webnovel

Scene 2

'Paddle, oh.my.god. paddle... yesh daddy I want it, please give it to me!!'

Meskipun otakku terus berteriak ingin cepat-cepat mendapat kenikmatan itu tapi aku harus mengendalikan diri. Jadi aku menjawab dengan suara bergetar dan senyum yang sedikit tersungging di bibirku.

"Y-yes daddy"

Tubuhku terasa semakin panas, pen*s ku sudah sangat tegang sampai rasanya sakit sekali, aku bisa merasakan underwear ku basah karena tetesan precum. Ingin sekali aku memohon daddy untuk segera menghujaniku dengan miliknya yang besar itu tapi... tapi... Akkhhhhh~

Tiba-tiba paddle mendarat ke bagian dadaku, tepat di niple ku. Seketika rasa sakit menguasaiku dan turun ke pen*s ku yang sudah terasa basah.

"Ah!"

"Sakit?"

"Tidak sakit"

"That's good" Setelah mengatakan ini paddle mendarat lagi di niple ku yang satunya. Aku menggigit bibirku agar suara rengekan tidak keluar.

"Sshh jangan ditahan, boy"

Aku masih belum terbiasa dengan situasi dimana orang lain bisa mendengar desahan dan teriakan ku. Daddy memberikan dua hentakan lagi dan menggantikannya dengan bulu-bulu halus dan lembut, daddy memainkan niple ku dengan bulu yang sebelumnya dia gunakan.

"Ahh~"

Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan suaraku. Setelah rasa sakit dari paddle yang mendarat di niple ku sekarang rasa sakitnya sepenuhnya digantikan dengan kenikmatan dari bulu-bulu halus itu.

"Y-yes daddy, lagi.. lagi!"

Tepat setelah aku mengatakannya daddy memberikan tamparan paddle di kedua niple ku lagi. Teriakanku memenuhi ruangan.

Paddle dan bulu bergantian menyerang niple ku. Kepalaku terasa berputar, rasa sakit dan nikmat membuatku perlahan melupakan fakta bahwa ada orang lain yang sedang memperhatikan.

"Apa kau suka, baby boy?"

"Ywess daddyh.. ahh~"

Tubuhku siap menerima kenikmatan yang diberikan daddy pada kedua bagian tersensitif di dadaku lagi. Tapi setelah aku menunggu tidak satu tamparan pun datang. Sebaliknya aku merasakan nipple ku di cubit oleh sesuatu semacam penjepit kertas.

"Ahh..."

"Do you know what is it, baby boy?"

"No, daddy"

"It's called nipple clamps. Alat ini akan membuatmu merasakan kenikmatan lain di bagian nipple mu"

Benar saja, sekarang aku mengerti maksud daddy, rasanya benar-benar nikmat. Setelah daddy memasang dan menyesuaikan ketegangan alat itu, rasa sakit segera menjalar ke tubuhku. Nipple ku yang dari tadi sudah diberikan perawatan yang sedemikian rupa oleh daddy harus menerima perawatan ini lagi, kebahagiaanku tak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata!!

Ketika aku pikir bahwa nipple ku tidak akan merasakan kenikmatan yang lebih lagi, tiba-tiba daddy menjulurkan lidahnya dan menjilat bagian yang terasa sakit. 'OMG!!!'

"Ah ah ah yesh daddyh Ahh–"

Lidah daddy yang hangat dan licin menelusuri bagian itu, membuatku mendesah dan terus mendesah. Tidak mampu merangkai satu katapun.

Tidak lama setelahnya daddy melepaskan nipple ku dari jeratan lidahnya.

"Daddyhh lagwyhh~"

"Sshh, behave boy!"

"Yes, daddy"

Seketika aku menurut, aku takut jika aku tidak menurut daddy akan menghentikan scene ini.

Aku mendengar suara rantai yang dilepaskan, tak lama kemudian kaki dan tangan ku bisa bergerak bebas lagi. Daddy membantuku pindah dari kursi ke meja kecil yang hanya seukuran tubuhku saja.

Daddy memposisikan tubuhku ala doggy style, daddy berdiri didepanku, kemudian aku bisa merasakan dagu ku diangkat oleh jemari daddy, lalu daddy mengelus bibirku dan memasukkan ibu jarinya kedalam mulutku, otomatis aku menghisap dan menjilatinya seolah ibu jari ini adalah pen*s daddy. 'Yummy!'

"Kau tau siapa pemilik bibir dan mulut mu ini, boy?!"

"Ist's youwrs dwady"

"Good"

Kemudian daddy mengeluarkan jarinya dan mengusap bibirku yang sudah basah karena saliva yang mengalir.

Lalu aku mendengar suara langkah kaki daddy mengelilingi meja ini, tiba-tiba aku merasakan remasan yang kuat pada bokongku.

"Ah"

Daddy terus meremas bokongku sambil sesekali menamparnya dengan telapak tangannya yang besar itu. Aku memposisikan tubuhku, bokongku berada di posisi lebih tinggi sedangkan pinggangku melengkung dengan indah kebawah.

Aku mendengar suara daddy lagi bertanya padaku, "Kau tahu siapa pemilik tubuhmu ini, baby boy?"

"It's yours daddy"

"Good. Karena ini milikku maka bukankah aku bisa menggunakannya dengan senang hati?"

"Yes, daddy Yeshh!"

Tiba-tiba suara Ctarrrr memenuhi ruangan bersamaan dengan rasa sakit, panas dan kenikmatan yang menyebar.

"Akhh.... yeshhh!"

Daddy menggunakan flogger untuk bermain dengan bokongku. Rumbai-rumbainya menyebar dan menampar bokongku yang menyebabkan kulitku berubah warna menjadi merah.

Suara tamparan flogger yang menyentuh kulit terus terdengar di ruangan ini, dua kali, tiga kali, empat kali, lima kali....

"Dwaddyyhh... ah ah ah.."

Aku bahkan bisa mendengar nafas daddy yang memburu dibelakang tubuhku. Tubuhku melengkung menikmati permainan yang disuguhkan daddy.

Daddy berhenti digantikan dengan gel dingin yang menyentuh hole ku, seketika aku menjerit.

"Akhh daddyhh... lagi~ lagiiihhh~"

"Ssshh, apa kau lupa tubuh ini milik siapa?"

"It's yours.. yours daddyhh"

"Good boy, now, behave!"

"Meskipun aku merasa spanking daddy masih belum cukup tapi aku tetap ingin bagian ternikmat, yaitu anu daddy, eh.

Daddy mempersiapkan hole ku agar bisa dimasuki miliknya, perlahan sesuatu masuk kedalam hole ku, aku mengerang. Tiba-tiba benda itu bergetar didalam hole ku, aku menjerit. Ini bukan pen*s daddy, ini dildo! akhhhh!!!

"Dwaddyyhhh...."

"Yes, baby boy?"

"Mau punya daddyyyhhh"

Bukan menurutiku, daddy malah mempercepat gerakan dildo itu, dildo menembus hole ku dengan ganas.

"Ahhh~"

"Ahhh~"

"Daddyyhhh~"

Kemudian aku merasakan flogger mendarat di bokongku dengan keras. Seketika teriakan dan desahanku memenuhi ruangan, aku merasa saliva ku mengalir keluar, mataku yang tetutup membuatku benar-benar pergi jauh ke dalam subspace*. Bunyi slap dan getaran dildo membuatku jatuh kedalam kenikmatan tak berbatas.

*Note: Subspace: That very special place the submissive or masochist enters when he/she reaches a natural chemical high and/or change in mental and/or emotional balance of the brain chemistry, and state of mind. Best achieved when total trust is in place with his/her Dominant, and one totally immerses themselves in an intense BDSM scene. Note: The sub may not be capable of making rational decisions about his/her safety and well-being at this point, thus it is the responsibility of the Dom to provide for the welfare of his/her sub, this is known as, "aftercare".

Hentakan flogger berhenti, tapi kecepatan dildo bertambah, samar-samar aku bisa mendengar suara langkah kaki daddy yang tenang, kemudian langkah daddy berhenti tepat di depan ku. Tangan daddy mencengkeram rahangku dan memaksaku membuka mulutku lebar-lebar.

"Look, how beautiful you are!"

Daddy sepertinya menatap wajahku yang tenggelam dalam subspace yang dibalut dengan kenikmatan yang kurasakan dibawah sana.

"Dwaddyhh~"

"Yes, boy?"

"Moree~"

Tanpa peringatan daddy menyodokkan pen*snya yang marah kedalam mulutku, reflek, aku langsung membuka mulut selebar-lebarnya membiarkan daddy menikmati seluruh bagian tubuhku yang telah menjadi miliknya ini.

"That's it.. so good, emut terus, baby"

Nafas daddy terdengar semakin berat, kecepatannya pun bertambah, miliknya yang besar itu menghujani mulutku. Rasa khas precum daddy bercampur dengan salivaku, lidahku mulai menggila.

"Mnh.."

Tiba-tiba daddy menarik pen*snya dan dengan cepat memutar tubuhku, membuat bagian belakang tubuhku lebih dekat dengannya. Daddy mencabut dildo sialan itu dan membuangnya ke sudut ruangan lalu segera mengganti benda itu dengan miliknya yang jauh... jauh lebih besar dan keras!

"Aaahhhhhh~ ywesshhh daddyyyhhh.."

Daddy dengan cepat memberikan hentakan keras dan langsung menyentuh sweet spot ku, kenikmatan yang dirasakan hole ku segera menyebar sampai ke ujung jari kaki, ku angkat tinggi-tinggi bokongku agar memudahkan gerakan daddy.

"Ah ah ah..."

"Yesh daddyhh~"

Milik daddy keluar masuk di dalam hole ku, seluruh tubuhku semakin memanas, aku tidak bisa lagi menahan berat tubuhku, tangan ku melemas, saat tubuh bagian depanku hampir terjatuh daddy menarik rantai yang terhubung dengan leherku, seketika tubuhku kembali ke posisi semula dengan daddy yang terus menarik rantai itu.

"I'll go harder, boy!"

"Yeshh daddy, harder please, harder~"

"That's my good boy"

"Ywess, I'm your good boy... ah ah ah~"

Daddy langsung memenuhi ucapannya, seketika gerakannya menjadi lebih liar dari sebelumnya, hentakan demi hentakan menembus hole ku, cengkraman daddy pada rantai lebih kuat memastikan agar aku tidak tersungkur kebawah.

Aku tidak tahu apa-apalagi setelah kenikmatan yang bertubi-tubi itu menembus tubuhku. Aku merasa jatuh terlalu dalam di subspace, aku bahkan tidak ingat sudah berapa kali milikku memuntahkan cairan putih itu. Setelah hujan tarikan dan dorongan dari daddy aku merasakan holeku penuh dengan cairan daddy. Kemudian dua hentakan keras lagi dan daddy mendekatkan dadanya yang bidang ke punggungku yang sudah sangat lengket karena keringat.

Nafas daddy yang masih memburu terdengar begitu dekat ditelingaku, daddy membisikkan sesuatu seperti "You're awesome, that's my baby boy"

Samar-samar aku merasa daddy mengeluarkan miliknya dan segera membawaku kedalam pelukannya, kesadaranku masih sepenuhnya berada dalam subspace. Daddy berulang kali bertanya,

"Baby, are you there? come to daddy boy"

"Kembalilah sayang, daddy menunggumu"

Daddy masih berbisik ditelingaku dan terus memberikan aftercare berupa sentuhan-sentuhan hangat dan ciuman di setiap bagian tubuhku. Perlahan, kesadaranku kembali, aku mengerjapkan mataku dan memanggil nama daddy.

"Kau kembali, thank you baby" daddy mencium puncak kepalaku.

Aku memperhatikan sekitar, ternyata kita sudah di kamar pribadi daddy di wooden box.

Hello It's Akii~

How are you my dear readers?

Makasih banget buat readers yang udah support Akii dengan power stones dan komentar yang menyenangkan:)

Maaf ya upload nya lama banget:') tapi kali ini Akii kembali dengan membawa 2 chapter~

I would be happy if you gimme gift and motivation:D

Thank you~

Akigasukicreators' thoughts
Bab berikutnya