Chapter 23
It's Not Fucking Jokes
"Aku harus ke restoran pukul dua," ucap Vanilla sambil mengelus bulu-bulu di dagu Nick.
Nick meraih telapak tangan Vanilla, mempermainkan jari gadis itu. "Kau baru saja tidur dua jam, Mi Amor."
"Kau membuatku tidak tidur," gumam Vanilla, wajahnya bersemu merah mengingat bagaimana ia dan Nick menghabiskan sisa malam.
Nick melirik jam digital yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya. "Ini masih pukul delapan, kau masih memiliki waktu untuk tidur."
Jemari Vanilla mengelus dada Nick yang ditumbuhi bulu-bulu lebat. "Sebenarnya aku lapar, tapi mataku tidak bisa berkompromi," erangnya.
Ia menyapukan bibirnya di dada Nick lalu membenamkan wajahnya di sana, menghirup aroma khas pria itu sambil lalu memejamkan matanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com