-Moirai Valentine-
Dia seperti mimpi buruk yang muncul bersamaan dengan bintang jatuh. Antara malu dan mau.
---------------------------------
-Lorong sekolah, 03.45 Pm.-
Satu kata untuk perwakilan dirinya saat ini, yaitu bodoh!
Maura semakin beringsut di balik tembok, mendekap ranselnya demi menghindari seseorang yang sudah dua hari ini menerornya. Atau lebih tepatnya mencari-cari kehadiarannya.
Damn it!!
Padahal Maura sengaja mengulur waktu untuk pulang sedikit lebih belakang dari pada anak-anak lainnya. Tujuannya tentu saja untuk menghindari pertemuan dengan kekasihnya, Erlannga Lorenzo.
Maura merutuki semuanya, rasa malunya dan juga gensinya. Sialan!!
Ia juga sudah memastikan menonaktifkan ponselnya selama lebih dari empat puluh delapan jam ini. Penghindaran unfaedah.
"Kemana dia?" tanya seseorang.
Degh ….
Itu suara Erlang. Jelas kekasihnya itu sempat melihatnya yang hampir melompat dari pagar tadi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com