Melihat Zoevanca dan Sullivan begitu dekat, Shireen merasakan sesuatu di dalam hatinya. Perasaan yang sudah lama hilang, tidak bisa ia tafsirkan tapi menyentuh relung kalbunya. Shireen pergi ke dapur menyimpan gelas yang ia bawa ke dalam kamar.
Sullivan dan Zoevanca masih terus bicara sampai malam hari. Baru Zoevanca pamit untuk pulang, itu pun karena Sullivan sudah menyindirnya soal jam. Memang benar Zoevanca mulai nyaman dengan Sullivan. Jika sudah bicara, maka tidak mau berpisah.
Di parkiran Zoevanca tidak langsung masuk mobil. Sullivan masih setia mendampinginya. Waktu menunjukkan pukul delapan malam, bagi Zoevanca masih belum terlalu malam untuk pulang. Tapi, ia juga tidak enak terus disindir oleh Sullivan.
"Ayo masuk mobil!" desak Sullivan.
"Masih betah," rajuk Zoevanca, bersikap manja.
"Lain cerita kalau lo masih lajang. Mau sama gua sepanjang malam juga nggak masalah."
"Jaman sekarang jangan terlalu kolot."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com