webnovel

Kekecewaan Terdalam

Mendung awet ini terasa menyesakkan. Udara dingin seolah menjadi peran pendukung yang mamou mengolah mood seseorang menjadi lebih buruk. Kesialan rupanya begitu betah hinggap di pundaknya.

Simon memacu Maserati menebas jalanan padat. Meski kecepatannya terbilang lebih rendah dari beberapa saat sebelumnya, namun isi pikirannya jauh lebih kacau. Masalah tak hanya berputar antara dirinya, Ashley, juga bocah kurus tengil itu. Perkara ini sudah sangat jauh dari isi kepalanya, bahkan Simon hampir saja melupakan jika saja tak mendapat panggilan telepon dari orang itu.

Dug!

Dug!

Dug!

Stir menjadi pelampiasan paling dekat, Simon memukulnya berulang kali dalam tempo cepat dan keras. Giginya gemeletuk di dalam mulut, digigit kuat-kuat sampai rahangnya mengeras dan menimbulkan urat-urat saraf.

Ada yang bilang jika masalah cenderung datang berurutan, disaat kita sedang jatuh pasti setelahnya akan lebih menderita. Seperti menganak biak layaknya lalat yang bertelur di dalam daging busuk.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya