webnovel

KISAH DAGING SAPI REBUS

"Baik." Tang Wulin menyeringai. Dia sudah mulai merasa lapar.

Hidangan daging sapi rebus disiapkan dengan merebus daging dalam kendi tanah berwarna coklat muda. Setelah daging dibersihkan, daging diberi irisan bawang bombai dan jahe ke dalamnya. Kendi berguna untuk menahan kelembapan dan menjaga rasa selama proses merebus. Segera setelah daging berubah warna, sepuluh atau lebih jenis rempah-rempah yang berbeda ditaburkan ke dalam kendi kemudian melanjutkan rebusan. Kemudian daging akan menjadi lembut dan empuk, dan rasa rempah-rempah akan berpadu dengan baik dengan daging. Ini adalah hidangan terkenal di Kota Laut Timur.

Toko itu berukuran kecil, dan meja masak terletak di luar toko. Ada seratus api kecil dan di atas meja ada kendi tanah berisi daging sapi rebus yang gurih. Uap yang keluar dari kendi ini menyebabkan getaran kecil pada tutupnya. Suara dengungan lembut menggema dari kendi saat aroma manis dan menyengat memikat orang yang lewat di jalan.

Di dalam toko hanya terdapat lima meja persegi yang berukuran biasa-biasa saja, dan bisa memuat sekitar dua puluh atau lebih pelanggan. Saat ini, setengah dari toko telah terisi.

Sekarang sudah pertengahan musim gugur dan suhu menurun seiring berlalunya waktu. Pintu masuk menyambut pelanggan dengan semburan kehangatan dan aroma daging sapi rebus. Ini adalah perasaan yang nyaman di rasakan.

Gu Yue terkejut dan melihat ke arah Xie Xie. "Aku terkejut mengetahui tuan muda kaya sepertimu makan di toko pinggir jalan."

Kali ini Xie Xie tidak repot-repot membalas perkataan Gu Yue. "Daging rebus di toko ini dulunya adalah makanan kesukaan ibuku, dan kadang-kadang aku datang kemari untuk makan." Saat Xie Xie berbicara, dia sudah masuk ke dalam toko dan memilih tempat duduk di meja yang paling jauh di dalam toko.

Tang Wulin memanggil Gu Yue sebelum mengikuti Xie Xie masuk ke dalam toko dan duduk di hadapan Xie Xie.

"Oh. Xie Xie telah datang dan membawa teman-temannya. Hidangan yang biasa?" Pemilik toko ini adalah seorang pria paruh baya. Dia mengenakan celemek bernoda minyak yang diikat di pinggangnya dan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Iya, Paman Li. Terima kasih." Xie Xie tersenyum saat mengucapkan terima kasih.

Tiga porsi daging rebus segera di antar kepada mereka bersama dengan tiga mangkuk nasi dan lauk sayur.

"Ini adalah pertama kalinya aku melihatmu membawa teman. Ini adalah lauk dari rumahku." Paman Li tersenyum saat berbicara dan membelai kepala Xie Xie seolah-olah Xie Xie adalah keponakannya sendiri.

Tang Wulin terkejut saat melihat interaksi mereka. Xie Xie terobsesi dengan kebersihan, dan sejauh ini tempat tidurnya adalah yang paling bersih di asrama. Tapi pada saat ini, Xie Xie tidak keberatan saat pemilik toko pinggir jalan ini menyentuhnya. Selanjutnya, Xie Xie tersenyum tanpa ada tanda-tanda merasa tidak nyaman. "Terima kasih, Paman Li."

Karakter Xie Xie yang Tang Wulin dan Gu Yue ketahui hancur oleh perilaku Xie Xie saat ini.

Xie Xie menanyai mereka. "Apa yang kalian tunggu? Cepat makan." Dia sudah membuka tutup kendi saat berbicara. Pada saat itu, gelombang keharuman yang kental menguar keluar dari dalam kendi. Kaldu itu berwarna emas tua dan potongan kecil daging sapi terlihat di dalamnya. Potongan daging ini sangat empuk sehingga langsung hancur saat Xie Xie menusuknya dengan sumpit.

Dia mengambil sepotong daging dengan hati-hati dan meletakkannya di mangkuk nasi kemudian memakannya. Wajahnya sangat puas.

Tang Wulin sudah lama kehilangan kesabarannya. Dia mengikuti cara makan Xie Xie dan mulai makan.

"Ini enak." Tang Wulin menyuarakan pujian karena itu benar-benar enak. Aroma kuat dari daging sapi dan kuahnya merupakan perpaduan indah antara kesegaran dan rasa asin yang dipadukan sempurna dengan nasi. Itu adalah kombinasi yang sempurna.

Gu Yue mencoba satu suap dan tersenyum.

Ini adalah toko kecil dengan lampu kuning suram dan perabotan using. Tapi makanannya sangat lezat. Daging sapi, kaldu, lauk, dan nasi. Keempat hidangan ini memberikan kehangatan dan kenyamanan bagi pelanggan.

Meskipun mereka bertiga menjalani pelatihan khusus selama tiga bulan, namun momen seperti ini tidak pernah terjadi selama latihan mereka yang ketat. Suasana harmonis ada di sekitar mereka.

"Paman Li, aku ingin sepuluh lagi." Xie Xie melambai ke arah Paman Li karena dia tahu betul kemampuan makan seseorang.

Tang Wulin menggaruk kepalanya dengan canggung. "Terima kasih. (terdengar seperti nama Xie Xie)"

"Apa?" Xie Xie mengangkat kepalanya melihat Tang Wulin.

Tang Wulin memasang wajah tidak berdaya saat menjawab. "Namamu tidak bagus sama sekali. Aku mencoba mengucapkan terima kasih."

Xie Xie tersenyum pahit dan matanya agak merah. "Ibuku memberiku nama ini. Dia mengatakan padaku bahwa dia memilih nama ini karena dia kebetulan menemukan sesuatu yang dia syukuri. Hal terbaik yang terjadi dalam hidupnya adalah pertemuan tidak sengaja dengan ayah, tapi,.." Wajah Xie Xie menjadi pucat dan tangannya mencengkeram sumpitnya dengan keras.

"Ibumu?" Tang Wulin bertanya dengan hati-hati. Meskipun dia tahu keluarga Xie Xie kaya, ini adalah pertama kalinya dia mendengar masalah keluarganya.

"Ayah selalu sibuk sepanjang hari. Bahkan ketika ibu sakit parah, dia tidak pulang. Di saat-saat terakhir ibuku, dia hanya ingin melihat ayah sekali lagi, tetapi ayah datang terlambat. Aku tidak pernah bisa melupakan malam itu. Air mata ibu dan penyesalan di dalam matanya saat genggaman di tanganku akhirnya kehilangan kekuatannya. Aku benci ayahku. Aku membencinya. Aku juga membenci namaku. Jika bukan karena pertemuan kebetulan itu, ibu tidak akan,.."

Saat berkata sampai sini, Xie Xie menjatuhkan dirinya ke atas meja.

Di tempat ini, tampaknya Xie Xie telah menghilangkan semua kesombongan yang dia tunjukkan ketika pertama kali mereka bertemu. Ini juga pertama kalinya Xie Xie membagikan pemikirannya kepada mereka.

Saat ini, Paman Li datang ke meja mereka dengan kendi daging sapi rebus. Saat dia meletakkan kendi di atas meja, dia mendesah. "Anak ini sangat menyedihkan. Ibunya senang membawanya ke sini. Tetapi setelah ibunya pergi, dia hanya datang kemari dengan membawa kenangan tentang ibunya. Jangan menyalahkannya untuk itu. Aku sangat jarang melihatnya datang bersama teman-temannya. Aku sangat senang untuk itu. Dia masih seorang anak kecil tetapi beban hatinya sangat berat. Tolong hibur dia."

Tang Wulin menepuk punggung Xie Xie. Gu Yue yang duduk di samping samping Tang Wulin menatap Xie Xie yang sedang menangis. Matanya seperti memikirkan sesuatu.

"Hei, jangan menangis. Aku akan menarik kembali kata-kataku dan membiarkanmu melakukan apa pun padaku hari ini." Gu Yue menendang kaki Xie Xie.

Xie Xie mengangkat kepalanya dan menyeka air matanya dengan lengan bajunya. "Bukankah aku berbau koin?"

Gu Yue mengerutkan bibirnya kemudian berkata, "Jadi bocah ini suka menyimpan dendam."

Xie Xie memjawab dengan keras. "Kita lahir di tahun yang sama dan kamu bahkan lebih muda beberapa bulan dariku. Jika aku anak nakal, maka kamu itu apa? Gadis nakal?"

Gu Yue membuka tutup kendi baru dan menundukkan kepalanya untuk makan. "Aku tidak akan bertengkar dengan orang yang baru saja menangis."

Saat ketiganya meninggalkan toko daging rebus, Paman Li menatap sosok mereka dan menghela napas. "Anak-anak zaman sekarang memiliki nafsu makan yang besar."

Makan daging sapi rebus tidak hanya membawa kehangatan bagi Tang Wulin dan teman-temannya, tetapi tanpa sadar telah merajut ikatan yang kuat di antara mereka.

Udang besar panggang dengan taburan garam menjadi santapan berikutnya. Udang besar dan segar ini di tusuk dengan tusuk bambu kemudian di panggang di pemanggangan batu bara dan diberi taburan garam.

Tang Wulin memperlihatkan sikap dewa rakusnya. Saat mereka bertiga pergi dari satu toko ke toko yang lain, percapakan mereka dipenuhi kebahagiaan dan tawa.

"Aku kenyang." Gu Yue memegang bahu Tang Wulin untuk menahan diri sementara Xie Xie melakukan hal yang sama di sisi lain.

Tang Wulin tersenyum saat berbicara. "Jika nafsu makanmu tidak cukup besar, jangan mencoba makan seperti dewa rakus ini."

Xie Xie memutar matanya. "Dewa rakus apa? Kamu hanya seorang pecinta makanan. Itulah yang ingin aku katakan saat pertama kali aku melihat selera makanmu yang luar biasa."

Tang Wulin berkata dengan tenang. "Ayo, kita lanjut makan karena ada kamu yang membayarnya."

Xie Xie berteriak dengan heran. "Kamu masih punya ruang untuk makan?"

"Bukankah orang ini sudah makan cukup banyak yang setara dengan seekor sapi utuh saat kita menyusuri toko di sepanjang jalan?"

Tang Wulin menjawab dengan bangga, "Betul."

"Ah, ada apa di sana?" Gu Yeu berkata tiba-tiba.

Tang Wulin dan Xie Xie menoleh mengikuti pandangan Gu Yue. Sepertinya ada keributan dekat pintu masuk area makan pinggir jalan ini dan ada banyak penonton yang berkerumun.

Posisinya sepertinya dari toko daging sapi rebus.

Bab berikutnya