas menuju lobi untuk menemui Namjoon dan para sahabatnya.
"Annyeong..apa kalian tidur nyenyak semalam?", sapaku ketika melihat mereka berkumpul di depan pintu masuk hotel
"Ne..kami langsung tertidur pulas. Bagaimana denganmu?", tanya Tokki bersemangat
"Sama. Aku juga langsung tertidur", jawabku tersenyum padanya
"Kim Sora ssi..kau cantik sekali hari ini. Namjoon tidak akan bisa melepaskan pandangannya darimu", kata Donghyuk sambil merangkul Namjoon yang ada di sebelahnya
"Aku tak mengerti maksud ucapanmu", kata Namjoon berusaha melepaskan tangan Dohyuk dari pundaknya sambil tertawa-tawa
"Itu mobilnya!", kata Tokki menunjuk sebuah mobil SUV berwarna putih
"Kami menyewa mobil saat tiba di airport, karena kami pikir akan lebih praktis bila harus mengunjungi tempat yang agak jauh", jelas Namjoon kepadaku
"Sebetulnya aku ingin bersepeda selama di sini. Tapi pasti akan melelahkan bila harus mengunjungi pinggiran kota Copenhagen dengan mengayuh sepeda", kata Donghyuk menjelaskan sambil duduk di kursi pengemudi
Museum yang akan kami kunjungi memang lumayan jauh dari pusat kota. Dibutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk sampai kesana dengan menggunakan mobil.
"Kalian siap? Sudah pakai sabuk pengaman?", tanya Donghyuk
"Nee", jawab kami serempak
Donghyuk duduk di kursi pengemudi, dan Tokki duduk di sampingnya. Sedangkan aku dan Namjoon duduk di kursi penumpang. Sepanjang perjalanan kami mengobrol bahkan bernyanyi-nyanyi di dalam mobil.
"Namjoon-aah hentikaan", kata Tokki ketika mendengar Namjoon bernyanyi sebuah lagu ballad
Mobil kami ramai dengan suara tawa dan candaan-candaan. Hingga perjalanan selama 40 menit pun tidak terasa lama.
Ketika kami tiba di museum tersebut, hanya tampak sedikit pengunjung yang berdiri berkerumun di dekat pintu masuknya. Museum ini cukup besar bahkan memiliki halaman berumput yang luas dibelakangnya dengan pemandangan laut yang indah. Kami menghabiskan waktu selama 2 jam untuk berkeliling dan berfoto dengan karya seni yang dipamerkan disini.
Donghyuk sengaja merekam dan mengambil gambar Namjoon selama kami berkeliling museum. Namjoon bilang ia ingin membagikan kegiatan liburannya kepada ARMY. Setelah makan siang, kami memutuskan duduk-duduk di lapangan rumput sambil melihat pemandangan laut.
Ketika Namjoon pergi ke kamar mandi, Donghyuk dan Tokki menghampiriku
"Sora ssi..kau tau kan besok ulang tahun Namjoon?", tanya Donghyuk
"Ne. Tentu saja", jawabku
"Kami ingin membuat pesta, tapi masih belum tau dimana", katanya cemberut
"Bagaimana kalau di kamar hotel saja?", tanya Tokki
"Pasti Namjoon akan langsung tau bila kita lakukan di hotel", jawab Donghyuk
"Mmm...ada sebuah restoran korea di tengah kota Copenhagen, bernama Kopan. Aku rasa kita bisa meminta mereka untuk menyiapkan pesta disana", usulku kepada mereka berdua
"Wah..Sora ssi kau luar biasa! Idemu luar biasa", jawab Donghyuk bersemangat
"Apa kau tau nomer telepon mereka?", tanya Tokki
"Ne..sepertinya ada nomer telpon yang dapat kita hubungi", kataku sambil membuka ponselku
"Bagaimana?", tanya Tokki
"Ada. Aku akan menghubungi mereka dan meminta mereka untuk menyiapkan pesta sederhana", jawabku tersenyum
"Syukurlah", jawab Donghyuk
"Apa yang sedang kalian lakukan?", tanya Namjoon bingung melihat kami bertiga berbicara sambil berbisik-bisik
"Ani..hanya membicarakan tentang pemandangan indah ini", jawab Donghyuk beranjak pergi
Namjoon menatapku dengan bingung, aku hanya tertawa sambil mengangkat bahuku.
Pukul 2 siang, kami memutuskan mengakhiri kunjungan kami. Namjoon, Donghyuk dan Tokki akan mengantarku terlebih dahulu kembali ke hotel lalu mereka akan melanjutkan jalan-jalan mereka.
Ketika sampai dikanar hotelku waktu sudah menunjukkan pukul 3 siang. Aku langsung menghubungi Kopan untuk melakukan reservasi untuk jam 10 pagi besok. Aku meminta mereka menyiapkan balon-balon dan kue ulangtahun untuk Namjoon. Aku senang sekali karena mereka menyetujuinya dengan antusias.
Setelah semua persiapan pesta selesai, aku mulai bersiap-siap. Acara konser malam ini dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu pertunjukkan orchestra dan gala dinner (makan malam bersama). Acara akan dimulai tepat pukul 7 dan berakhir pada pukul 11 malam.
Pukul 6 sore, aku sudah selesai berdandan. Aku berdiri di depan cermin, aku tersenyum melihat pantulan diriku. Malam ini aku memakai gaun hijau panjang dengan sepatu hak tinggi dan clutch berwarna hitam. Aku hanya memakai sedikit riasan pada wajahku. Rambutku yang bergelombang kubiarkan tergerai. Kalung bulan sabit pemberian Namjoon tetap menghiasi leherku. Sejujurnya, sejak Namjoon memberikannya aku belum pernah melepaskannya sekalipun. Aku sangat menyukai kalung ini, liontin berbentuk bulan sabit kecilnya sangat indah sekali.
Tepat jam 6.15 sore, resepsionis mengabariku bahwa mobil yang akan mengantarku ke Opera House sudah tiba. Sebelumnya aku telah menyewa mobil dan memesan bunga dari layanan hotel ini. Aku sengaja berangkat lebih awal karena ingin menemui Fabio Nielsen untuk memberikan buket bunga secara langsung.
Aku tiba di Copenhagen Opera House pukul 6.30 sore. Bangunan gedung opera ini sangat megah. Tepat di depan gedung ini terdapat kanal. Aku dapat melihat istana Amalienborg yang ada di sebrang kanal dengan jelas. Indah sekali pemandangan ini.
Aku menuju ruang penerimaan untuk registrasi. Lalu menanyakan dimana ruang tunggu Fabio Nielsen berada pada petugas yang berjaga.
Mereka mengantarku menuju lantai 2 ke sebuah ruangan bertuliskan nama Fabio Nielsen di depan pintunya.
"Selamat sore Mr. Nielsen, perkenalkan saya Kim Sora, putri dari Kim Seo Jun", kataku memperkenalkan diriku pada Fabio (dalam bhs. Inggris)
"Aaah..selamat sore..terima kasih kau sudah hadir di acaraku. Ya ya..Seo jun mengatakan bahwa putrinya akan datang mewakilinya. Lihatlah dirimu Sora...kau terlihat semakin dewasa dan cantik seperi ibumu", kata Fabio menyambutku dengan semangat
"Terima kasih...Ayah dan ibuku meminta maaf karena tidak bisa hadir. Ini hadiah dari mereka untukmu", kataku sambil memberikan buket bunga yang sudah kusiapkan
"Terima kasih banyak. Aku sangat menyukainya. Cantik sekali", jawabnya sambil memandangi buket bunga tersebut
"Baiklah..aku akan menunggu di luar. Semoga sukses. Aku tidak sabar untuk menonton pertunjukkanmu Mr. Nielsen", kataku lagi sambil memeluknya
"Terima kasih aku sangat menghargainya Sora", jawab Fabio sambil mengantarku ke pintu keluar
Aku mengirim pesan kepada ayah dan ibuku, mengabari mereka bahwa aku telah bertemu Fabio dan sudah menyampaikan salam mereka.
Aku menunggu di depan pintu masuk ruang pertunjukkan sambil memandang istana Amalienborg dari jendela.
*tring
"Sora-ah, kau sudah sampai di gedung opera?", tanya Namjoon dalam pesannya
"Aku sudah tiba sejak tadi, oppa. Bagaimana jalan-jalanmu?", tanyaku
"Copenhagen sangat indah..kami bersepeda mengelilingi pusat kota. Saat ini kami sedang menuju restoran untuk makan malam. Oya, jam berapa acaranya akan selesai?", balas Namjoon
"Menurut jadwal yang tertera di surat undangan, acara akan selesai sekitar pukul 11 malam. Baiklah, aku pergi dulu ya..pintu tempat pertunjukkan sudah dibuka", jawabku
Aku mematikan ponselku dan ikut mengantri bersama pengunjung lain untuk memasuki tempat pertunjukkan. Banyak sekali tamu undangan yang menghadiri acara ini. Kulihat seluruh kursi penonton terisi penuh.
Acara konserpun dimulai. Aku sangat menikmatinya. Sudah lama sekali aku tidak menonton orkestra. Aku terkagum-kagum dengan permainan musik dan nyanyian mereka. Tak terasa 2 jam sudah berlalu. Kami menuju ruangan lain untuk makan malam dan mendengarkan pidato dari Fabian Nielson serta tamu undangan penting lainnya.