"Eh? Lumayan apa?" Tan memiringkan kepalanya ke samping karena tidak memahami maksud Luthfi, salah satu anggota empat hulubalang.
"Makanan penghangat tubuh, tuan!" sambung Buyung mendekati Luthfi yang sedang menimang-nimang ular yang cukup besar itu. Sebesar lengan orang dewasa!
Mata dan mulut Tan membulat mendengar penuturan Buyung yang diangguki Luthfi dan juga tawa.
Aisyah mengusap ke dua lengannya melihat Luthfi dan Buyung membawa ular dengan senyum ceria. Karena meski pun dirinya adalah tabib yang dikenal bisa mengolah empedu ular atau daging ular menjadi serbuk obat untuk menghangatkan tubuh, tapi Aisyah tetap saja merasa geli melihat ular secara langsung.
"Kenapa kamu begitu?" Yusuf melihat heran pada Aisyah.
"Tidakkah kamu merasa ngeri melihat ular itu?" Aisyah balik bertanya.
Yusuf berjalan menyusul Tan, Raja Kecil dan Tengku Kamariah. "Tidak. Kamu sendiri kenapa seperti itu? Bukankah kamu juga menggunakan obat penghangat tubuh yang bahannya menggunakan ular?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com