Hembusan angin malam di luar gerbang lebih kencang daripada di dalam. Kedatangan mereka yang meniup belaian rambutku seolah-olah suatu pertanda bahwa ketidakterdugaan alam dapat menyentuh kapan saja.
Permukiman kumuh mulai bertebaran di luar jalan Kota Sumedang. Mereka yang tidak beruntung untuk membeli tanah di dalam kota mungkin berakhir di sini. Satu-persatu dari mereka mulai mengerubungi barisan kami.
Mereka meminta dan terus meminta. Segala upaya dan alasan mereka lontarkan hanya sekeping koin dari para petarung kaya disekitarku. Tapi fisik mereka sudah cukup memberi tahu kondisi yang dialami mereka saat ini.
"Menyingkirlah kalian para penyamun!" teriak Si Koboi terdengar puitis. Sepatu botnya menendang tubuh kecil orang-orang malnutrisi ini. Dengan tenaga yang cukup, sepatu bot itu mungkin akan meremukkan tubuh rapuh mereka hingga berkeping-keping.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com